x

Bedak Bayi yang Bagus

Iklan

Fidya Rizky

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Februari 2021

Kamis, 6 Mei 2021 10:01 WIB

Perkembangan Sistem Saraf Manusia Pada Tahun Pertama Kelahiran


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tumbuh kembang anak tidak hanya memerlukan kematangan fisik yang cukup, tapi juga kematangan saraf yang sesuai. Ketika anak sudah mencapai usia tertentu dan memiliki tubuh yang cukup sehat dan kuat untuk melakukan suatu gerakan ia tidak akan mampu melakukan gerakan tersebut tanpa adanya kematangan saraf yang cukup.

Sejak lahir hingga anak berusia dua tahun merupakan saat neuron dikorteks otak membentuk sebuah sinaps yang sangat banyak. Pada masa multiplikasi dan pembentukan sinaps  otak harus mendapatkan prioritas utama dalam hal pemenuhan zat-zat gizi sebagai bahan-bahan dalam pembentukannya.

Didalam otak bayi yang baru lahir terdapat kurang lebih 100 milyar sel saraf. Sel saraf ini memiliki 3 bagian utama, yaitu :

  1. Badan sel, berbentuk menyerupai bintang, didalamnya terdapat sebuah inti sel dan ujung-ujung dari badan sel yang menjulur ini berfungsi sebagai penghubung antar satu sel dengan sel yang lainnya, sehingga membentuk suatu jalinan yang sangat kompleks.
  2. Dendrit, merupakan serabut pendek yang bercabang. Sebuah sel saraf bisa memiliki sekitar 200 dendrit.
  3. Akson, bentuknya yang memanjang, menyerupai tangkai dari sel saraf. Akson biasanya dilindungi semacam selaput dari lemak yang biasa dikenal dengan mielin.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat bayi baru lahir hingga ia mencapai usia enam bulan, sel-sel sarafnya belum seluruhnya mencapai tingkat perkembangan yang matang. Sel saraf dapat dikatakan mencapai tingkat kematangan apabila sudah terbentuk akson pada setiap tubuh. Setiap terbentuk akson yang baru akan akan terbentuk pula sinaps yang dapat memungkinkan terjadinya sebuah komunikasi antar setiap bagian tubuh dengan otak. Hal ini dapat menyebabkan anak belum terampil dalam mengontrol gerakan anggota tubuhnya.

Didalam otak tidak hanya terdapat sel saraf saja namun terdapat sel glia. Sel glia berfungsi untuk melindungi, memberi dukungan dan juga memberi makan kepada sistem saraf, dengan cara mengalirkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan. Dengan demikian, proses tumbuh kembang sel saraf dapat berkembang dengan baik dan dapat menghantarkan sebuah pesan.

Pemberian stimulasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, namun perlu diperhatikan dalam pemberian stimulasi tersebut apakah sesuai dengan usianya atau tidak. Berikut adalah cara melakukan stimulasi dini disetiap tahapan perkembangan bayi :

  • Usia 0-3 bulan

Pelukan, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna terang, benda-benda berbunyi, menggulingkan bayi kekanan dan kekiri dan dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.

  • Usia 3-6 bulan

Bermain petak umpet, bermain ciluk ba, melihat wajah anak dengan ibunya dicermin, merangsang untuk telungkup dan duduk.

  • Usia 6-9 bulan

Panggil nama anak, ajak untuk bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang untuk duduk dan dilatih untuk berdiri sambil berpegangan.

  • Usia 9-12 bulan

Ulang-ulang untuk memanggil nama Ibu, Ayah, Kakak, memasukkan mainan kedalam wadah, minum dari gelas langsung, menggelindingkan bola, dilatih berdiri dan berjalan dengan berpegangan.

Pemberian stimulasi yang tepat sesuai dengan usia anak dan pemberian stimulasi dengan cara yang menyenangkan dapat membantu anak untuk merangsang perkembangan motorik kasar, halus, sensorik dan keseimbangan anak.

Ikuti tulisan menarik Fidya Rizky lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu