x

Iklan

Chika Lestari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Sabtu, 6 Februari 2021 21:06 WIB

Holding BUMN Baterai Mobil Listrik Gandeng 7 Investor, Bagaimana Perkembangan Terakhir?

Empat perusahaan BUMN membangun perusahaan induk (holding) yaitu Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mempercepat pembangunan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Targetnya Indonesia kelak menjadi panguasa pasar baterai mobil listrik dunia. Saat ini tujuh investor asing sudah menunjukkan minat. Pemerintah diminta jangan sampai mengulur waktu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Empat perusahaan BUMN tengah bersatu membentuk tim, mereka terdiri dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Antam TBK, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero). Keempat perusahaan ini dipertemukan untuk membangun perusahaan induk (holding) yaitu Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan tujuan mempercepat pembangunan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Agus Tjahajana selaku Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik menjelaskan bahwa target dari holding tersebut adalah bahwa Indonesia menjadi penguasai pasar dunia baterai kendaraan listrik di 2025 mendatang.

Pahala Mansury, Wakil Menteri BUMN, mengatakan pembentukkan IBC akan rampung pada semester pertama tahun ini. “Kita berharap pembentukan Indonesia Battery Corporation sebagai holding ini bisa dibentuk di semester I tahun ini,” ungkap dia dalam konferensi pers virtual, Selasa 2/2/2021.

Dalam pembentukan IBC, BUMN sudah menamukan tujuh calon mitra dari perusahaan asing untuk membangun baterai listrik tersebut.  Berdasarkan keterangan Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Agus Tjahajana Wirakusumah, dari tujuh calon perusahaan tersebut yang sudah dilirik Indonesia, yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), BYD Auto Co.Ltd, dan Farasis Energy, Inc., dari China. Kemudian, LG Chem Ltd. dan Samsung SDI dari Korea Selatan, Tesla Inc asal Amerika Serikat, dan Panasonic dari Jepang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, dari ketujuh perusahaan baru tiga saja yang menunjukkan minat berinvestasi di Indonesia. Mereka adalah CATL, LG, dan Tesla. Lalu, sudah sejauh mana perkembangannya?

Dilansir bisnis.com, CATL telah menandatangani nota kesepahaman dan kesepakatan awal dengan PT ANTAM Tbk pada Desember 2020. Pada bulan yang sama, LG Chem menekan nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk pembangunan pabrik baterai. Total investasi LG mencapai US$9,8 miliar atau setara Rp142 triliun.

Sedangkan Tesla yang juga dinantikan kehadirannya, belum menunjukkan indikasi. Kunjungan Tesla ke Indonesia mengalami dua kali penundaan. Pertama dikarenakan karena Covid-19 yang semakin meningkat di Indonesia. Kedua, adanya pembatasan Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Tanah Air.

Dapat disimpulkan progres menuju tahun 2025 masih sampai tahap tanda tangan nota kesepahaman dan kesepakatan awal. Kemungkinan yang tidak diharapkan adalah jika pemerintah mengulur waktu, maka investor akan meragu. Semoga hal buruk ini tidak akan pernah terjadi. 

Ikuti tulisan menarik Chika Lestari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu