x

SSB Sukmajaya

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 15 Mei 2021 15:04 WIB

SSB Sukmajaya dan Konsistensi, Disiplin, Ketegasan, sertaTanggungjawab

Dalam kehidupan manusia, hingga kini kita hanya mengenal peringatan hari ulang tahun seseorang, adalah berdasarkan tanggal lahir. Tetapi mengapa hari ulang tahun SSB Sukmajaya diperingati di setiap tanggal berdirinya?  Bukan diperingati di setiap tanggal lahirnya? 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berdasarkan tanggal lahir, 10 Juni 1998, maka ulang tahun ke-23 kelahiran SSB Sukmajaya masih tersisa kurang dari sebulan. Namun, selama ini, SSB Sukmajaya memperingati ulang tahunnya di setiap tanggal berdirinya, yaitu pada 16 Mei 1999, kurang dari dua hari.

Sesuai catatan yang ada dalam Akta Pendirian Perkumpulan Sekolah Sepak Bola (SSB) Sukmajaya, tertulis jelas bahwa ada catatan lahir dan berdirinya SSB Sukmajaya.

Catatan tersebut adalah setelah melakukan pembinaan dan pelatihan sejak lahir 10 Juni 1998 di Stadion Kostrad Cilodong Depok, maka tanggal uji tanding perdana, 6 kelompok umur melawan SSB Depok Jaya (Pimpinan Ronny Pattinasarani) pada Minggu, 16 Mei 1999 di Stadion Merpati Depok, ditetapkan sebagai berdirinya SSB Sukmajaya Depok dengan sekretariat di Jalan Studio Alam TVRI, Perumahan Sukmajaya Permata Blok G.10 Depok, Telepon: 021-77824937 dan handphone (hp): 08179831425.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Catatan lahir, berdiri, lahir Kota Depok

Dalam kehidupan manusia, hingga kini kita hanya mengenal peringatan hari ulang tahun seseorang, adalah berdasarkan tanggal lahir. Tetapi mengapa hari ulang tahun SSB Sukmajaya diperingati di setiap tanggal berdirinya?  Bukan diperingati di setiap tanggal lahirnya? 

Sebab SSB Sukmajaya bukan manusia, dia adalah wadah perkumpulan bagi siswa untuk ditempa dalam pembinaan dan pelatihan permainan sepak bola agar menguasai ilmu atau teori permainan sepak bola dengan benar dan mampu mempraktikkan ilmu dan teori sepak bola dalam permainan dengan benar, maka di dalamnya ada proses yang tak semudah membalik telapak tangan.

Bila bayi yang lahir langsung dapat garansi keberlangsungan kehidupan dari orang tua atau orang yang bertanggungjawab merawat dan mendidik dalam tumbuh kembangnya,  maka yang namanya sekolah nonformal, setelah dilahirkan, tidak ada yang menggaransi apakah program pembinaan dan pelatihannya akan berjalan atau berlanjut atau tidak.

Semua tergantung dari keberadaan siswanya. Istilahnya, percuma dilahirkan wadah, namun hanya dalam tempo satu dua hari tutup karena tak ada lagi siswa yang dibina dan dilatih.

Sebab itu, meski wadah SSB Sukmajaya diproses beberapa tahun sebelum lahir, lalu dirumuskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya serta kepengurusannya sejak awal tahun 1998 dan lahir 10 Juni 1998, SSB Sukmajaya belum memproklamirkan berdiri.

Proses pembinaan dan pelatihan harus dijalani dulu. Bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Bukan sekadar karena pendirinya lagi hebat dan banyak uang. Apalagi hanya sekadar asal-asalan.

Mendirikan SSB harus ada siswanya yang mendaftar murni. Bukan comot siswa dari sana-sini. Bukan potong kompas dan membajak siswa dari tempat lain. Bukan pula mengimingi orang tua dan siswa dengan berbagai janji yang merusak tatatan.

SSB juga wajib ada home basenya meski harus sewa stadion atau lapangan, ada kesekretariatanya, ada nomor teleponnya (kontak)ada ruang atau program pembelajaran edukasi di luar teknik dan speed bermain bola, ada sarana dan prasarananya, ada kurikulumnya, ada rancangan programya, ada kepastian anggarannya, ada pengurus dan tim pelatih yang memenuhi standar, ada kelompok umurnya, ada wadah dan jenjang turnamen atau kompetisinya, ada komite orang tuanya, dan ada hasil prosesnya pembinaan dan pelatihnya, ada sistem laporan pembinaan dan pelatihan, hingga keberadaannya juga terafiliasi dengan klub yang menaungi serta klub pun terafiliasi dan terdaftar menjadi bagian Askot atau Askab PSSI di kota atau kabupaten sesuai domisili SSB.

Sebab karena hal itu, SSB Sukmajaya tidak mengikrarkan berdiri sesuai tanggal kelahirannya, karena memang harus terbukti tetap masih bisa berdiri sejak lahir, sebelum teruji oleh waktu dan proses.

Selain itu, sesuai domisilinya di Depok, maka SSB Sukmajaya yang lahir setelah melalui proses perizinan mulai dari lingkungan RT, RW, Kelurahan, hingga kecamatan, karena menggunakan nama langsung wilayah kelurahan dan kecamatan Sukmajaya, SSB Sukmajaya juga menghargai lahirnya Kota Depok.

Setelah Kota Depok resmi lahir pada 27 April 1999, maka saat SSB Sukmajaya sudah merencanakan akan melaksanakan uji tanding perdana versus SSB Binaan Ronny Pattinasarani pada 16 Mei 1999, itu dijadikan sebagai hari berdirinya SSB Sukmajaya di Kota Depok yang baru resmi lahir pada 27 April 1999, berjarak tak kurang dari sebulan.

Konsisten, disiplin, tegas

Sejak lahir 10 Juni 1998, di antara  hal yang melekat dalam SSB Sukmajaya adalah konsisten. Selain memperhatikan betul detil dan proses hingga memproklamirkan berdiri 16 Mei 1999 yang tidak semudah membalik telapak tangan, SSB Sukmajaya terbukti tetap konsisten (tidak berubah-ubah), taat asas,  ajek, selaras dan terus sesuai visi misi dan tujuan dalam proses pembinaan dan pelatihan.

Selain itu, disiplin sesuai tata tertib seperti di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya terus ditegakkan. Ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib) menjadi roh hingga secara sistem dan metode pembinaan dan pelatihan tak melenceng. 

Siapa pun yang coba melenceng sesuai tata tertib atau peraturan, hanya ada dua pilihan, ikuti aturan berarti bertahan, tak ikuti aturan berarti keluar. Sebab, hanya ada satu pilihan bila mau tetap menjadi bagian dari SSB Sukmajaya, yaitu disiplin terhadap tata tertib dan peraturan.

Selanjutnya, sikap tegas. SSB Sukmajaya lahir dan berdiri sudah lengkap memiliki prasyarat sebagai sebuah sekolah nonformal, maka sikap tegas menjadi urat nadi dalam proses pembinaan dan pelatihan.

SSB Sukmajaya selalu konsisten dan disiplin dalam ketegasan karena keberadaannya jelas dan terang benar atau nyata,  tentu dan pasti (tidak ragu-ragu lagi, tidak samar-samar), serta tandas (perbuatan) menjalankan kegiatan sesuai program dan bertanggungjawab.

SSB pelopor, tetap perkumpulan sosial

Sebagai satu dari 16 SSB pelopor yang lahir hanya berbeda satu tahun dengan SSB pelopor lain ASIOP Jakarta, menjadi peserta turnamen resmi SSB pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh PSSI, yaitu Kid' Soccer Tournament pada 1999 yang diselenggarakan di Jakarta, hingga kini SSB Sukmajaya tak terpengaruh dan silau dengan keberadaan SSB lain yang tumbuh menjamur. Tak silau dengan ambisi menjadikan siswanya berprestasi menuju timnas. 

Sebagai SSB pembinaan murni, siswa yang dibina dan dilatih di SSB Sukmajaya tak ada prasyarat khusus. Semua siswa yang bisa atau belum bisa bermain bola tetap ditampung. Pada saatnya ikut program festival/turnamen/kompetisi, semua siswa juga mendapat hak yang sama, diikutsertakan, meski lawannya SSB yang pemainnya pilihan/cabutan dll.

Tak lupa, SSB Sukmajaya yang terus memiliki tiket berkompetisi di wadah yang representatif, juga memberikan kesempatan kepada siswa SSB lain yang ingin ikut merasakan ketatnya kompetisi resmi, namun dengan syarat ketat. Ada proses seleksi dan aturan yang jelas antara manajemen SSB bersangkutan atau dengan orang tua siswa. Setelah kompetisi usai, siswa dari SSB lain kembali ke SSB asal.

SSB Sukmajaya tetap konsisten pada visi misi dan tujuan sebagai perkumpulan SSB sosial, nonprifit. Meski begitu, SSB Sukmajaya juga tak mengubah atau membikin badan semacam Yayasan atau berubah bentuk menjadi PT.

Sepanjang lahir dan berdiri, SSB Sukmajaya sepenuhnya dibiayai oleh pendiri/pemilik, Pengurus, dan disokong oleh orang tua siswa yang menjadi donatur, serta iuran siswa, karena niatnya.

Beberapa kali ada sponsor yang logo perusahaan/instansinya nempel di jersey home-away SSB Sukmajaya, itu pun atas dasar perjanjian kerjasama semiprofesional, lebih condong kekeluargaan. 

Alhamdulillah, sepanjang bernafas sejak lahir dan berdiri, asam-garam, pahit-getir, pahit-manis, suka-duka, lengkap telah dialami dan dirasakan SSB Sukmajaya, namun hingga kini, masih bisa.bernafas dan terus melalukan program pembinaan dan pelatihan, khususnya membekali siswa cerdas teknik dan speed dalam bermain bola, dan terutama pondasinya adalah membekali para siswa dan orang tua cerdas intelegensi dan personaliti (emosi) dalam hal sepak bola dan kehidupan nyata.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler