x

Warga mengevakuasi korban akibat banjir bandang di Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Senin, 5 April 2021. Berdasarkan data BNPB hingga Senin siang, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Flores Timur mencapai 68 jiwa. ANTARA/Pion Ratuloli

Iklan

Yudel Neno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 21 April 2021 05:50 WIB

Relawan Orang Muda Merasa Selalu Muda

...perhatian kemanusiaan merupakan tugas utama mereka dan bahwa rasa kemanusiaan tak kenal tua, dan selalu muda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gereja Katolik memberi perhatian khusus kepada orang muda. Perhatian ini nampak dalam disediakannya peluang bagi orang muda dalam Komisi Kepemudaan, mulai dari tingkat nasional di Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), keuskupan-keuskupan hingga paroki-paroki. Tidak hanya itu. Kepada orang-orang muda juga disediakan begitu banyak kegiatan, yang mereka sendiri adalah pelakunya.

Supaya kegiatan orang-orang muda terarah secara baik, dalam Gereja Katolik dikenal moderator, yang tugasnya adalah mendampingi, mengarahkan orang muda baik sebagai persona maupun dalam kegiatan-kegiatan.

Seperti publik tahu, saat ini bencana alam menglobal di mana-mana. Korban berserakan, berjatuhan di mana-mana. Rasa trauma tersebab bencana masih begitu kuat menyengat dalam nubari para terdampak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkhusus di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT, saat ini memasuki masa pemulihan pasca bencana. Ribuan masyarakat terdampak bencana, dan tidak sedikit kerusakan yang terjadi. Respon para donatur, para pemerhati pun tidak sedikit. Bantuan mengalir dari berbagai penjuru berupa material dan finansial.

Penanganan mulai dari evakuasi hingga pemulihan melibatkan banyak pihak (stakeholder) antara lain pihak pemerintah, NGO, relawan, ormas, orang-orang muda serta perkumpulan-perkumpulan lainnya.

Penulis menyaksikan betul, peran orang muda dalam hal ini Orang Muda Katolik (OMK), Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, Keuskupan Atambua dalam menangani para terdampak sejak dalam situasi emergency hingga masa pemulihan kini.

Bersama dengan Organisasi THS-THM, OMK Paroki Betun bersinergi, berjibaku menangani para terdampak saat masih di camp pengungsian hingga saat ini mereka sudah di rumah pun masih diberi perhatian.

Keterlibatan orang-orang muda dalam kegiatan penanganan para terdampak bencana merupakan suatu panggilan suci, yang ingin menegaskan bahwa dalam usia mereka yang masih muda, perhatian kemanusiaan merupakan tugas utama mereka dan bahwa rasa kemanusiaan tak kenal tua, dan selalu muda.

Dengan merespon kondisi emergency para terdampak, orang muda belajar bahwa yang namanya situasi darurat, tanggapannya butuh semangat muda, cepat, tepat dalam spirit kerja sama.

Orang muda tidak bisa dan tidak boleh, hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Orang muda yang merasa selalu muda, mengandung arti bahwa ia membutuhkan yang lain, supaya kemudaannya itu, meluas sampai jauh. Ibarat sungai yang mengalir dari hulu ke hili, sedemikian itu, kemudaan orang muda perlu mengalir penuh lembut hingga ke hili, berbagi kasih sampai ke akar-akar.

Kasih sampai ke akar-akar, membutuhkan semangat rela berkorban yang tinggi. Itulah relawan namanya. Relawan berarti rela berkorban; menjadi tenaga siap pakai. Justru karena mereka masih muda, maka mereka menjadi tenaga siap pakai. Mereka tenaga siap pakai tetapi mereka bukan obyek. Mereka adalah subyek yang terlibat karena daya dorong cinta kasih. Di sinilah letak konsep dasar tentang relawan.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Yudel Neno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler