x

Iklan

MUHAMMAD FARREL ZAHRAN

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Februari 2021

Jumat, 5 Februari 2021 20:23 WIB

Industri 4.0 dalam Politik dan Kenegaraan

Media sosial telah memberikan ruang baru dalam teori dan pembelajaran demokrasi. Tipe ini disebut Demokrasi Digital yang didefinisikan sebagai pemanfaatkan teknologi demi membuka dan mendorong partisipasi aktif masyarakat di dunia politik. Tetapio akan selalu ada dampak negatif. Bagaiamana menjaga perimbangannya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

media sosial

Keterbukaan media sosial memberikan peluang yang sangat besar bagi semua orang untuk mengakses informasi. Terlebih era revolusi industri 4.0 telah merambat ke media internet yang menyediakan semua akses informasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggunaan media sosial sekarang bukan lagi dimanfaatkan hanya untuk kegiatan pemasaran barang dan jasa. Namun, sudah mulai digunakan sebagai alat politik oleh partai politik dan kandidat usungan partai politik. Berpolitik melalui media sosial memang mulai menjadi wadah  dan strategi politisi melakukan pemasaran dan komunikasi politik dengan khalayak.

Keterbukaan informasi dan mudahnya akses ini haruslah dimanfaatkan dengan baik oleh partai politik dan politisi untuk memberikan informasi mengenai visi, misi dan program kerja. Bahkan juga prestasi-prestasi yang pernah dilakukan sehingga masyarakat pemilih dapat menentukan pilihan sesuai dengan harapannya.

Selain menjangkau pendukung, penggunaan teknologi juga jadi senjata kampanye disinformasi terhadap saingan atau politisi lawan. Ini terjadi  di Indonesia selama Pemilihan Presiden terakhir di mana kedua belah pihak pendukung dan mungkin pejabat bertukar hoaks satu sama lain.[1]

hoax

 

Media sosial telah memberikan ruang baru dalam teori dan pembelajaran demokrasi. Tipe ini disebut sebagai Demokrasi Digital yang didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi demi membuka dan mendorong partisipasi aktif masyarakat di dunia politik.[2]

Kemunculan teknologi informasi semakin memudahkan masyarakat untuk belajar tentang politik dan kebijakan seorang tokoh politik. Sebuah survei yang dikumpulkan di Lebanon terhadap 260 orang dari berbagai lapisan masyarakat menunjukkan bahwa 55% bahwa mereka memperoleh informasi umum mengenai politik melalui media sosial, 56% lainnya mengetahui politisi mereka bahwa mereka suka mengumpulkan informasi umum tentang perwakilan politik mereka.[3]

Pada dasarnya, banyak bantuan informasi dan motivasi diperoleh dari menonton acara berita politik, membaca koran, dan terlibat dalam forum politik online terkait pemilihan kandidat politik dan akses ke pengetahuan politik di masyarakat. Selanjutnya, mempertahankan pengalaman politik sebagai fokus tidak bisa menjadi persyaratan untuk pencalonan politik secara keseluruhan. Karena itu, anak muda harus memanfaatkan kesempatan berpartisipasi di bidang politik. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi terkini, media sosial mulai mengambil alih peran media sebagai proklamator.

Hoax News False

Media juga berperan sebagai agen sosial yang bertanggung jawab menyebarkan informasi yang mempengaruhi politik. Tapi media mengalami kegagalan memainkan peran ini bagi masyarakat secara tradisional. Akibatnya masyarakat beralih ke media komunikasi baru seperti internet dan media digital demi memenuhi kebutuhan informasi maupun berpolitik atau tidak.[4]

Aspek lain yang perlu disentuh adalah bagaimana revolusi industri otomasi baru ini akan mengubah ekonomi, negara, dan budaya secara keseluruhan. Dengan kemudahan otomatisasi, perusahaan dapat berkembang. Tetapi lebih banyak masalah juga akan datang karena pengenaan otomatisasi pada setiap hal. Sebagian  penduduk mungkin menentang karena dapat mematikan pekerjaan mereka, atau juga menghilangkan elemen manusiawi darinya.

PERINDUSTRIAN DAN DAMPAK PENGUNAAN MINYAK BUMI DI INDONESIA

Tentu saja perusahaan yang melihat manfaatnya akan beralih ke tenaga kerja robotik. Mereka akan menjadi pelobi utama dalam transisi karena tidak perlu lagi membayar asuransi kepada pekerja, seperti perawatan kesehatan, pensiun, dll. 

Industri Baja

Jika otomasi terjadi tak terkendali, akan ada partai politik anti-robot/otomasi. Juga akan ada orang yang menentang otomatisasi secara militan dan ekstrem. Mungkin mereka akan melakukan sabotase, terorisme, dan kejahatan lainnya.kepada penganjur pemakaian dengan A.I (Intelijen Sintetis) atau otomatisasi. Jika robot menjadi terlalu maju, mungkin akan ada pertanyaan seperti apakah ada Hak Asasi Manusia untuk robot?

Kawasan Industri Jatengland

Robot juga akan berguna secara militer, sehingga beberapa negara akan memulai perlombaan membuat robot tempur. Peperangan secara keseluruhan akan berubah juga. Karena banyak yang mmeilih mengirim robot untuk berperang ketimbang mengirimkan nyawa manusia.[5]

tni

Sembari berbicara tentang peperangan dan terorisme, sebuah masalah dapat muncul jika printer 3D dan materialnya menjadi murah dan gampang ditemukan. Bahkan saat ini sudah ada senjata api yang dicetak lewat 3D printer. Mungkin di masa depan amunisi juga dicetak lewat 3D printer.[6]

Jika sebuah negara menjadi tidak stabil, kelompok oportunistis seperti teroris, pemberontak, pasukan separatis akan menggunakan printer 3D untuk produksi senjata. Karena murah dan efektif. Bahkan mungkin saja juga untuk mempersiapkan konflik bersenjata atau sebuah revolusi.

Indonesia harus siap menghadapi masalah dan perubahan jika industri 4.0 sudah tiba. Negeri ini tidak boleh tertinggal dengan memajukan IPTEK dalam negeri, tetapi juga dengan cara yang khas untuk Indonesia. Tak lupa tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila agar negara tidak terlupakan maupun tertinggal.

 

 Oleh:M Farrel Zahran, Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, 04/02/2021.

 

 Catatan Kaki (Footnotes):

 

[1] (BBC News Indonesia, 2019)

[2] (Muhammad Saud et al., 2020, P.2)

[3] Ibid. P.3

[4] (Underwood & Ehrenreich, 2017, 144-158)

[5] (Biggs, 2019, 1)

[6] (All3DPrinted, 2020)

 

Daftar Pustaka (APA):

 

All3DPrinted. (2020, Oktober). 3D Printed Guns – The Current Situation. All 3D Printed. Retrieved January 31, 2021, from https://all3dp.com/1/3d-printed-gun-firearm-weapon-parts/

BBC News Indonesia. (2019, April 2). Hoaks jelang pilpres meningkat, penyebabnya 'kebanyakan kaum ibu'. BBC News. Retrieved Januari 29, 2021, from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47769556

Biggs, Z. F. (2019, September 3). Coming Soon to a Battlefield: Robots That Can Kill. The Atlantic. https://www.theatlantic.com/technology/archive/2019/09/killer-robots-and-new-era-machine-driven-warfare/597130/

Muhammad Saud, M., el Hariri, D. B., & Ashfaq, A. (2020, Agustus 31). The role of social media in promoting political participation: The Lebanon experience. MASYARAKAT, KEBUDAYAAN DAN POLITIK (UNIVERSITAS Airlangga), 33(No.3), 8. e-journal.unair.ac.id. 10.20473/mkp.V33I32020.248-255

Underwood, M. K., & Ehrenreich, S. E. (2017). The power and the pain of adolescents’ digital communication: Cyber victimization and the perils of lurking. (A. E. Kazak & H. Cooper, Eds.). American Psychological Association Journals, 72(2), 144–158. APA PsycArticles. 10.1037/a0040429

 

Ikuti tulisan menarik MUHAMMAD FARREL ZAHRAN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler