x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Selasa, 15 Juni 2021 15:22 WIB

Kinerja Keuangan Positif di Tengah Pandemi, Pertamina Anomali Perusahaan Migas Dunia

Jika banyak perusahaan raksasa yang menanggung kerugian sangat besar, Pertamina justru sebaliknya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina (Persero) hari ini, Senin 14 Juni 2021 diumumkan pencapaian laba bersih tahun anggaran 2020 (audited) sebesar US$1,05 miliar, atau sekitar Rp15,3 triliun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kondisi perdagangan migas dunia belum sepenuhnya menggembirakan. Harga minyak mentah memang telah mengalami kenaikan, namun banyak perusahaan yang belum berani melakukan ekspansi. Saat ini yang bisa mereka lakukan adalah wait and see. Mereka harus yakin situasi benar-benar stabil sebelum membuat sebuah terobosan. Sebab pandemi gelombang lanjutan masih saja terjadi. Varian Corona terus muncul dengan daya sebar yang lebih cepat.

Pertamina bisa dikecualikan. Jikapun banyak perusahaan raksasa yang menanggung kerugian sangat besar di masa pandemi, Pertamina justru sebaliknya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina (Persero) hari ini, Senin 14 Juni 2021 diumumkan pencapaian laba bersih tahun anggaran 2020 (audited) sebesar US$1,05 miliar, atau sekitar Rp15,3 triliun.

Meski sepanjang tahun 2020 seluruh sektor ekonomi global dan industri minyak dunia terdampak pandemi Covid-19, dibarengi dengan menurunnya kebutuhan energi dan anjloknya harga minyak dunia, Pertamina berhasil mencatat kinerja keuangan yang positif pada 2020, dengan mampu mencetak laba bersih. Hal itu menunjukkan kualitas kepemimpinan direksi Pertamina yang bisa diandalkan di masa krisis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kinerja keuangan positif tersebut juga ditunjukkan dengan EBITDA sebesar US$7,6 miliar dengan EBITDA Margin 18,3%. Dari sana terlihat kondisi keuangan Pertamina aman dan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global. Ini juga sebagai gambaran bahwa, Pertamina akan semakin kokoh, sebab telah mampu melewati masa kritis dengan gemilang.

"Kinerja 2020 Pertamina tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang saham yang disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham, Senin 14 Juni 2021," kata Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman, Senin 14 Juni 2021.

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN, yaitu melakukan transformasi, optimasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten di seluruh lini perusahaan, sehingga pendapatan konsolidasian di akhir 2020 dapat mencapai US$ 41,47 miliar. Pertamina juga mementingkan kelangsungan kerja pegawainya dengan tetap mengoperasikan kilang. Dengan risiko, harga BBM terpaksa harus ditahan agar produk kilang dalam negeri itu tersalurkan.

Dengan kebijakan itulah karyawan Pertamina baik-baik saja saat banyak karyawan migas dunia mengalami PHK. Ini adalah kebijakan yang didasari dengan hati. Bukan sikap kepemimpinan tangan besi.

Pada 25 Mei 2021 lalu, Pertamina telah menerima Laporan Auditor Independen 2020 yang disampaikan Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan opini bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Dan sebagai Badan Usaha Milik Negara, laporan ini juga telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia.

Kinerja keuangan positif yang ditorehkan Pertamina pada tahun 2020 akan menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen perusahaan, baik di holding maupun sub holding dalam menetapkan dan menjalankan program kerja di tahun 2021. Laporan itu juga menghadirkan optimisme untuk seluruh jajaran Pertamina guna menghadapi masa titik balik Corona dengan serangkaian inovasinya.

"Pandemi Covid-19 belum usai, kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi positive driver untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi global di masa depan dengan nilai perusahaan mencapai US$ 100 miliar," kata Fajriyah.

Pada laporan Dewan Komisaris yang disampaikan Condro Kirono, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas capaian laba tahun buku 2020. Apresiasi itu muncul mengingat kondisi berat yang telah dilalui oleh perusahaan, namun perusahaan tetap bertahan, bahkan mencetak laba.

"Patut diapresiasi mengingat tahun 2020 bukan tahun yang mudah, tapi Pertamina bisa mencapai laba bersih konsolidasian US$ 1,05 miliar atau 250% di atas target RKAP revisi 2020, yaitu US$ 419,8 juta," kata Condro Kirono mewakili Dewan Komisaris.

Pujian terhadap kinerja direksi itu juga mencerminkan hubungan yang sehat antara direksi Pertamina dengan pengawasnya. Ini adalah modal yang baik untuk melanjutkan perjalanan dalam menghadapi tantangan berikutnya di masa depan. Semoga saja, sesudah pandemi ini akan muncul esok yang gemilang. Sebagaimana pelangi yang muncul selepas mendung berhujan.

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler