Kampanye Literasi, di Mana Harga Sebuah Diri?
Rabu, 3 Februari 2021 06:33 WIBSiapapun, pasti istimewa di mata orang-orang yang mencintainya. Tapi dia jadi pribadi yang menjengkelkan bagi orang-orang yang penuh kebencian terhadapnya. Di mana harga sebuah diri?
Ini memang bukan kisah di taman bacaan, tapi dapat menjadi spirit bagi siapapun yang ada dan berpihak ke taman bacaan. Di mana pun...
Seorang santri sedang membersihkan aquarium Kyainya, ia memandang ikan arwana dengan takjub. Tak sadar Kyainya sudah berada di belakangnya.
"Kamu tahu berapa harga ikan itu?" tanya sang Kyai.
"Tidak tahu," jawab si Santri..
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!!," kata sang Kyai memerintahkan.
Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga. Kemudian kembali menghadap sang Kyai.
"Ditawar berapa nak?" tanya sang Kyai. .
"50.000 Rupiah Kyai," jawab si Santri mantap.
"Coba tawarkan ke toko ikan hias!" ujar sang Kyai lagi.
"Baiklah Kyai," jawab si santri. Kemudian ia beranjak ke toko ikan hias.
"Berapa ia menawar ikan itu?" tanya sang kyai.
"800.000 Rupiah Kyai," jawab si santri dengan gembira, ia mengira sang Kyai akan melepas ikan itu.
"Sekarang coba tawarkan ke Si Fulan, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba," tutur sang Kyai lagi.
"Baik Kyai," jawab si Santri. Kemudian ia pergi menemui si Fulan yang dikatakan gurunya.
Setelah selesai, ia pulang menghadap sang guru.
"Berapa ia menawar ikannya?" tanya sang kyai.
"50 juta Rupiah Kyai".
Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan yang bisa berbed-beda.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat..."
"Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargaimu. Mereka yang mengetahui nilai kamu itulah yang akan selalu menghargaimu..,".
Kita semua adalah orang biasa di mata orang-orang yang tidak mengenalnya. Tapi kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahaminya.
Kita istimewa dalam tatapan orang-orang yang mencintainya. Tapi kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kebencian terhadap kita.
Kita adalah orang jahat menurut orang-orang yang iri. Tapi pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing. Maka tidak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain.
Cukuplah kita untuk menggapai ridho Allah SWT. Sungguh mencari ridho manusia adalah tujuan yang tidak akan pernah tercapai.
Ridho Allah SWT, sejatinya adalah destinasi yang pasti sampai. Maka tinggalkan segala upaya mencari keridhoan manusia. Jadi, kita di dunia ini cukup fokus saja pada ridho Allah SWT. Salam literasi … #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #Kampanye Literasi
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Buku Itu Penyulut Api Bukan Pengisi Bejana
1 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler