x

sumber foto: duniatambang.co.id

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Rabu, 17 Februari 2021 07:59 WIB

Sektor Pertambangan Indonesia Kembali Bersinar di 2021

Jika di tahun 2020 lalu sektor pertambangan menunjukkan keunggulannya dibandingkan sektor lainnya, tahun kerbau logam ini beberapa pakar fengshui memprediksi untuk sektor pertambangan tetap bersinar. Terutama untuk tambang logam nikel. Benarkah demikian?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Fengshui sering diandalkan oleh investor untuk menentukan saham. Dan tidak jarang juga dengan melihat prediksi tersebut, ada beberapa kejadian yang benar-benar terjadi. Misalnya pada tahun 2020 lalu, di mana Fengshui Index dari CLSA mengatakan bahwa sektor pertambangan paling bersinar jika dibandingkan lainnya.

Dilansir dari Kontan.co.id, Ghibran Al Imran selaku analis RHB Sekuritas merasakan kekhawatiran rally yang terjadi pada harga nikel hanya bersifat jangka pendek. Kenyataannya, di tahun 2020 lalu industri mobil listrik mengalami perkembangan, belum lagi di Indonesia sendiri saat itu sudah dibangun 11 pabrik smelter nikel dan 25 pabrik sedang dalam tahap pembangunan yang berperan penting bagi industri mobil listrik. Selain mobil listrik, tingginya permintaan stainless steel juga membuktikan kebenaran dari fengshui tersebut.

Sementara di sektor batubara pada tahun 2020 juga mengalami kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi batubara di Tiongkok. Pandemi Covid-19 bukan menjadi masalah utama peminat batubara menurun drastis. Meskipun sempat “sepi” namun permintaan batubara di Tiongkok semakin tinggi pada semester kedua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun 2020 sudah berlalu, bagaimana dengan prediksi sektor pertambangan di tahun 2021?

Di tahun kerbau logam ini, beberapa pakar fengshui memprediksi untuk sektor pertambangan tetap bersinar. Terutama untuk tambang logam nikel. Hal ini terbukti dengan kenaikan harga nikel bulan Januari 2021 yang mencapai USD17.929 per ton yang diambil dari data London Metal Exchange (LME), angka tersebut meningkat 8,4 persen jika dibandingkan tahun 2020. Sementara per tanggal 12 Februari 2021, harga nikel meningkat menjadi USD18.363. 

Berdasarkan Hans Kwee selaku analis pasar modal, harga nikel akan terus naik karena kebutuhan publik di era energi baru kelak. Berbicara mengenai energi baru bukan hanya tentang baterai kendaraan listrik melainkan kebutuhan rumah tangga lainnya. 

Dikutip dari Liputan6.com (8/1/2021), Hans menjelaskan bahwa nikel dimanfaatkan bukan hanya untuk baterai mobil melainkan untuk kebutuhan rumah tangga dan dapat terus dikembangkan untuk kebutuhan lainnya.

Bukan hanya sektor pertambangan yang fokus untuk era kendaraan listrik, namun sektor industri otomotif di tahun kerbau logam ini pun juga akan bersinar.

Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian mengatakan bahwa industri otomotif menjadi kekuatan di era kendaraan listrik. Saat ini pemerintah tengah mendorong kendaraan bermotor berbasis baterai dan listrik dengan mengolah bahan baku nikel Indonesia yang jumlahnya besar. 

Masuknya investor-investor asing ke Indonesia mampu memperkuat prediksi di sektor pertambangan tetap bersinar ialah dengan masuknya investor-investor asing ke Indonesia, salah satunya Tesla Inc yang dikabarkan berminat untuk memproduksi Energy Storage System (ESS) di Tanah Air. 

Adanya prediksi baik ini seharusnya membuat investasi dalam pertambangan berjalan dengan baik. Tentu hal itu perlu agar Indonesia memiliki teknologi canggih untuk mengolah bahan mentahnya menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah, benar kan?



Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler