Pengajian kitab kuning sebagai pokok dibanding edukasi ponpes. Melalui kitab kuning berikut santri dikenalkan dengan bermacam jenis keilmuan. Ilmu-ilmu berikut yang bisa menjadi bekal mereka yang oke dalam sektor ceramah, jadi figur pakar tafsiran, hadist, qur'an dan Fiqih, kali ini tebuireng.co akan mengulas tentang macam - macam pondok pesantren.
Mekanisme pengajian kitab kuning di pesantren ini mengaplikasikan pengajian peninggalan ulama lama atau sebelumnya, yakni lesehan dan ma'na. ma'na ialah istilah mengartikan kata per kata dari kitab gundul dengan memakai bahasa Jawa atau Sunda.
Seiring dengan berkembangnya jaman dan perkembanganya pengetahuan ponpes bisa dikelompokkan jadi 3 :
Macam-macam Pondok Pesantren yang Perlu Dipahami
1. Pesantren Salaf
Pesantren mode ini memiliki beberapa karakter salah satunya:
pengajian terbatas pada kitab salaf (kitab kuning), intensifikasi permufakatan (bahtsul masail), berfungsinya mekanisme diniyah (klasikal), baju, tempat dan lingkungannya menggambarkan masa lampau, seperti yang sudah diaplikasikan di Lirboyo-Ploso-Kediri, al-Anwar Sarang Rembang dan Pacol Gowang Jombang.
Pesanten mode salaf ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan yang salah satunya: semangat melalui kehidupan yang mengagumkan, psikis kemandiriannya tinggi, moralitas dan mentalitasnya terlindungi dari virus modernitas, sanggup membuat insan aktif, inovatif dan progresif.
Karena dia ditantang untuk hadapi hidup tanpa normalitas ijazah, tumbuhnya psikis enterpreneuship (kewiraswastaan) berani sakit dan menanggung derita untuk kesuksesannya sebuah harapan. Sedang kekurangannya masih dikuasai oleh term-term classic misalnya: tawadhu' yang terlalu berlebih, zuhud, kuwalat dan umumnya akhirat oriented.
2. Pesantren Modern
Pesantren modrnm mempunyai beberapa karakter salah satunya kepenguasaan bahasa asing (arab dan inggris), tidak ada pengajian kitab-kitab classic (kitab salaf), kurikulumnya adopsi kurikulum kekinian seperti yang sudah diterapkan di sejumlah pesantren diantaranya: Pesantren Kekinian Darussalam Gontor Ponorogo, Zaitun Solo, Daar al-Najah dan Daar al-Rahman Jakarta.
Mode pesantren kekinian ini tidak lepas dengan kekurangan dan keunggulannya. Keunggulannya diantaranya: penekanan pada rasionalitas, tujuan pada hari esok, kompetisi hidup dan kepenguasaan tehnologi.
Adapun kekurangannya: kurang kuat dalam kepenguasaan pada khazanah classic, bahkan juga sebagian besar out put pesantren ini tidak sanggup membaca kitab classic (kitab kuning) dengan standar yang sudah diputuskan dan diterapkan di pesantren salaf seperti kepenguasaan nahwu, sharaf, balaghah, „arudl, mantiq, ushul dan qowaid.
3. Pesantren semi salaf-modern
Ialah pesantren yang usaha untuk mengkolaborasikan antar mekanisme pesantren salaf dan pesantren kekinian, seperti pesantren Tebuireng dan Mathali'ul al-Falah Kajen. Adapun karakeristiknya ialah ada pengajian kitab classic (kitab salaf) misalnya: taqrib, jurumiyah dan ta‟limul muta‟alim, ada kurikulum kekinian (misalnya: bahasa inggris, fisika, matematika, management dan beberapaya), memiliki independensi dalam tentukan arah dan peraturan, ada ruangan kreativitas yang terbuka lebar untuk beberapa santri (misalnya: keorganisasian, membuat buletin, majalah, melangsungkan seminar, dialog, bedah buku dan sebagainya).
Kehadiran pesantren kekinian dilihat dan diinginkan sebagai sarana untuk cetak manusia yang prima (insan kamil). Tetapi di lain sisi pesantren semi salaf-semi khalaf mempunyai beberapa kekurangan diantaranya: santri kurang kuasai secara dalam mengenai hasanah classic, berubahnya kepercayaan mengenai term-term salaf yaitu: barokah, kuwalat, zuhud, dan tujuan
Ikuti tulisan menarik Candra Bi lainnya di sini.