Walau Lonjakan Kasus Terjadi, Tim PUSPA Puskesmas Kaliabang Tengah Siap Putus Rantai Penyebaran Kasus
Selasa, 15 Juni 2021 06:43 WIBTim PUSPA Puskesmas Kaliabang Tengah bekerja keras menghadapi lonjakan kasus yang terjadi di wilayah penempatan mereka. Kendati mengalami berbagai kesulitan, mereka tetap mengupayakan pertolongan terbaik untuk memutus rantai penyebaran wabah. Bagaimana kisah inspiratif mereka?
Tim PUSPA Puskesmas Kaliabang Tengah, Kota Bekasi, bergerak cepat menghadapi lonjakan kasus yang terjadi di wilayah penempatannya. (Sumber gambar: Dok. Tim PUSPA Kaliabang Tengah)
Di hari Minggu (6/7) lalu telepon pintar kami berdering berulang-ulang. Sepanjang hari muncul laporan kasus konfirmasi baru. Pelaporan yang biasanya berkisar di angka 5 orang per hari melonjak mencapai 29 laporan.
Sebagai anggota Tim PUSPA di Puskesmas Kaliabang Tengah yang bertugas di Kota Bekasi, kami paham lonjakan kasus bisa terjadi seketika, namun kami baru sadar menghadapi lonjakan kasus yang begitu mendadak benar-benar melelahkan dan menegangkan.
Lonjakan kasus memberi beban tugas harian yang begitu berat. Sehari-hari kami setidaknya perlu memantau isolasi mandiri, melaksanakan pelacakan kontak, dan mengonsultasikan keluhan pasien kepada dokter daerah binaan (darbin). Kegiatan itu belum ditambah tes rapid antigen rutin setiap hari dengan peserta yang bisa mencapai 100 orang.
Peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 Juni ini mungkin disebabkan mudik lebaran yang baru terjadi. Rata-rata pasien konfirmasi yang kami tangani bergejala, mulai dari alami ngilu, lemas, hingga sesak napas setiap malam. Di antara pasien-pasien itu ada Pak Siswanto, Ketua Posko Siaga Covid-19 di RW 11, yang dinyatakan reaktif pada 18 Mei lalu.
Pak Siswanto alami keluhan batuk, mulut pahit, napas pendek, dan badan kerap pegal. Hasil tes usap Pak Siswanto pun menunjukkan ia terkonfirmasi positif. Hari itu juga Pak Siswanto dirujuk ke RS Ananda Bekasi dikarenakan sesak napasnya memburuk. Istri dan anak pertamanya pun perlu dirawat di Rumah Sakit yang sama karena mengeluh lemas.
Pada 2 Juni lalu Pak Siswanto diperbolehkan pulang pasca dua kali hasil tes PCR-nya negatif. Namun tiba-tiba, jam 11 malam ia kembali alami sesak napas hingga pihak keluarga perlu hubungi pihak puskesmas kembali.
Kepala Puskesmas Kaliabang Tengah, drg. Elizabeth Hendarty, bergerak cepat menerima Pak Siswanto kembali. Setiap harinya beliau hampir bekerja 24 jam menerima laporan RT, RW, dan langsung berkoordinasi dengan pasien-pasien terkonfirmasi. Pak Siswanto segera dilarikan kembali ke RS Ananda Bekasi dan dirawat di ruang ICU.
Cerita seperti Pak Siswanto ditemukan tidak hanya sekali ataupun dua kali di masa-masa pandemi ini. Namun, cerita ini bisa menyadarkan masyarakat bahwa Covid-19 masih ada, bahkan kini mengakibatkan lonjakan kasus hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Vaksin bukan jaminan bebas Covid-19. Kami yang bertugas di lapangan menekankan protokol kesehatan tetaplah kunci mengakhiri pandemi. Selama bertugas di lapangan, kami menyadari banyak pasien yang keselamatan dan kesehatannya bergantung pada kehadiran kami. Dengan hibah 1.800 rapid antigen dari Pemprov Jawa Barat, kami akan berupaya keras meningkatkan kapasitas testing untuk menemukan kasus-kasus baru lagi.
Kami juga menyadari selama menjalankan tugas lapangan kami berbuat banyak kesalahan dan kekurangan, tetapi kami selalu bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjadi pembelajar. Seorang bijak mengatakan, apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati pula. Waktu tugas Tim PUSPA kurang dari tiga bulan lagi. Semoga dengan sisa waktu ini kami mampu melaksanakan usaha terbaik serta menurunkan tingkat penularan di wilayah Kaliabang Tengah.
Penulis
Anditha Nur Nina
Tim Puskesmas Terpadu dan Juara
Puskesmas Kaliabang Tengah
Kota Bekasi
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Lirih Asa Petani Tembakau, Kenaikan Cukai adalah Ancaman?
Senin, 31 Juli 2023 18:21 WIBTim UI Bantu Puskesmas Tanara Kendalikan Kemunculan PTM Melalui Pos Binaan Terpadu
Selasa, 21 September 2021 13:20 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler