Kemajuan teknologi dan arus informasi membuat masyarakat dunia semakin terbuka dalam pengetahuan. Selain untuk mencari informasi, teknologi juga digunakan sebagai alat penyebaran budaya di seluruh dunia, salah satunya adalah penggunaan media sosial. Media sosial membuat lebih mudah sebuah penetrasi budaya tersebar ke seluruh dunia. Salah satu budaya yang penyebarannya sangat luas di seluruh dunia adalah budaya Korea Selatan atau disebut dengan korean wave. Korean wave memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen, oleh karena itu pelaku pasar harus bisa beradaptasi dengan kesempatan ini. Perusahaan bisa memanfaatkan artis K-Pop untuk melakukan pemasaran melalui media sosial.
Kepopuleran artis-artis K-Pop semakin merajalela di masyarakat dunia. K-Pop telah menarik banyak penggemar dari Asia Tenggara dan terus menyebar ke Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Korean wave identik dengan dunia hiburan seperti musik, drama dan variety show yang menyajikan budaya-budaya Korea Selatan. Korean wave berpengaruh pada perkembangan dunia mulai dari segi bisnis, sosial, budaya, pendidikan, sampai politik.
Seiring dengan berjalannya waktu, budaya Korea Selatan sudah mulai diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para penggemarnya, mulai dari gaya berpakaian, make up, perawatan wajah, makanan, gaya bicara, hingga bahasa. Tentu saja media sosial menjadi peran penting dalam hal tersebut.
Di era digital sekarang ini, media sosial menjadi tren dalam komunikasi pemasaran. Menurut Antony Mayfield (2008) media sosial adalah media yang penggunanya mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan peran, khususnya blog, jejaring sosial, ensiklopedia online, forum-forum maya, termasuk virtual worlds. Dalam aspek ekonomi dan bisnis, media sosial berperan penting dalam pemasaran suatu produk, salah satunya adalah social media marketing.
Social media marketing adalah proses marketing atau pemasaran yang dilakukan lewat media sosial. Menurut Neil Patel, seorang pakar pemasaran digital, social media marketing adalah proses menarik perhatian orang agar terikat dengan konten yang disajikan. Jika sudah terikat, kemungkinan konten itu akan dibagikan tentu menjadi lebih besar. Media sosial juga dimanfaatkan oleh beberapa pelaku bisnis untuk memasarkan produk mereka, tidak sedikit yang merekrut artis K-Pop sebagai brand ambassador atau duta merek produk mereka. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk memengaruhi dan mengajak konsumen agar tertarik menggunakan atau membeli produk.
Perusahaan tidak jarang memakai upaya pemasaran dan inisiatif periklanan untuk meningkatkan kesadaran merek mereka, dalam membangun kesadaran merek, perusahaan dapat menggunakan seorang brand ambassador atau duta merek, baik secara resmi maupun tidak resmi. Tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan kepopuleran artis K-Pop yang juga memang berkecimpung di dunia media sosial dengan menjadikan mereka duta mereknya.
Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai, menggandeng BTS, grup K-Pop terpopuler saat ini untuk menjadi model iklan mobil Hyundai tipe Palisade. Menurut media Korea Selatan, Joongang Ilbo, Hyundai menerima 59 ribu pesanan untuk tipe Palisade sejak model tersebut pertama kali diluncurkan pada Desember 2018, jumlah ini dua kali melebihi jumlah yang diprediksi Hyundai untuk tipe Palisade di pasar Korea Selatan. BTS juga telah menjadi brand ambassador untuk KB Kookmin Bank, salah satu bank terbesar di Korea Selatan.
Kolaborasi mereka menghasilkan pembukaan lebih dari 180 ribu akun rekening. Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan yang memasarkan produknya dengan strategi social media marketing yang menggunakan artis K-Pop, seperti Tokopedia dengan BTS dan NU Green Tea dengan NCT 127, mereka memberikan sedikit cuplikan siapakah idola yang akan menjadi brand ambassadornya di media sosial mereka sehingga menarik para penggemar untuk menantikannya.
NCT 127 Menjadi Bintang Iklan Nu Green Tea
Maraknya K-Pop di era digital tentu sangat berpengaruh terhadap minat beli masyarakat. Dapat dilihat dari penggunaan artis K-Pop sebagai brand ambassador menjadikan tingginya penjualan produk yang dipasarkan. Para penggemarnya juga ikut meramaikan produk tersebut lewat media sosial sehingga dapat meningkatkan reputasi dan citra perusahaan serta memperkenalkan produk ke khalayak umum.
Hal ini kemungkinan akan terus berlanjut seiring dengan kepopularitasan K-Pop yang belum menunjukkan adanya penurunan, sehingga masih memungkinkan bagi perusahaan untuk terus menggaet konsumen baru dengan memasarkan produk dengan merekrut brand ambassador dengan citra yang baik melalui media sosial. Namun, promosi tersebut harus berbanding lurus dengan kualitas produk yang ditawarkan.
Ikuti tulisan menarik DIANIRA AMIRAH LUTHFIA lainnya di sini.