x

Iklan

Riki Sualah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juli 2020

Jumat, 5 Maret 2021 10:19 WIB

Sempat Melambung Tinggi, Harga Nikel Kini Jeblok

Di tengah gemilangnya harga nikel beberapa tahun belakangan, kini harga mineral tersebut turun jeblok. Mengapa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Bursa berjangka untuk komoditas mineral dan logam di dunia yakni London Metal Exchange mencatat adanya perubahan harga pada nikel. Tercatat, harga nikel merosot 4,18% dari US$18.635/ton pada perdagangan hari Selasa. Harga nikel merosot tersebut menjadi US$17.864/ton, sedangkan harga nikel merosot pula pada sistem pembelian langsung sebesar 4,13% dari US$18.635/ton menjadi US$17.864/ton. 

Merosotnya harga nikel pada penutupan bursa perdagangan kemarin di London Metal Exchange (LME) juga diikuti oleh harga nikel di Bursa Shanghai (SNIcv1) yang ikut turun sebanyak 6%.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa sampai pada akhirnya harga nikel merosot di tengah gemilangnya mineral tersebut? 

Alasannya adalah pengaruh ekspektasi pasar terhadap kurangnya suplai nikel untuk pembuatan baterai yang dibutuhkan oleh market global untuk kebutuhan penggerak mobil listrik. 

Juga, harga nikel terjun setelah Tsingshan Holding Group, perusahaan raksasa nikel dan stainless steel asal China, menyatakan bahwa mereka akan menyediakan 100.000 ton nikel matte untuk Huayou Cobalt, perusahaan pembuatan bahan baterai. 

Publik menilai bahwa langkah dari Tsingshan Holding Group ini tepat dan dapat menjadi bukti konkrit bahwa pasokan nikel yang ekonomis rupanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sektor industri baterai. 

Sedangkan di lain sisi, dikabarkan oleh Reuters bahwa ada faktor lainnya yang menjadi penyebab dari turunnya harga nikel. Adalah telah teratasinya banjir yang terjadi dua tambang milik Norilsk Nickel (Nornickel) di Rusia. Tambang yang terkenal dengan produk nikel dan paladiumnya ini sempat mengalami musibah yakni meluapnya air tanah di bawah tambang.

Genangan air yang terjadi mengakibatkan tambang Norilsk Nickel harus menurunkan tingkat produksi dan melakukan pengendalian genangan air di pit tambang. Pengendalian ini rencananya akan dilakukan hingga dua minggu ke depan. 

Dikutip dari Kitco, Vladimir Potanin selaku pimpinan perusahaan Nornickel menyebutkan bahwa perusahaan tersebut memiliki tenaga ahli dan kompetensi yang mumpuni untuk mengatasi permasalahan musibah tersebut. Sehingga, upaya yang dilakukan oleh perusahaan saat ini dirasa telah mencukupi untuk menyelesaikan musibah yang terjadi pada dua tambang tersebut. 

"Hingga saat ini, dapat dikatakan bahwa kejadian ini memiliki konsekuensi material, karena hal tersebut, maka akan terjadi pengurangan dalam hal jumlah produksi. Untungnya, banjir yang terjadi tidak memakan korban dan juga tidak berdampak buruk bagi lingkungan," lanjut Vladimir.

Sebagai informasi, Nornickel merupakan perusahaan tambang asal Rusia yang bergerak di bidang peleburan nikel dan paladium dengan kadar tinggi. Pada tahun 2020 lalu, perusahaan asal Rusia ini juga sempat menghadapi musibah karena tumpahnya minyak sebanyak 21.000 meter kubik diesel yang ditengarai dilakukan oleh anak perusahaan Nornickel

Ikuti tulisan menarik Riki Sualah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu