x

Kepala BNPB Doni Monardo saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 22 September 2020. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengumumkan dirinya positif tertular virus corona menyusul aktivitas padat dalam sepekan terakhir memimpin penanggulangan bencana gempa bumi Sulawesi Barat dan banjir Kalimantan Selatan. TEMPO/M Taufan Rengganis

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 24 Januari 2021 06:14 WIB

Ketua Satgas Covid-19 Umumkan Positif: Nah, Begitu Bagus!

Doni Monardo, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, telah menjalankan fungsi komunikasi publik dengan segera, tidak menunggu waktu lama dan bahkan tidak menyembunyikan informasi bahwa ia terpapar virus Corona. Unsur segera sangat penting dalam komunikasi risiko di masa pandemi agar berbagai pihak yang berkepentingan dengan peran dan fungsinya sebagai pejabat publik dapat mengantisipasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Letjen TNI Doni Monardo hari Sabtu, 23 Januari 2021 mengumumkan bahwa ia positif terinfeksi virus Corona dan mulai menjalani isolasi mandiri. Sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kegiatannya padat. Gempa mengguncang Sulawesi Barat dan banjir melanda Kalimantan Selatan. Belum lagi tugasnya sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19.

Sebagai pejabat publik, Doni telah memberi teladan yang baik. Sembari menyatakan bahwa ia tidak merasakan gejala apapun, Doni mengungkapkan hasil test PCR positif dengan menyebutkan CT Value 25. Sikapnya terbuka, tak ada yang ia tutup-tutupi. Sebagi Ketua Satgas, Doni telah menunaikan tugas yang memang seharusnya ia lakukan: mengomunikasikan kepada masyarakat perihal keadaan kesehatan dirinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa tindakan publikasi Doni itu baik bagi masyarakat? Ada beberapa alasan di antaranya, pertama, sebagai pejabat publik—terlebih lagi sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19 ia bersikap transparan dan jujur dalam menyampaikan keadaan kesehatan dirinya. Ia tidak menutup-nutupi atau berdiam diri, sebab ia tahu benar bahwa ia berinteraksi dengan banyak orang, termasuk dalam kapasitasnya sebagai Ketua BNPB.

Kedua, Doni menunjukkan kepada masyarakat bahwa terpapar virus ini bukanlah aib yang harus disembunyikan, melainkan justru harus disampaikan kepada khalayak, sebab berpotensi memapar kepada orang lain yang pernah berinteraksi dengannya. Dengan demikian, ia telah menyampaikan peringatan dini mengenai kemungkinan orang lain terpapar virus karena pernah melakukan kegiatan bersama dirinya.

Ketiga, terdapat hikmah kebaikan di balik keterpaparan virus, yaitu sebagai pejabat publik dengan jabatan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 ia tidak serta merta terbebas dari potensi terpapar. Sekalipun ia telah berusaha keras menjaga diri dengan menjalankan protokol kesehatan, selalu ada celah bagi virus untuk menyusup. Doni menduga bahwa ia terpapar saat makan bersama, sebab harus membuka masker. Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat menghindari makan bersama.

Keempat, Doni memberikan contoh mengenai apa yang harus segera dilakukan bagi siapapun begitu mengetahui dirinya positif terpapar, yaitu menghindari bertemu dengan orang lain dengan mengisolasi diri. Dengan demikian, ia telah berkontribusi dalam menjaga kondisi kesehatan banyak orang.

Kelima, yang sangat penting ialah ia menjalankan fungsi komunikasi publik dengan segera, tidak menunggu waktu lama dan bahkan tidak menyembunyikan informasi bahwa ia terpapar virus. Unsur segera sangat penting dalam komunikasi risiko di masa pandemi agar berbagai pihak yang berkepentingan dengan peran dan fungsinya sebagai pejabat publik tertentu dapat mengantisipasi.

Bagi masyarakat luas, pengumuman Doni itu juga akan menghindari desas-desus yang tidak perlu mengenai keadaan kesehatan seorang pejabat publik, apa lagi jika ia menempati posisi penting dalam penanganan Covid-19. Doni tidak mengikuti jejak atasannya dalam struktur Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto, yang tidak pernah mengumumkan bahwa dirinya terpapar virus, namun tiba-tiba muncul di hadapan masyarakat tengah menyumbangkan plasma darah konvalesen. Padahal, plasma ini hanya muncul dalam tubuh seseorang yang pernah terpapar virus Corona. 

Masyarakat mengritik sikap Airlangga itu, karena sebagai pejabat publik ia semestinya memberi keteladanan dengan mengumumkan statusnya begitu mengetahui dirinya positif. Sayangnya, meskipun kemudian mengakui bahwa ia pernah terpapar pada tahun lalu, namunAirlangga tidak pernah menjelaskan alasan mengapa ia tidak mengumumkan bahwa dirinya positif Corona segera setelah ia tahu. Bahkan kemudian malah Kepala Staf Presiden Moeldoko yang memberikan keterangan kepada publik setelah masyarakat ramai memperbincangkannya. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu