x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Minggu, 31 Januari 2021 12:44 WIB

Kampanye Literasi, Siapapun Bisa Jadi Apapun

Nak, tidak ada satupun manusia terlahir lemah. Karena siapapun bisa jadi apapun. Tinggal kita mau berusaha dan berjuang untuk meraih cita-cita atau tidak. Anyone can be anything, Nak

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nak, kata orang bule itu anyone can be anything. Siapapun bisa jadi apapun.

Itu betul Nak. Kalian boleh kok jadi apapun, berhak memilih mau seperti apa di masa depan? Asal mau berusaha dan berdoa, termasuk membaca buku di taman bacaan.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalian tahu kan Nak. Cut Nyak Dien itu dari Aceh. Jenderal Sudirman pun orang kampung di Purbalingga. Bahkan semua presiden di Indonesia tidak ada yang lahir di Jakarta. Mereka itu contoh baik orang yang mau belajar, berusaha, dan berdoa. Hingga bisa mencapai cita-citanya, menapak jalan hidup yang lebih baik.

 

Siapapun bisa jadi apapun Nak.

Kalian mau jadi apa? Presiden, guru, polisi, CEO, atau apapun. Jadi apa saja, asal kalian mau pasti bisa. Tidak penting, kalian berasal dari mana? Dari kampung atau dari kota. Dari keluarga miskin atau kaya, sama sekali tidak peduli. Asal kalian punya semangat dan tekad untuk berhasil. Energi untuk mencapai cita-cita, itu sudah cukup Nak.

 

Nak, kalian itu berhak untuk memilih menjadi apa?

Jangan rendah diri. Karena kita orang kampung di Kaki Gunung Salak. Apalagi karena punya keterbatasan ekonomi. Siapapun bisa jadi apapun, Artinya, siapapun termasuk kalian. Terserah mau dari mana, keadaan seperti apa? Siapapun berhak berhak menjadi apa pun yang diinginkan.


Nak, kalian pun bebas memilih jalan kehidupan mau seperti apa?

Mau baca buku di taman bacaan, silakan. Mau nongkrong dan main doang, silakan. Jalan hidup kalian itu ditentukan kalian sendiri. Mau berhasil atau gagal. Mau terang benderang atau gelap di masa depan. Tapi satu yang pasti, kalian terlahir untuk sukses, untuk berhasil. Itu takdir, Nak. Tapi bila kalian dewasa nanti tetap miskin, itu bukan takdir tapi piliham. Karena kita lali di waktu kecil, di masa muda. Sehingga tidak berdaya di masa dewasa di hari tua. Maka berjuanglah Nak untuk jalan hidup. Dan berjuang untuk sukses itu pasti dari bawah lagi tidak mudah. Membaca buku di taman bacaan pun, tidak mudah karena ada saja godaan dan tantangannya.

 

Nak, di luar sana ada banyak cerita hebat.

Saat anak pemulung bisa jadi dokter. Anak tukang becak berhasil jadi arsitek. Bahkan anka petani bisa jadi presiden di negeri ini. Itu semua nyata Nak. Bahwa siapapun bisa jadi apapun. Anak kampung bisa jadi guru, anak kampung bisa dokter itu luar biasa Nak. Hebat dan patut dibanggakan.

 

Maka, jangan pernah menganggap diri kalian itu “orang bawah” dan lemah. Karena semua manusia itu sama. Terlahir tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa. Hanya tekad dan kerja keras yang membedakan manusia, bisa sukses atau gagal. Jangan rendah diri untuk menggapai cita-cita kalian. Tapi tetaplah rendah hati dalam keadaan apapun.

 

Maka, teruslah membaca buku di taman bacaan. Tetaplah belajar sepenuh hati. Karena tidak ada cita-cita yang bisa diraih bila kita hanya berdiam diri. Membacalah, belajarlah, dan bertindaklah untuk meraih mimpi kalian, membayar harapan orang tua pada kalian.

 

Nak, mulai sekarang.

Sempurnakan ikhtiar kalian dan lakukan yang terbaik dalam hidup kalian. Sekalipun hanya membaca buku di taman acaan. Dan selebihnya pasrahkan kepada-Nya. Karena Allah akan selalu mendampingi kalian, di mana pun dan kapan pun.

 

Katakan Nak dengan lantang, “anyone can be anything – siapapun bisa jadi apapun”! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampanyeLiterasi

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB