x

sumber foto: goodnewsfromindonesia.id

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Rabu, 10 Maret 2021 07:30 WIB

Hubungan Antara Nikel dengan Investasi di Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang pada Sabtu (6/3/2021) lalu, dirinya mengatakan bahwa nikel bisa menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik. Benarkah ada hubungan yang erat antara industri tambang nikel dengan investasi di Tanah Air?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cadangan bijih nikel di Indonesia yang memiliki 30 persen dari cadangan bijih nikel dunia. Ini berarti kekayaan bijih nikel di Tanah Air sangat melimpah! Dilansir dari Kontan.co.id, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang pada Sabtu (6/3/2021) lalu, dirinya mengatakan bahwa nikel bisa menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik. 

Cadangan nikel kita melimpah, maka investasi besar-besaran berpeluang besar masuk ke Indonesia khususnya untuk sektor kendaraan listrik. 

Selain larangan ekspor bijih nikel, pemerintah terus menekan program hilirisasi nikel yang bertujuan untuk memproduksi bijih nikel menjadi barang jadi. Agus menjelaskan bahwa sudah ada perusahaan lokal yang akan memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik diantaranya PT QMB (Sulawesi Tengah), PT Halmahera Persada Lygend (Pulau Obi), PT Weda Bay Nickel (Maluku Utara), dan PT Smelter Nikel Indonesia (Banten).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, untuk membangun pabrik pengolahan baterai dibutuhkan dana yang tidak sedikit, maka peran investor untuk berinvestasi di Indonesia terbilang penting. Di tahun 2020, realisasi penanaman modal khusus sektor industri jika dibandingkan dengan tahun 2019 naik sebesar 26 persen. 

Agus membeberkan bahwa dari Rp216 triliun naik menjadi Rp279,9 triliun di tahun 2020. Dirinya memberikan apresiasi kepada pelaku industri atas komitmen merealisasikan investasi di Indonesia. 

Mudahnya, Industri pertambangan khususnya nikel sedang “naik kelas”. Tren kendaraan listrik inilah yang menjadi penyebabnya. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bulan Januari-Desember 2020, sektor industri mengeluarkan dana sebesar Rp272,9 triliun atau dengan kata lain menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp826,3 triliun. 

Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi negara tujuan para pelaku industri global untuk menanamkan investasinya. Tentu hal tersebut disambut baik oleh pemerintah. Agar para investor semakin yakin untuk berinvestasi maka ada banyak hal yang harus diperhatikan.

Jangan lupakan iklim investasi yang kondusif sebagai fokus yang harus diutamakan juga untuk pemerintah termasuk limbah dari produksi baterai. Karena jika tidak diperhatikan maka kehidupan makhluk hidup dapat terancam. 

Dengan adanya kesempatan ini, kepedulian pemerintah jangan sambil berat sebelah. Tidak mau kan jika investor menjadi ragu untuk berinvestasi di Indonesia?

 

Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB