x

sumber foto: jiipe.com

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Kamis, 6 Mei 2021 17:15 WIB

Melihat Optimisme Pengusaha Hilir Nikel Nasional

Berkumpulan para CEO pada acara CEO Forum 2021 yang diselenggarakan akhir bulan April lalu. Salah satunya yang menarik perhatian adalah CEO dari PT IIMIP, Alexander Barus. Tidak hanya seputar tentang perusahaan, Alexander juga menceritakan perihal upaya dan mimpi perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejumlah direksi perusahaan khususnya yang memiliki peran dalam dunia tambang dan logam. menghadiri acara gelaran Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) secara virtual pada akhir April 2021 yakni CEO Forum 2021. Salah satu CEO perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yakni Alexander Barus menjadi pembicara di sesi pertama CEO Forum 2021. Dirinya menjelaskan lebih dalam mengenai perusahaan hingga mimpi IMIP.

PT IMIP berdiri sejak tanggal 3 Oktober 2012, perusahaan ini memiliki area konsesi seluas 47.000 hektar dengan area operasi tambang perusahaan sebesar 2.000 Ha. Sang CEO mengatakan bahwa area konsesi akan diperluas hingga 3.000 Ha. Hampir sembilan tahun IMIP berdiri, kini IMIP memiliki 46.000 pekerja. Sebanyak 7.000 pekerjanya merupakan warga negara asing.

Jangan ditanya tentang investor. IMIP mampu menggandeng beberapa investor hits di antaranya adalah Tsingshan Group, Bintang Delapan Group, dan Hanwha. IMIP terus memegang teguh motto perusahaan yaitu “United We Can” dan poin-poin budayanya yaitu WTS: Working Hard, Target Oriented, dan Smart. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kontribusi PT IMIP untuk negeri juga tidak main-main, buktinya adalah masuknya devisa negara melalui investasi yang nilainya setara dengan Rp43,5 triliun. Dengan pencapainnya tersebut, apa saja perjuangan yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan ini? 

Upaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Inilah kunci dari kesuksesan. Dalam penjelasan Alexander, IMIP memiliki 14 smelter nickel pig iron (NPI) dimana kapasitas masing-masing smelter 3 juta metrik ton per tahun. Selain nikel, perusahaan ini memiliki 1 smelter baja karbon dengan kapasitasnya 3,5 metrik ton per tahun, 5 smelter katoda yang kapasitasnya mencapai 240 ribu metrik ton per tahun, dan tidak kalah mengejutkannya di tengah dunia yang sedang heboh-hebohnya dengan kendaraan listrik, IMIP mempunyai fasilitas pengolahan daur ulang baterai electric vehicle (EV) berkapasitas kapasitas 20 ribu metrik ton per tahun.

Agar industri ini tetap bisa bernapas, IMIP memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 3.000 MW, bandara, pelabuhan, wisma, hingga sebuah institusi bernama Politeknik Industri Logam Morowali yang memiliki tujuan mempersiapkan tenaga kerja untuk kebutuhan perusahaan. Kedepannya, industri nikel di Morowali ini memiliki mimpi untuk berbisnis ramah lingkungan yang fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dengan adanya bisnis baru nanti, perusahaan juga berharap akan ada penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan membantu menyejahterakan masyarakat.

PT IMIP menjadi salah satu bukti bahwa tidak selamanya industri membawa hal-hal yang tidak menyenangkan. Mereka membuktikan bahwa ada dampak baik dari kehadiran industri. Dengan begini, masih adakah pandangan negatif mengenai industri? 

Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler