x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Minggu, 4 April 2021 05:59 WIB

Langkah PLN Hemat Devisa Negara dengan Menggenjot Penggunaan Kompor Induksi  

PLN sebagai perusahaan negara yang membidangi kelistrikan sudah mempersiapkan diri untuk mengakselerasi pengguna kompor induksi. Proses rancangan program mulai dilakukan pada awal April 2021. Program itu ditujukan untuk pelanggan pasang baru, yang akan diberi insentif daya yang lebih besar dari yang dimohonkan, dengan syarat pelanggan tersebut memasang kompor induksi pada hunian mereka. Upaya pengguna kompor induksi sendiri dinilai tak hanya memberi keuntungan bagi masyarakat dan menekan angka impor LPG dalam negeri, namun juga mampu mendorong kinerja keuangan PLN. Manajemen PLN tengah menggodok program lainnya untuk mengakselerasi 1 juta pengguna kompor induksi. Targetnya sepanjang 2021 angka tersebut bisa direalisasikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia telah mengimpor 6,2 juta MT Liquified Petroleum Gas (LPG) pada tahun 2020. Diprediksikan pada tahun 2021 jumlah impor LPG akan membengkak menjadi 7,2 juta MT. Jumlah itu akan terus bertambah tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2024 diperkirakan jumlah impor LPG mencapai 10 juta MT. Ini adalah ancaman serus jika tidak ditanggulangi segera.

 

Ada beberapa langkah pencegahan, misalnya gasifikasi batubara. Namun kebijakan seperti itu hanya menunda penyelesaian penyakit yang sebenarnya. Sebab yang membuat impor LPG membengkak adalah pola konsumsinya. Jika dari sini tidak diatasi, maka berapapun gas yang didatangkan tidak akan mencukupi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Oleh sebab itu perlu dibuat satu terobosan perubahan konsumsi gas di masyarakat. Misalnya untuk rumah tangga bisa diganti dengan kompor induksi. Memang saat ini, salah satu kendala kompor induksi adalah soal kesesuaian kebutuhan dengan besarnya daya listrik mayoritas masyarakat, terutama golongan ekonomi lemah. Namun perkembangan teknologi telah memungkinkan kompor induksi berdaya panas tinggi dengan daya listrik yang relatif kecil. Meskipun harganya memang masih agak mahal.

 

Namun jika pemerintah ingin membuat program khusus kompor induksi, tentu biayanya akan lebih murah karena dibuat secara massal. 

 

PLN sebagai perusahaan negara yang membidangi kelistrikan sudah mempersiapkan diri untuk mengakselerasi pengguna kompor induksi. Proses rancangan program mulai dilakukan pada awal April 2021. Program itu ditujukan untuk pelanggan pasang baru, yang akan diberi insentif daya yang lebih besar dari yang dimohonkan, dengan syarat pelanggan tersebut memasang kompor induksi pada hunian mereka.

 

Upaya pengguna kompor induksi sendiri dinilai tak hanya memberi keuntungan bagi masyarakat dan menekan angka impor LPG dalam negeri, namun juga mampu mendorong kinerja keuangan PLN. Manajemen PLN tengah menggodok program lainnya untuk mengakselerasi 1 juta pengguna kompor induksi. Targetnya sepanjang 2021 angka tersebut bisa direalisasikan.

 

“PLN melalui program-program yang diluncurkan menargetkan 1 juta pengguna kompor induksi dapat tercapai pada tahun 2021 ini. Selain rumah tangga, PLN juga menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk segmen pelanggan bisnis dan industri, utamanya pemakaian kompor induksi pada UMKM atau IKM," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi, Jumat 2 April 2021.

 

Saat ini, kebijakan PLN terkait penggunaan kompor induksi dihadirkan dalam bentuk produk layanan Super Electrilife yang diluncurkan pada 12 Maret 2021 lalu. Ada harga spesial yang ditetapkan manajemen sebesar Rp202.100 untuk biaya penyambungan tambah daya pelanggan 1 phase sampai dengan daya 11.000 VA, bagi pelanggan yang membeli kompor induksi atau barang elektronik lainnya.

 

Kebijakan ini tentunya harus didukung penuh oleh pemerintah dan masyarakat jika ingin sukses. Sebab mengubah kebiasaan itu sangat sulit. Dengan sinergi dan dorongan pihat terkait, penggunaan kompor induksi akan bisa ditingkatkan dengan cepat.

 

Jumlah impor LPG yang terus membengkak setiap tahun adalah alarm bahaya. Indonesia harus segera mengubah pola konsumsi masyarakat agar tidak kecanduan impor LPG. Apalagi saat ini, PLN memiliki cadangan listrik sampai 50% akibat pandemi dan rampungnya pembangunan pembangkit listrik. Oleh sebab itu pemerintah harus segera membuat kebijakan tepat guna menyerap listrik dan menurunkan biaya impor LPG yang besar itu.

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu