x

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Iklan

afifah afifah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2020

Minggu, 9 Mei 2021 20:29 WIB

Nilai-nilai Kebudayaan Amerika dan Indonesia

Nilai-nilai budaya merupakan ide-ide tentang apa yang baik, benar, dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang bagaimana mengkonseptualisasikan nilai-nilai. Teori konflik menurut para ahli senantiasa berfokus pada bagaimana nilai-nilai yang berbeda antara kelompok-kelompok dalam suatu budaya, sedangkan fungsionalisme berfokus pada nilai-nilai bersama dalam suatu budaya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nilai-nilai budaya merupakan ide-ide tentang apa yang baik, benar, dan adil. Akan tetapi, para sosiolog tidak setuju tentang bagaimana mengkonseptualisasikan nilai-nilai. Teori konflik menurut para ahli senantiasa berfokus pada bagaimana nilai-nilai yang berbeda antara kelompok-kelompok dalam suatu budaya, sedangkan fungsionalisme berfokus pada nilai-nilai bersama dalam suatu budaya.

Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat, yang telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan sosial atau organisasi sosial.

Budaya merupakan suatu hal yang melingkupi aktivitas dan tingkah laku manusia. Menurut Mulyana & Rakhmat (2006) budaya adalah cara berpakaian masyarakat setempat, kepercayaan-kepercayaan yang dimiliki, dan kebiasaan yang dipraktekkan masyarakat tersebut. Tiap-tiap negara di seluruh dunia memiliki ciri khas budayanya masing-masing. Suatu budaya juga tidak terlepas dari penyebaran budaya, penyebaran budaya ini dapat dilakukan melalui media massa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amerika Serikat adalah negara majemuk yang terdiri dari banyak suku bangsa sehingga kebudayaan disana begitu bervariasi. Mayoritas penduduk disana memiliki nenek moyang yang berasal dari negara lain. Berbagai macam nilai-nilai tersebut kemudian berakulturasi dan membentuk suatu nilai budaya baru. Di antara nilai-nilai budaya yang ada di Amerika, ada satu nilai yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya nilai budaya Amerika. Nilai tersebut berasal dari ajaran yang dibawa oleh kaum migran dari Inggris, yaitu puritanisme. Nilai-nilai dari ajaran puritan tersebut adalah:

  1. Percaya bahwa manusia pasti berbuat dosa. Untuk itulah, penganut puritanisme senantiasa beribadah untuk menghapus dosa mereka.
  2. Percaya bahwa Tuhan telah menentukan takdir dari seluruh laki-laki dan perempuan. Kepercayaan inilah yang membuat penganut puritanisme yakin dan percaya diri bahwa mereka bisa membuat keadaan mereka menjadi lebih baik.
  3. Percaya bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kehidupan moral mereka. Untuk itulah, penganut Universitas Sumatera Utara puritanisme yakin akan adanya kemurahan Tuhan dan Tuhan memanggil mereka untuk senantiasa bekerja keras serta memasang mata dengan tajam atas segala bentuk dosa, dan
  4. Percaya pada Bible yang merujuk kepada perkataan Tuhan. Untuk mengerti Bible, penganut puritanisme mengharuskan diri mereka untuk belajar membaca sehingga menurut mereka pendidikan itu sangat penting.

Ajaran puritan tersebut kemudian tercermin dalam kehidupan bangsa Amerika dan melahirkan nilai-nilai dasar budaya Amerika. Nilai-nilai dasar tersebut adalah:

  1. Kebebasan individu dan kemandirian. Artinya, masyarakat Amerika mengakui adanya kebebasan individu untuk melakukan sesuatu hal yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah disepakati bersama. Berawal dari kebebasan inidividu kemudian memunculkan suatu kemandirian dari individu-individu masyarakat Amerika. Kemandirian itu tidak hanya berada individu, tetapi juga menjadikan Amerika sebagai negara yang mandiri.
  2. Persamaan untuk memperoleh kesempatan dan kompetisi. Nilai ini berkaitan dengan kebebasan individu, setiap inidividu dalam masyarakat Amerika mempunyai jaminan atas kesempatan yang sama dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya ekonomi, keamanan, dan politik. Adanya jaminan atas kesetaraan dalam memperoleh kesempatan itulah kemudian muncul kompetisi. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dari setiap individu Amerika menuntut mereka untuk berkompetisi agar kebutuhannya tercapai, dan
  3. Kemakmuran dan kerja keras. Tuntutan akan kemakmuran bagi masyarakat Amerika juga mendasari adanya semangat kerja keras bagi masyarakat Amerika, karena percuma saja mereka mendapat kesempatan akan tetapi tidak mempergunakannya dengan maksimal.

Sedangkan Indonesia, Indonesia sebagai negara kepulauan adalah negara-bangsa yang memiliki kekayaan dan keragaman budaya nusantara yang merupakan daya tarik tersendiri di mata dunia. Seharusnya hal ini dapat dijadikan modal untuk menaikkan citra bangsa di mata dunia sekaligus nilai-nilai fundamental yang berfungsi merekatkan persatuan. Seperti yang kita ketahui, sebagai sebuah negara bangsa (nation-state) Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang khas dan membudaya di masyarakat seperti gotong-royong, saling tolong menolong, ramah, santun, toleran, dan perduli terhadap sesama.

Nilai-nilai tersebut pada akhirnya dijadikan rujukan untuk membentuk ideologi negara, yaitu Pancasila yang secara umum dibangun atas nilai-nilai luhur yang telah mengakar dan membudaya di masyarakat jauh sebelum Indonesia menjadi negara kesatuan. Sejak pascareformasi hingga saat ini kebudayaan di Indonesia terus mengalami banyak tantangan yang cukup serius, khususnya generasi muda yang sudah mulai banyak kurang memahami kebudayaan lokal. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki ketertarikan khusus akan kebudayaan lokal. Nilai-nilai budaya Indonesia menurut Koentjaraningrat (1987:85) nilai budaya terdiri dari konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Di antaranya pada:

  1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas),Contohnya disini saya ambil semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kalimat semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimuat dalam sebuah karya berjudul Kekawin Purusadasanta (Kitab Sutasoma), yang ditulis oleh Mpu Tantular tujuh abad silam pada zaman kerajaan Majapahit. Kalimat tersebut sebenarnya dibuat Mpu Tantular untuk menyatukan perbedaan yang ada dalam dua agama besar saat itu, yakni Buddha dan Hindu. Moh. Yamin merupakan tokoh yang pertama kali mengusulkan agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut diadopsi menjadi semboyan Negara.
  2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat adanya slogan atau moto tersebut, Contohnya gotong royong. Gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan rakyat Indonesia sebagai masyarakat agraris, oleh karena itu gotong royong merupakan system pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran produksi sebagai masyarakat agraris. Nilai gotong royong merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar masyarakat. Aktivitas terseut tampak dalam antar tetangga, antar kaerabat dan terjadi secara spontan tanpa ada permintaan atau pamrih bila ada sesama yang sedang kesusahan.
  3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat), Indonesia merupakan contoh yang hebat dari adanya kesesuaian islam(ideologi agama) dengan demokrasi. Walaupun masyarakat Indonesia mayoritas beragama islam tetapi Indonesia bukan merupakan Negara dengan pemerintahan yang bersifat teokrasi. Masyarakat Indonesia menyetujui adanya nilai-nilai agama dan nilai-nilai patriotik, dan hal tersebut dijadikan dasar pembentukan Negara Indonesia. Pada era reformasi peluang berpolitik semakin terbuka lebar, namun peran agama disini harus hilang sebagai adanya sikap tolenransi.

Ikuti tulisan menarik afifah afifah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB