x

Iklan

Sutri Sania

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Januari 2021

Selasa, 23 Februari 2021 11:44 WIB

Gagalnya Investor Asing Tanamkan Modal di Indonesia Bikin Jokowi "Menjerit"

Namun sayangnya, hal tersebut batal. Fenomena batalnya investor asing ini menambah daftar panjang investor asing gagal masuk Indonesia dan memilih menanamkan modalnya ke negara lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gagalnya investor asing kawakan, Tesla Inc, untuk menanamkan modalnya di Indonesia sontak membuat publik geger. Pada Februari 2021, dijadwalkan tim Tesla Inc akan hadir bertemu dengan jajaran petinggi Indonesia untuk berdiskusi mengenai tawaran pembuatan pabrik baterai di Batang. 

Namun sayangnya, hal tersebut batal. Fenomena batalnya investor asing ini menambah daftar panjang investor asing gagal masuk Indonesia dan memilih menanamkan modalnya ke negara lain. Bila kita ingat kembali, pada tahun 2019 lalu, Presiden Jokowi sempat kecewa ketika mengetahui 33 investor yang keluar dari Tiongkok rupanya tidak satupun menaruh hati untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia. 

Presiden Jokowi sempat mengeluhkan tidak adanya perusahaan asing yang mengucurkan modalnya ke Indonesia. Puluhan perusahaan luar negeri tersebut lebih memalingkan pandangannya ke negara lain untuk menanamkan modalnya. Berpalingnya investor asing dari Indonesia sendiri disebabkan karena rumitnya regulasi serta kebijakan di Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jokowi memaparkan bahwa terdapat 33 perusahaan di Tiongkok yang keluar, 23 perusahaan memilih untuk berpindah ke Vietnam. Lalu 10 perusahaan sisanya ke Malaysia, Thailand, dan Kamboja. 

Kemudian, Jokowi memaparkan alasan mengapa sampai pada akhirnya perusahaan asing lebih memilih Vietnam. Hal ini disebabkan Vietnam memiliki regulasi yang tidak rumit. Hanya dibutuhkan dua bulan untuk mengurus seluruh perizinan untuk berbisnis di Vietnam. 

Orang nomor satu di Indonesia tersebut memberi contoh, saat perusahaan Jepang juga memilih walk out dari Indonesia pada 2017 silam. Saat itu, terdapat 73 perusahaan yang ingin berinvestasi di Indonesia sebanyak 10 perusahaan. 

Menurut penilaian Jokowi, persoalan internal mengakibatkan Indonesia gagal bersaing dengan negara lainnya. Bahkan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia juga tidak tidak menampik bahwa situasi yang tidak pasti dapat membuat kalangan investor jengah dan mengatakan bahwa di Indonesia sangat tidak ramah dalam hal investasi.

"Itu kemudian kenapa sampai para investor memilih kepada negara yang ramah akan investasi," menurut Bahlil.

Padahal, perlu diketahui bahwa dengan hadirnya investasi asing dapat memberikan efek jangka panjang dan menjadi kunci utama dari terbebasnya Indonesia dari ketertinggalan secara ekonomi serta lepas dari jeratan resesi. 

Sayang sekali jika pada akhirnya investor asing sekondang Tesla harus batal teken kontrak dengan Indonesia, padahal Indonesia memiliki potensi nyata bagi industri otomotif dunia yakni nikel yang menjadi komponen utama dari baterai mobil listrik.

Berdasarkan data Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya nikel sebesar 11.8887 juta ton dan cadangan bijih nikel sebesar 4.346 juta ton. Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam. 

Sayang seribu sayang, jika pada akhirnya seluruh jajaran yang telah dibentuk dan dipercaya oleh Jokowi untuk dapat bergotong-royong memajukan Sang Garuda rupanya gagal untuk ‘menggigit’ dunia. 

Lantas, menurut Anda, apakah yang sebenarnya terjadi di Indonesia? Hingga investor enggan untuk berjibaku memutar roda perekonomiannya di Indonesia? Mari duduk berdiskusi bersama, berbenah untuk masa depan Indonesia. 

Ikuti tulisan menarik Sutri Sania lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler