3 Pos Utama untuk Gaji Pertama Usai Lebaran

Selasa, 18 Mei 2021 07:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meski tidak pergi kemana-mana karena pandemi Covid-19, entah kenapa kondisi keuangan usai Lebaran tetap terasa berat. Meski Lebaran di tengah pandemi, ternyata ada saja jenis pengeluaran yang memberatkan keuangan. Bagi anda yang baru saja bekerja, mungkin usia lebaran maish mengadalkan gaji perdana yang akan diterima. Nah, biar gaji perdana tidak berlalu begitu saja, ada baiknya dialokasikan pada pos-pos yang tepat.

Meski tidak pergi kemana-mana karena pandemi Covid-19, entah kenapa kondisi keuangan usai Lebaran saat ini tetap terasa tak menggembirakan. Selama Lebaran di tengah pandemi, ternyata ada saja jenis pengeluarannya yang membuat kondisi keuangan kering kerontang.

Tak mengherankan, bagi beberapa orang hidup sehabis Lebaran pun kini mengandalkan sisa-sisa keuangan Lebaran dan untuk selanjutnya bakal mengadalkan gaji perdana yang akan diterima. Begitulah Paceklik keuangan pun tetap dirasakan usai Lebaran. Nah, biar gaji perdana sehabis Lebaran tidak berlalu begitu saja, ada baiknya dialokasikan pada pos-pos yang tepat.

Profesor asal Harvard sekaligus pakar perencana keuangan terkemuka di Amerika, Elizabeth Warren dalam bukunya “All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan” mememberikan tip untuk mengelola gaji bulanan.

Lantas seperti apa skema pengelolaan keuangan untuk gaji bulanan ala Elizabeth Warren? Skema 50-30-20 menjadi jawabannya dan tentu tak ada salahnya diterapkan untuk mengelola gaji perdana sehabis Lebaran?

1. Pos Kebutuhan Bulanan (50%)

Pos ini mencakup biaya sewa atau cicilan tempat tinggal, makan sehari-hari, asuransi, berbagai macam tagihan, belanja bulanan seperti alat mandi, pulsa, internet, listrik, dan sebagainya. Karena sifatnya kebutuhan, mau tak mau kudu dipenuhi. Namun, perlu diingat, karena kita masih di tahap menyehatkan kondisi keuangan setelah masa paceklik Lebaran, tentunya tetap perlu pengetatan keuangan untuk pos kebutuhan bulanan.

2. Pos Hiburan (30%)

Heran dengan pos hiburan yang mencapai 30%? Pencetus metode budgeting 50-20-30 ini punya pandangan unik. Kebiasaan dari kita mengalokasikan uang untuk hiburan dalam jumlah minim. Namun apa yang terjadi? Hal ini kerap dilanggar seiring dengan berjalannya waktu. Ia berpendapat porsi 30% ini ideal. Pos yang dimaksudkan oleh Elizabeth Warren ini mencakup makan malam, nonton film, tas, tiket, liburan, gadget elektronik terbaru hingga internet berkecepatan sangat tinggi. Kendati porsinya besar, perlu dicatat bahwa 30% itu adalah batas maksimal dan bisa juga untuk pemenuhan kebutuhan bulanan jika dirasa perlu.

3. Pos Investasi (20%)

Pos yang ini sering diabaikan, padahal penting untuk kehidupan nyaman dan aman di masa depan. Pos ini bisa mencakup uang darurat, uang untuk pendidikan anak, uang pensiun, uang untuk DP rumah bagi yang belum memiliki dan mengembangkan uang untuk berbagai tujuan keuangan di masa depan lainnya. Untuk pemenuhan kebutuhan di masa depan ini, investasi reksa dana sangat disarankan karena menawarkan return (imbal hasil) yang lebih dari sekadar bunga tabungan konvensional dan deposito.

Reksa dana dan saham bisa menjadi pilihan, apalagi saat ini investasi ini sudah sangat mudah dilakukan, semisal dengan platform online IPOTFund yang sudah terintegrasi dalam aplikasi IPOT. Modal untuk investasi reksa dana pun kini sudah sangat terjangkau. Dengan dana Rp.100.000 saja investasi sudah bisa dinikmati siapa pun.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dhea

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler