x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Selasa, 11 Mei 2021 07:33 WIB

Lima Anak Usahanya Melakukan IPO, Pertamina Menjadi yang Terdepan  

Keuntungan melakukan IPO banyak sekali, di antaranya, untuk mendapatkan dana murah, menjadikan kinerja keuangan perusahaan lebih baik, memperoleh potensi pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan citra perusahaan, dan lain-lain. IPO adalah jalan pintas untuk membesarkan perusahaan dengan dana dari orang lain.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa hari belakangan sedang ramai pemberitaan anak usaha Pertamina yang akan melakukan Initial Public Offering alias IPO. Banyak kabar miring beredar, sebagian besar bersumber dari ketidaktahuan. Orang-orang khawatir, IPO akan membuat perusahaan itu dikuasai orang lain, atau katakanlah pihak asing. Faktanya tentu tidak demikian. IPO adalah Penawaran Saham Perdana, dengan demikian, IPO adalah saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas untuk ditawarkan kepada masyarakat atau publik. Karena itu, perusahaan yang melakukan IPO sering disebut sedang go public.

Banyak perusahaan yang bercita-cita untuk bisa go public. Tapi syaratnya tentu tidak mudah. Di antaranya, perusahaan harus menunjuk underwriter dan lembaga, serta profesi penunjang pasar modal yang akan membantu perusahaan melakukan persiapan go public. Selain itu, perusahaan juga harus memohon izin ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kata lain, perusahaan tersebut harus benar-benar layak untuk melantai di bursa.

Keuntungan melakukan IPO banyak sekali, di antaranya, untuk mendapatkan dana murah, menjadikan kinerja keuangan perusahaan lebih baik, memperoleh potensi pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan citra perusahaan, dan lain-lain. IPO adalah jalan pintas untuk membesarkan perusahaan dengan dana dari orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejalan dengan tujuan itulah anak usaha Pertamina melakukan IPO. Tercatat, Pertamina menjadi penyumbang terbanyak anak usaha yang akan melakukan penawaran umum perdana saham di BEI. Dari 14 perusahaan plat merah yang akan melantai di Bursa, terdapat lima anak usaha Pertamina di dalam daftar tersebut.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, investor akan menunggu penetapan initial price IPO yang dilakukan anak usaha Pertamina ini, karena hal tersebut akan menarik dan membuat calon emiten ini mengalami oversubscribe. Sementara itu, investor juga akan memperhatikan ekspansi bisnis dan hilirisasi dalam hal migas dan energi yang dilakukan anak usaha Pertamina tersebut.

"Maka dari itu pencarian pendanaan melalui IPO menurut saya ini merupakan solusi karena ini juga bisa berpeluang untuk Pertamina dalam rangka meningkatkan kinerjanya di depan pelaku investor, tidak hanya dari negara saja, tapi juga partisipasi publik bisa terlaksana melalui emiten-emiten tersebut setelah IPO," ujar Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, Jumat 7 Mei 2021.

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menjelaskan tentang rencana membawa salah satu anak usaha Pertamina yakni, PT Pertamina International Shipping (PIS) melakukan IPO. Hal itu diungkapkannya saat meresmikan PIS menjadi subholding shipping pertama yang berada di bawah Pertamina Group, pada Rabu 5 Mei 2021.

"Ini (IPO) kita lihat dari banyaknya aksi korporasi di market. Tentu window-nya kita cari yang tepat, pasti tahun ini tapi bulannya kita cari waktu," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Rencana IPO anak usaha Pertamina ini memerlukan sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait, sehingga membutuhkan proses untuk bisa menentukan waktu yang tepat. Saat ini PIS telah mengkonsolidasikan bisnis kapalnya menjadi logistik kelautan yang terintegrasi. Hal ini membuat strategi pasar dan bisnis model bisnis PIS menjadi berkelanjutan. Lantaran konsolidasi tersebut telah menyatukan aset-aset dari anak usaha lain, mulai dari pengadaan kapal besar, terminal BBM, hingga pelabuhan. Langkah ini diperlukan untuk memperkuat rantai pasok energi nasional.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, setelah proses inbreng atas aset-aset tersebut rampung, kini subholding PIS memiliki banyak aset. Terdiri dari seluruh aset kapal, enam pelabuhan, hingga terminal BBM telah diserahkan.

"Maka hari ini, kapal yang dikelola PIS sebanyak 750 armada, di mana 540 armada merupakan aset milik sendiri dan sisanya sewa," tutur Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Adapun Kapal Very Large Crude Carrier (VLCC) Pertamina Pride dan Pertamina Prime merupakan dua kapal tanker raksasa yang dimiliki PIS. Keduanya akan difungsikan untuk melayani pasar luar negeri. Ke depan, perseroan memang akan meningkatkan pasar ke luar negeri. Sebab, selama ini pasar yang digarap PIS sebagian besar adalah domestik.

Pertamina telah mengambil langkah yang tepat dengan melakukan IPO terhadap anak usahanya. Dengan cara itu, perusahaan akan semakin kokoh, memiliki reputasi yang baik, dan bermasa depan cerah. Adapun anak usaha Pertamina yang akan melakukan IPO adalah PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero) dan PT Pertamina Hilir (Persero).

 

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler