x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 21 Januari 2021 17:03 WIB

Eksistensi Taman Bacaan di Era Digital, Akankah Mati Suri?

Anak-anak yang membaca kian langka. Apalagi eksistensi taman bacaan kian terpinggirkan. Gimana mempertahankan eksistensi taman bacaan di era digital?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

ANAK-ANAK YANG MEMBACA DI SENJA HARI...

Pemandangan itu terjadi di TBM Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kabupaten Bogor di Kaki Gunung Salak. Tiap hari Rabu - Jumat - Minggu, tidak kurang dari 120 anak-anak pembaca aktif usia sekolah selalu membaca. Perilaku membaca yang sudah jadi kebiasaannya. Padahal, sebelum ada taman bacaan, mereka adalah anak-anak yang jauh dari akses buku bacaan. Tidak ada buku, tidak ada kebiasaan membaca.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekalipun terancam putus sekolah akibat kemiskinan dan keadaan ekonomi, anak-anak di TBM Lentera Pustaka memiliki gairah yang tidak terbendung lagi. Entah hari hujan, panas terik maupun keterbatasan tempat membaca. Mereka sangat antusias untuk tetap membaca. Sebuah tradisi baca yang tetap bersemi di kampung kecil di Kaki Gunung Salak. Semoga tradisi ini tetap terpelihara di tengah gempuran era digital.

 

Tradisi membaca anak memang kian langka. Panorama anak-anak yang sedang membaca buku pun kian sulit ditemui. Apalagi di tempat-tempat umum. Di tempat ini, minat baca anak-anak tidak akan pernah hilang. Selalu bersemi bersama semangat untuk sekolah dan menggapai masa depan yang lebih baik. TBM Lentera Pustaka pun hadir sebagai "lawan" dari ancaman putus sekolah pernikahan dini, narkoba, bahkan gim online. Karena membaca buku, setidaknya menjaga perilaku anak untuk tetap dekat dengan buku. Bukan yang lainnya.

 

Maka jangan lengah. Orang dewasa tidak boleh lalai. Taman bacaan itu kawah candradimuka. Untuk mempersiapkan masa depan generasi bangsa. Jangan biarkan mereka terpuruk, tanpa kepedulian orang-orang dewasa. Karena dengan memnaca buku, setidaknya akan menyelamatkan masa depan mereka.

 

Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka merupakan satu-satunya taman bacaan resmi yang ada di Kecamatan Tamansari Kab. Bogor. Saat ini memiliki 6.500 buku bacaan dan menerapkan "TBM Edutainment", tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan hiburan. Dengan alokasi waktu membaca 3 kali seminggu, kini tiap anak rata-rata mampu membaca 5-10 buku per minggu. TBM Lentera Pustaka pun bertekad akan terus mengkampanyekan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi pada anak-anak. Selain aktivitas taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun memiliki program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 11 ibu-ibu buta huruf, di samping membina 11 anak yatim binaan agar tetap lanjut sekolah.

 

Kenapa anak-anak membaca? Agar mereka mampu “bertahan hidup” di zamannya nanti... Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Kisah Anak-anak TBM Lentera Pustaka Membaca di Senja Hari - kumparan.com

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu