x

Ilustrasi Virus Corona. (Freepik.com)

Iklan

Rahmat Nauwalul Qolbi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Januari 2021

Kamis, 21 Januari 2021 13:12 WIB

Sesat Fikir Masyarakat terhadap Virus Corona di Indonesia

Sesat Fikir Masyarakat Terhadap Virus Corona Di Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sesat Fikir Masyarakat Terhadap Virus Corona Di Indonesia

Karya: Rahmat Nauwalul Qolbi

Sesat fikir merupakan suatu aktivitas otak (berfikir) yang tidak logis yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan berfikir secara sesat (ngawur) tidak sesuai data yang valid. Para pelaku melakukan sesat fikir dengan cara sengaja menyesatkan orang lain, padahal korban tidak sesat fikir (dihasut). Mereka selalu mempengaruhi khalayak umum dengan argumen-argumen yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan kenyataannya. Tentu ini perbuatan yang sangat tidak terpuji karena mempengaruhi khalayak dengan argumen sesat fikirnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain Covid-19 (virus corona) merupakan penyakit yang bersifat pandemi (mendunia) yang sedang manusia bumi hadapi sekarang ini. Covid-19 bermula di kota Wuhan, China yang diakibatkan karena pasar bebas yang menjual berbagai macam makanan dan makanan tersebut tidak dimasak atau diolah terlebih dahulu (mentah). Salah satu pembeli sedang berbelanja dan membeli daging hewan keleawar yang diduga sudah mengandung virus corona tersebut. Virus ini sangat mudah menyebar dengan cara kontak fisik langsung dengan sang penderita maupun melewati pernafasan (udara). Mudahnya penyebaran virus ini membuat virus corona cepat menyebar rata di Negara China dan menyebar luas ke bebagai benua hingga ke seluruh dunia dan mejadi pandemi. Virus ini telah satu tahun lebih diperangi oleh seluruh masyarakat dunia (Desember 2019-Sekarang).

 

            Sesat fikir masyarakat mengenai pandemi covid-19 sekarang ini memang bukanlah hal yang mengejutkan, bagaimana tidak karena setengah dari masyarakat Indonesia mempercayai adanya virus corona sedangkan sebagian lagi ada yang tidak mempercayai bahkan menganggap pandemi covid-19 merupakan konspirasi saja. Hal tersebut sudah tersebar lewar berbagai media sosial dan surat kabar secara cepat, dengan cepat pula pemerintah menaggapi bahwa pandemi  virus corona memanglah nyata adanya. Namun meskipun pemerintah telah angkat bicara masyarakat yang tidak mempercayai adanya virus corona tersebut. Hal itu merupakan salah satu contoh sesat fikir. Ya, bagaimana tidak karena telah banyak bukti korban jiwa akibat virus ini dan banyaknya negara yang sedang berjuang menghadapi virus ini. Dengan bukti tersebut mungkin sudah menjadi bukti yang sangat valid bahwa virus corona itu memang nyata adanya. Jika ada masyarakat yang tidak mempercayainya ataupun menganggap hanyalah konspirasi bisa dipastikan bahwa seseorang tersebut sesat fikir.

 

            Banyaknya masyarakat yang mengalami sesat fikir tersebut bisa dipastikan bahwa ada seseorang yang tidak mempercayai adanya virus ini lalu ia menghasut masyarakat lainnya untuk tidak mempercayai virus corona. Dengan begitu ia memiliki pengikut yang digunakan untuk saksi bahwa mereka tidak mempercayai adanya virus corona. Adapun juga yang menganggap virus corona hanyalah sebuah konspirasi. Mereka beranggapan bahwa virus corona diadakan sebagai permainan pemerintah terhadap warganya, sesat fikir yang seperti ini bahkan bisa dikatakan yang paling fatal. Karena dengan banyaknya bukti bahwa virus ini memang ada tetapi mereka menganggap virus corona hanyalah konspirasi saja. Mereka juga beranggpan bahwa virus corona hanyalah virus biasa yang hamper sama dengan flu ringan. Hal itu membuat mereka meyakini bahwa virus corona merupakan konspirasi semata.

 

            Dalam situasi pandemi sekarang ini pemerintah justru sedang gencar-gencarnya tetap menghimbau kepada seluruh warganya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan tetap berada di rumah saja untuk menekan penularan virus corona agar tidak semakin luas. Di sisi lain kita sebagai warganegara yang bijak seharusnya menaati aturan yang telah dibuat oleh pemerintah agar pandemi ini segera berlalu dan kehidupan normal segera diterapkan kembali oleh seluruh manusia di bumi. Bukan justru menganggap corona hanyalah konspirasi, hal itu hanya akan memperkeruh suasana dan membuat situasi semakin lama semakin buruk saja. Kita boleh saja berpendapat, namun harus pendapat yang dikemukakan harus sesuai fakta yang ada. Sesat fikir yang dilakukan mereka yang tidak mempercayai virus coroa merupakan mereka (masyarakat) yang tidak berpendikikan dan kurang belajar.

 

            Masyarakat yang memiliki sesaf fikir tidak hentinya menghasut orang lain untuk meyakinkan bahwa argumennya adalah yang paling benar. Maka bisa dikatakan seorang sesat fikir tersebut menjebak orang lain untuk masuk ke perangkapnya yang menyimpang dan tidak sesuai fakta. Mereka mengumpulkan argument-argumen sesar yang kuat yang nantinya digunakannya untuk mengasut.  Masyarakat yang menjadi korban pun juga dikategorikan masuk dalam sesat fikir karena ia mempercayai argumen-argumen yang sesat tersebut. Bisa saja orang awam yang tidak mengetahui apa-apa tentang virus corona tiba-tiba dihasut oleh orang yang sesat fikir untuk mempercayai argumennya dengan tidak menyaring informasi yang ada terlebih dahulu.

 

            Di Indonesia masyarakat sesat fikir yang menganggap corona hanyalah sebuah konspirasi kebanyakan hanyalah masyarakat biasa yang kurang memiliki ilmu. Dalam hal ini mereka juga kurang menghargai usaha pemerintah yang telah melakukan berbagai macam cara agar masyarakat tidak terpapar virus corona dan berusaha untuk memberikan bantuan sekuat dan semampu pemerintah. Namun lagi dan lagi mereka masyarakat sesat fikir tidak menghargai pemerintah dan bahkan justru mencaci makinya. Bukanlah hal yang terpuji tindakan masyarakat sesat fikir tersebut. Mereka juga menolak untuk test rapid gratis yang diadakan pemerintah, padahal dengan hal itu tim medis agar mengetahui siapa saja yang terpapar virus ini.

 

            Salah satu dari para masyarakat sesat fikir pernah ditanya lalu ia berkata “saya tidak percaya adanya virus corona, ini semua hanyalah permainan pemerintah, ini semua hanyalah konspirasi dan bukan hal yang nyata. Tidak perlu takut. Tidak perlu khawatir. Jalani kehidupan kalian secara normal niscaya tidak akan terjadi apa-apa pada kalian. Saya katakana sekali lagi bahwa virus corona itu tidak ada”. Sontak hal tersebut mendapatkan banyak kritikan dari masyarakat dan juga pemerintah. Bagaimana tidak hal yang nyata terjadi dan dialami oleh seluruh manusia di bumi justru hanya dianggap hanyalah konspirasi belaka. Namun apabila pemerintah memberikan bantuan berupa bahan pangan, mereka para sesat fikir justru mau menerima bantuan pemerintah tersebut, hal itu merupakan hal yang sangat licik dan tidak patut untuk dicontoh.

 

            Banyak kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan diatas yaitu, janganlah menganggap remeh suatu penyakit yang sedang dihadapi oleh manusia bumi sekarang ini. Yang kedua, pandailah dalam menyimpulkan argument yang akan kalian gunakan. Ketiga, jadilah masyarakat yang bijak dalam mengumpulkan informasi yang tepat dan juga akurat, hal tersebut bertujuan agar kita dapat membuat argument yang valid dan tidak mengandung kritik ataupun pertentangan. Keempat, jika ingin menjadi masyarakat yang baik janganlah  kalian mudah mempercayai berita yang kurang benar adanya (hoax) dan juga jangan mudah terpengaruh oleh argument masyarakat yang kurang benar. Yang kelima, jika kalian mudah terhasut maka kalian akan mudah terkena berita-berita maupun argument-argumen hoax yang  dikatakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

            Hikmah yang dapat diambil dari tulisan diatas pun juga banyak, diantaranya. Berbagi informasi maupun argument itu bagus, namun sebelum berbicara alangkah baiknya kita mengkoreksi diri sendiri apakah perkataan yang akan kita bicarakan menguntungkan atau akan merugikan pihak lain. Kedua, berprasangka buruk kepada pemerintah ataupun orang lain sangatlah tidak baik, apalagi jika kita membutuhkan bantuannya, karen akita semua merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan bukan makhluk individu yang tidak pernah membutuhkan atau bahkan menginginkan individu lain disekitarnya. Ketiga,  menjadi manusia yang berfikir kritis mungkin akan sangat bernilai untuk diri kita sendiri. Yang terakhir, apabila ada seseorang disekitarmu ataupun di lingkunganmu yang sesat fikir maka bantulah dia untuk membenarkan argumentnya yang salah dan tidak valid tersebut, beri tahu ia argument yang benar dan valid agar ia tidak terus-terusan sesat fikir.

Ikuti tulisan menarik Rahmat Nauwalul Qolbi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB