Membangun PLTU tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Pada hari Sabtu (20/2/2021) lalu PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengadakan sosialisasi dan konsultasi publik di Aula Serbaguna Kantor PT IMIP. Perusahaan tambang nikel tersebut rencananya akan membagun satu pembangkit listrik tenaga termal yang akan dibangun di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut nantinya memiliki kapasitas 350 MW. Sehingga, total PLTU yang dimiliki PT IMIP hingga saat ini berjumlah tiga. Sebelumnya, di tahun 2018 IMIP telah memiliki dua PLTU yang masing-masing berkapasitas 350 x 1 MW dan 65 x 2 MW yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pabrik.
Sementara untuk PLTU barunya akan dioperasikan untuk kebutuhan smelter feronikel yang memiliki target produksi 380.000 ton per tahun.
Adapun acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh Andi Kaharuddin selaku Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali, Slamet V Panggabean selaku perwakilan Manajemen PT IMIP, Tahir SE selaku Camat Bahodopi, Prof Saiful Darman selaku Konsultan Amdal PT Amdal Mitra Utama, tokoh masyarakat, hingga para pemuda Desa Labota.
Slamet V Panggabean menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini sangat dibutuhkan. Konsultasi ini memiliki tujuan untuk berbincang bersama dan mencari solusi dengan bertukar pendapat agar dapat meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari pembangunan PLTU tersebut. Dirinya juga menambahkan bahwa pembangkit listrik ini didukung oleh teknologi yang ramah lingkungan.
Meskipun dengan teknologi yang ramah lingkungan, pembangunan PLTU ini sempat menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat setempat. Menurut Tahir, selaku Camat Bahodopi hal tersebut sebenarnya lumrah saja.
“Yang perlu digaris bawahi di sini untuk masyarakat adalah jangan sampai nanti ada oknum-oknum yang mencoba memanfaatkan situasi yang ada demi kepentingan sepihak. Melalui forum ini juga, kita berharap akan melahirkan solusi yang bisa memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Desa Labota khususnya, dan secara umum masyarakat Kecamatan Bahodopi," ujar Tahir yang dilansir dari Kumparan.com.
Dengan adanya teknologi yang ramah lingkungan bukan berarti kita menjadi santai dan lalai dengan lingkungan sekitar, kesadaran yang tinggi akan lingkungan harus tetap ada. Jika lingkungannya sehat, makan seluruh makhluk hidup dapat menjalani hidupnya dengan baik, kan?
Ikuti tulisan menarik Sri Kunthhi lainnya di sini.