x

Meningkatkan dan mencapai kesetaraan status kesehatan adalah tujuan utama kesehatan global

Iklan

CISDI ID

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 September 2020

Rabu, 2 Juni 2021 10:23 WIB

Kerja-sama Masyarakat Dunia Menuju Kesehatan Global

Definisi kesehatan global adalah bidang studi, penelitian, dan praktik yang bertujuan meningkatkan kesetaraan status kesehatan masyarakat dunia. Ini bersifat transnasional. Kesehatan global berfokus pada permasalahan kesehatan yang mempengaruhi banyak negara, misalnya pandemi. Seperti apa pengukurannya dan bagaimana mencapainya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meningkatkan dan mencapai kesetaraan status kesehatan adalah tujuan utama kesehatan global. (Sumber gambar: Freepik)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Definisi kesehatan global adalah bidang studi, penelitian, dan praktik yang bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai kesetaraan status kesehatan seluruh masyarakat dunia (Koplan, 2009). Sifatnya yang transnasional membuat kesehatan global berfokus pada permasalahan kesehatan yang mempengaruhi banyak negara, misalnya pandemi virus SARS-CoV-2.

Mengingat definisi “sehat” menurut WHO adalah keutuhan kondisi sejahtera fisik, mental, dan sosial dan tidak selalu tentang absennya suatu penyakit ataupun gangguan lain, maka kesehatan global juga tidak terbatas pada penyebaran penyakit di suatu wilayah saja. Kesehatan global juga membahas perkembangan ilmu kedokteran, kesehatan masyarakat, epidemiologi, serta faktor-faktor penentu lain seperti demografi, status ekonomi, serta kebudayaan.

Kompleksitas permasalahan kesehatan global membutuhkan kerja sama berbagai organisasi dan pemerintah untuk dapat diuraikan. WHO adalah organisasi global terbesar yang memfasilitasi kerja sama ini. Selain itu ada pula organisasi kesehatan seperti Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross) dan Doktor Tanpa Batas (Médecins Sans Frontières) yang terlibat dalam persoalan serupa.

Sejarah Kesehatan Global

Sejarah menunjukkan kesehatan global acap mengalami kemajuan dan juga krisis. Pada 1796, Edward Jenner, seorang ilmuwan asal Inggris, pertama kali mengembangkan vaksin untuk memutus penyebaran penyakit cacar. Perlu dicatat, sebelum munculnya vaksin, satu dari tiga belas kematian di London disebabkan cacar. Penyakit cacar juga mudah menular melalui droplets. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah awal mula eradikasi penyakit melalui vaksinasi.

Selain kemajuan teknologi kesehatan, krisis kesehatan dunia juga beberapa kali terjadi. Sebut saja wabah kolera pada awal tahun 1800-an yang membunuh lebih dari 100.000 orang, wabah pes yang mengakibatkan kematian 12 juta orang pada pertengahan 1800-an, dan wabah flu Spanyol pada awal 1900-an yang menjangkiti lebih dari 500 juta orang. Setiap krisis kesehatan terjadi, dunia menaruh perhatian lebih pada pentingnya sistem kesehatan. 

Kerja sama kesehatan global pun semakin meningkat dengan dibentuknya WHO pada 1948. WHO mempublikasikan daftar obat esensial yang berisikan obat-obatan paling efektif dan aman untuk mengatasi penyakit-penyakit umum. Beberapa tahun setelahnya muncul Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 yang menyoroti pentingnya fasilitas kesehatan primer dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Ukuran Kesehatan Global

Ukuran kesehatan global penting untuk membandingkan kualitas kesehatan di satu negara dengan negara lainnya. Salah satu bentuk ukurannya adalah beban penyakit global (Global Disease Burden/GDB) yang mengukur dampak masalah kesehatan dari mortalitas, morbiditas, dan biaya finansialnya. Hasil mengukuran ini mencerminkan kualitas hidup sebuah populasi, baik kesehatan fisik maupun mental.

Pengukuran lain yang juga menjadi acuan ialah Disability Adjusted Life Year (DALY). DALY merupakan jumlah tahun hidup yang hilang akibat kematian dini ditambah tahun hidup dengan kecacatan karena kasus umum penyakit atau kondisi kesehatan dalam suatu populasi. Selain itu, terdapat juga indikator angka harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian dewasa, dan angka prevalensi suatu penyakit.

Indikator tersebut juga tercermin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor tiga.  Beberapa target yang ingin dicapai sebelum 2030 ialah menurunkan rasio kematian ibu dan bayi, mengurangi kematian akibat penyakit tidak menular, dan mencapai layanan kesehatan universal.

Meski kesehatan global melihat permasalahani dalam lingkup international, namun implementasi intervensi kesehatan selalu dilakukan dalam skala yang lebih kecil. Pada tingkat nasional, pemerintah merumuskan kebijakan untuk menentukan arah pembangunan kesehatan di negara masing-masing. Dalam hal ini, pelibatan aktor lain yaitu masyarakat sipil dan sektor swasta juga penting.

Lembaga masyarakat sipil berwujud think tank seperti CISDI berperan melalui rekomendasi kebijakan yang akurat dan berbasis bukti kepada pemerintah. Di samping itu, CISDI kerap berjejaring dengan berbagai pihak serta menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan melalui kelas online bagi nakes, donasi kebutuhan tenaga kesehatan, hingga menyelenggarakan Program Pencerah Nusantara.

Kerja sama multipihak yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan adalah salah satu pokok bahasan kesehatan global. Tanpa ada kerja sama yang ajeg dan terstruktur antar aktor domestik dan internasional, peningkatan derajat kesehatan akan sukar terpenuhi.

Pandangan ini perlu digarisbawahi sebagai dasar untuk meningkatkan indikator-indikator kesehatan di sebuah negara. Sebab, tanpa komunikasi dan kerja sama yang baik, upaya kesehatan global untuk meningkatkan akses kesehatan bagi semua, akan selalu sulit terwujud.

 

Tentang CISDI

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah think tank yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.

 

Penulis

 

Ardiani Hanifa Audwina

Ikuti tulisan menarik CISDI ID lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler