
Sabtu, 13 Februari 2021 12:15 WIB
Melistriki Dusun-dusun di Ujung Dunia, Mengalirkan Semangat dan Harapan yang Berlipat Ganda
Untuk melistriki 39 desa itu, PLN membangun sejumlah infrastruktur pendukung, di antaranya jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 189,80 kilometer sirkuit (kms). Selain itu juga membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 132,69 kms. Dan untuk melengkapi infrastruktur tersebut, PLN membangun sebanyak 44 unit gardu, dengan kapasitas daya 2200 kiloVolt Ampere (kVA). Proses pembangunan listrik untuk puluhan desa tersebut cukup menantang, karena sebagian besar berada di wilayah terpencil dengan medan geografis yang sulit dijangkau kendaraan. Petugas PLN harus berjuang keras agar bisa membawa peralatan dan material jaringan listrik ke dusun-dusun tersebut.
Dibaca : 1.155 kali
Di dusun-dusun terpencil, memiliki aliran listrik adalah impian yang sangat mewah. Sebab dusun tempat mereka tinggal sangat terisolir. Orang-orang di dusun itu menyadari, untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka dibutuhkan pembangunan jaringan puluhan, bahkan ratusan kilo meter. Padahal akses ke dusun seperti itu memiliki bentang alam yang sulit ditaklukkan.
Ada dusun yang terpisah oleh sungai, bukit, laut dan jurang. Untuk mengalirkan listrik ke dusun seperti itu dibutuhkan kerja keras berkesinambungan. Para petugas harus memanggul tiang, menggelindingkan gulungan kabel baja, berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya. Pekerjaan yang berat itu harus mereka lakukan di bawah terik matahari atau guyuran hujan yang lebat. Terlebih di masa pandemi seperti ini, risiko yang mereka hadapi jauh lebih besar lagi.
Namun semangat untuk melistriki seluruh penjuru tanah air tak boleh padam. Meski medan yang dilalui sangat sulit, waktu yang ditempuh lama dan biaya yang dikucurkan sangat banyak, tapi keadilan energi adalah fondasi pembangunan yang menyeluruh.
PLN memanggul tugas berat itu. Dengan perencanaan matang dan sinergi banyak pihak, dusun-dusun terpencil itu satu-per satu dimasuki, dialiri listrik dan diberi harapan baru.
Kabar baiknya, banyak dusun yang terisolir di Nusa Tenggara Timur telah ditembus pembangunan jaringan listrik. Rumah-rumah di dusun itu kini menyala terang di malam hari. Anak-anak yang biasanya kesulitan untuk belajar, sekarang bisa melakukannya. Karena kegelapan telah sirna dari dusun mereka. PLN berhasil mengalirkan listrik untuk 39 desa yang tersebar di provinsi NTT selama kurun waktu Desember 2020 hingga Januari 2021.
"Dengan melistriki 39 desa yang tersebar di seluruh NTT ini, maka rasio desa berlistrik NTT saat ini bertambah menjadi 95,47 persen," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT Agustinus Jatmiko, sebagaimana dikutip Antara, Kamis 11 Februari 2021.
Untuk melistriki 39 desa itu, PLN membangun sejumlah infrastruktur pendukung, di antaranya jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 189,80 kilometer sirkuit (kms). Selain itu juga membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 132,69 kms. Dan untuk melengkapi infrastruktur tersebut, PLN membangun sebanyak 44 unit gardu, dengan kapasitas daya 2200 kiloVolt Ampere (kVA).
Proses pembangunan listrik untuk puluhan desa tersebut cukup menantang, karena sebagian besar berada di wilayah terpencil dengan medan geografis yang sulit dijangkau kendaraan. Petugas PLN harus berjuang keras agar bisa membawa peralatan dan material jaringan listrik ke dusun-dusun tersebut.
"Bersyukur dengan kerja keras PLN akhirnya warga yang selama ini tidak maksimal menikmati listrik karena hanya mengandalkan ganset untuk penerangan bisa beralih ke listrik PLN," katanya.
PLN mencatat, jumlah calon pelanggan yang tersebar pada 39 desa yang teraliri listrik ada sebanyak 8.234 kepala keluarga. Dengan hadirnya listrik PLN ini, mereka akan dapat memanfaatkannya secara optimal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Jika sebelumnya para penduduk dusun mengandalkan genset dengan biaya operasional mahal, sekarang mereka bisa berhemat. Sebab biaya tagihan listrik PLN jauh lebih murah.
"Aktivitas sektor ekonomi seperti UMKM, pengolahan hasil laut, kerajinan, kios, dan lainnya diharapkan lebih produktif dengan dukungan energi listrik yang lebih memadai," jelasnya.
Listrik adalah tulang punggung pembangunan. Tanpa listrik, sulit untuk menghadirkan kemajuan ke seluruh wilayah Indonesia. Kerja berat memang menunggu di daerah-daerah terpencil yang menanti cahaya bohlam itu. Namun demi keadilan energi dan pemerataan pembangunan, dusun-dusun itu harus dibangkitkan dari tidur mereka. Dengan listrik yang menyala, dengan semangat dan harapan baru yang berlipat ganda.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
2 hari lalu

Sering Terjadi Macet, Pemerintah Sulteng Akan Fasilitasi Pengembangan Jalan Nasional Morowali
Dibaca : 682 kali
2 hari lalu

Cara PT IMIP Dekati Masyarakat Menjelang Pembangunan PLTU Baru
Dibaca : 531 kali
2 hari lalu

Perjuangan PLN demi Menerangi Desa-desa di Ujung Dunia
Dibaca : 971 kali
2 hari lalu

Karhutla Kembali Mengancam, Pertamina Terjun dan Padamkan
Dibaca : 616 kali
2 hari lalu

Bedah Rumah Warga Semarang, Istri Ganjar Pranowo Apresiasi Kepedulian PLN
Dibaca : 536 kali
2 hari lalu

Semoga Kerumunan di Maumere, yang Terakhir Dibikin Presiden
Dibaca : 430 kali
3 hari lalu

Bro, Sis., Apa Bedanya Banjir di Jakarta, Kalimantan, Semarang, dan Tempat Lain di Indonesia?
Dibaca : 403 kali
2 hari lalu

Gagasan Politik Hijau PDIP: Sekedar Seremoni atau Ideologis? (oleh Abdul Kodir)
Dibaca : 1.352 kali
5 hari lalu

Keluarga Pejabat Menyerobot Antrian Vaksinasi; Keadilan Dipertanyakan
Dibaca : 985 kali
2 hari lalu

Perjuangan PLN demi Menerangi Desa-desa di Ujung Dunia
Dibaca : 971 kali
2 hari lalu
