Sejak Indonesia belum merdeka, listrik telah hadir di tanah air yang dikelola oleh perusahaan Belanda. Kemudian sesudah merdeka, kelistrikan nasional dijalankan oleh putra-putri Indonesia sendiri. Begitu Jepang takluk, para pekerja di bidang kelistrikan mengambil inisiatif untuk mengambil alih. Ada semangat nasionalisme dalam proses peralihan itu. Kemudian dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas pada 27 Oktober 1945 oleh Presiden Soekarno.
Proses panjang itu membuat beragam cerita menyertai perjalanan kelistrikan tanah air. Ada kisah suka dan duka yang mengiringi segenap peristiwa. Insan PLN telah bekerja sepenuh hati untuk menghadirkan terang di bumi pertiwi. Mereka harus menembus daerah-daerah terisolir untuk mengalirkan listrik, untuk menghadirkan kemajuan. Sebab keadilan sosial adalah hak segenap bangsa, termasuk dalam hal pasokan energinya.
PLN dengan pengalamannya yang panjang itu telah merangkumnya dalam buku. Ada dua buku sekaligus yang diterbitkan baru-baru ini. Buku pertama yang berjudul Menerangi Negeri PLN 75 Tahun, mengisahkan perjuangan para insan PLN, mulai dari petugas di level bawah hingga manajemen di tingkat puncak dalam merumuskan dan menjalankan roda perusahaan. Buku ini menyibak dinamika yang terjadi dalam penyelenggaraan birokrasi.
Sementara buku satunya lagi yang berjudul Menerangi Indonesia Memajukan Bangsa, menggambarkan secara visual bagaimana perjuangan para insan PLN dalam menghadirkan listrik di berbagai wilayah di Indonesia. Buku yang kedua ini lebih menonjolkan keindahan fotografi dengan balutan narasi puitis yang menyiratkan kandungan makna foto-foto tersebut. Foto-foto yang bercerita. Membawa nuansa harmonis antara alam, mesin dan manusia.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, kedua buku itu mengulas perjalanan PLN sejak zaman Hindia Belanda hingga perkembangan terkini melistriki Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Catatan yang merangkum segenap tantangan yang dihadapi PLN di sepanjang pengabdiannya.
Ia menuturkan, selama 75 tahun berkiprah, banyak dinamika yang dialami PLN sebagai perusahaan pelat merah yang bertanggung jawab dalam menyediakan listrik di Tanah Air. Terlebih, Indonesia memiliki kondisi geografis beraneka ragam dengan wilayah yang luas. Kondisi itulah yang membuat daerah yang sangat terpencil membutuhkan kerja ekstra keras agar listrik dapat mengalir sampai sana.
"Tidaklah mudah membangun dan menyediakan listrik bagi rakyat yang kondisi geografisnya berbeda-beda, tapi sejalan dengan perjuangan kita yang diwarnai jatuh bangun PLN tidak menyerah dan terus mengupayakan hadirnya terang di setiap rumah warga," kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam acara KompasTalks: Bedah Buku 75 Tahun PLN Menerangi Negeri, Kamis 4 Maret 2021.
Zulkifli menjelaskan, kedua buku tersebut saling melengkapi. Oleh sebab itu, kedua buku itu akan menjadi pengingat yang penting tentang perjalanan yang telah dilalui PLN selama 75 tahun, khususnya bagi insan PLN di masa kini maupun di masa depan. Agar jejak sejarah itu terekam dengan baik dan dapat diambil manfaatnya untuk generasi mendatang.
"Kedua buku bisa menjadi catatan yang sangat baik, di mana tidak hanya berguna untuk generasi PLN hari ini, tetapi juga bagi generasi PLN di masa depan yang akan melanjutkan perjuangan dan perjalanan PLN," katanya.
Dedikasi PLN untuk mendukung jalannya pembangunan terus dilakukan dari masa ke masa. Semua kerja keras itu berlandaskan spirit untuk menerangi Indonesia dan memajukan bangsa, sebagaimana amanat yang diterimanya pertama kali sejak Indonesia merdeka. Dengan dorongan nasionalisme dan kehendak untuk mandiri dan berdaya. Semangat untuk setara dengan negara-negara maju di dunia, yang adaptif, modern dan sejahtera.
Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.
