x

sumber foto: supplychainindonesia.com

Iklan

Meri Ana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Sabtu, 8 Mei 2021 07:36 WIB

Sejauh Mana Peran Pemain Industri Nikel Indonesia?

Nikel terus menjadi pusat perhatian. Memang, sudah sejauh mana sih peran pemain industri nikel di Tanah Air? Dalam acara CEO Forum 2021 yang diselenggarakan pada April lalu dapat membuktikan upaya besar salah satu pemain industri tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernahkah terlintas di pikiranmu, "Nikel terus yang menjadi pusat perhatian. Memangnya sudah sejauh mana para pengusaha tambah mineral ini berjalan?" ? Jika iya, kamu akan menemukan jawabannya dari tulisan ini. 

Sekitar akhir April 2021 lalu, Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) menggelar sebuah acara virtual yang bertajuk CEO Forum 2021. Acara ini dihadiri oleh beberapa direksi perusahaan yang berperan dalam industri logam dan pertambangan. Salah satu perusahaan tambang nikel ternama di Indonesia yakni PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tidak melewatkan momen ini, sang CEO, Alexander Barus menjadi pembicara pada sesi pertama.

Banyak hal menarik yang dapat dikulik dari penjelasan Alexander, bukan hanya tentang perusahaan melainkan disebutkan mimpi PT IMIP. 3 Oktober 2012, menjadi titik awal perusahaan mineral nikel ini memulai perjalanannya. IMIP memiliki motto perusahaan yakni “United We Can” dan poin-poin budayanya yaitu WTS: Working Hard, Target Oriented, dan Smart. Dan kedua hal tersebut terus dipegang teguh hingga saat ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam urusan investor,  IMIP berhasil menggandeng sejumlah investor ternama seperti Tsingshan Group, Bintang Delapan Group, dan Hanwha

PT IMIP memiliki area konsesi seluas 47.000 hektar dengan area operasi tambang perusahaan sebesar 2.000 Ha. Alexander mengungkapkan bahwa area konsesi akan diperluas hingga 3.000 Ha. Hampir sembilan tahun IMIP berdiri, saat ini IMIP memiliki 46.000 pekerja dimana 7.000 pekerjanya merupakan warga negara asing.

Kontribusinya untuk negeri dibuktikan dari masuknya devisa negara melalui investasi yang nilainya setara dengan Rp43,5 triliun. Perjuangan IMIP untuk meraih kesuksesan seperti saat ini tidak sedikit. 

Alexander menjelaskan sebanyak 14 smelter nickel pig iron (NPI) dimana kapasitas masing-masing smelter 3 juta metrik ton per tahun dimiliki oleh IMIP. Perusahaan tersebut juga "bermain" di luar nikel, mereka memiliki 1 smelter baja karbon dengan kapasitasnya 3,5 metrik ton per tahun, 5 smelter katoda yang kapasitasnya mencapai 240 ribu metrik ton per tahun, dan tidak kalah mengejutkannya di tengah dunia yang sedang gencarnya memproduksi kendaraan listrik, IMIP mempunyai fasilitas pengolahan daur ulang baterai electric vehicle (EV) berkapasitas kapasitas 20 ribu metrik ton per tahun.

PT IMIP terus berupaya menghidupkan industrinya. Mereka memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 3.000 MW, bandara, pelabuhan, wisma, bahkan sebuah institusi bernama Politeknik Industri Logam Morowali yang memiliki tujuan mempersiapkan tenaga kerja untuk kebutuhan perusahaan. Kedepannya, industri nikel di Morowali ini memiliki mimpi untuk berbisnis ramah lingkungan yang fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dengan adanya bisnis baru, IMIP juga berharap akan ada penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan membantu menyejahterakan masyarakat.

Ini baru satu perusahaan tambang saja yang menunjukkan perkembangannya untuk membantuk ekonomi Indonesia. IMIP berhasil membuktikan bahwa industri memiliki peran yang baik untuk kehidupan manusia, tidak hanya hal-hal buruknya saja. Perlahan, apakah sentimen negatifmu terhadap industri memudar?

Ikuti tulisan menarik Meri Ana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB