x

ilmu yang bermanfaat, ilmu agama yang membuat kita menjadi insan yang hakiki, seuai dengan apa yang telah di perintahkan oleh Allah Ta\x27ala di dalam kitabnya dan di dalam sunah nabinya Shalallhu \x27Alaihi Wasllam.

Iklan

muhamad tarmidi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Januari 2020

Kamis, 17 Juni 2021 11:30 WIB

Profil Singkat Syeik Nawawi Al-Bantany

Syeikh Nawawi Al-Bantani, ulama karismatik yang pernah menjadi imam dan khatib di Masjidil haram. Seorang ulama yang terlahir di pulau Jawa bagian barat, tepatnya di desa Tanara, Serang,Banten, walaupun tinggal di daerah yang terkenal dengan bahasanya yang kasar, akan tetapi belau mengguanakan Bahasa jawa yang kita kenal denga jaseng,( jawa serang). memang Bahasa bantan itu bahasanya sunda kasar, akan tetapi ada didaerah tertentu yang menggunakan Bahasa jawa, seperti daerah tana ra ini, mungkin bahasanya juga terkesan berbeda dengan Bahasa jawa pada umumnya, kesanya lebih Kasara dan pasaran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Profile singkat

Syeik Nawawi Al-Bantany

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Orang Banten mempunyai kebanggan tersendiri, dan denganya nama Banten harum di mata dunia, sosok yang tidak asing lagi ditelinga kita. Bukan para intelektual dan berpendidikan saja yang mengetahuinya, akan tetapi orang yang tidak berpendidikan pun tau dengan nama dan tetesan ilmu beliau. Nama beliau sudah tidak asing lagi di telianga masyarakat, terutama warga Banten.

Syeikh Nawawi Al-Bantani, ulama karismatik yang pernah menjadi imam dan khatib di Masjidil Haram. Seorang ulama yang terlahir di pulau Jawa bagian barat, tepatnya di desa Tanara, Serang, Banten, walaupun tinggal di daerah yang terkenal dengan bahasanya yang kasar, akan tetapi belau mengguanakan bahasa Jawa yang kita kenal denga Jaseng ( Jawa Serang). Memang Bahasa Banten itu bahasanya sunda kasar, akan tetapi ada di daerah tertentu yang menggunakan bahasa Jawa.  Mungkin bahasanya juga terkesan berbeda dengan Bahasa Jawa pada umumnya, kesanya lebih kasaran dan pasaran.

Syekh Nawawi Al-Bantani memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu'ti Muhammad Nawawi ibn Umar al- Tanara Al-Jawi Al-Bantani. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang Banten.

Ada yang menyebut ulama ini dengan nama Nawawi Banten ada pula yang menyebutnya Nawawi Tanara, karena dia lahir di kampung Tanara Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Dalam sebagian bukunya tertulis nama Syaikh Muhammad Nawawi Al- Jawi. Al-Jawi berarti orang Jjawa atau orang dari Pulau Jawa, yang meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat atau Jawa bagian barat, yang meliputi Banten.

Ayah Nawawi bernama Umar bin Araby dan ibunya bernama Zubaidah. Keduannya adalah penduduk asli desa Tanara. Ayahnya seorang ulama sebagai pendiri dan pembina pertama-tama masjid jami’ Desa Tanara itu dan pernah menjabat sebagai penghulu Kecamatan di daerah Tersebut.

Syekh Nawawi Banten mengenyam pendidikan di Timur Tengah dalam waktu sangat lama antara tahun 1830-1860. Di sana, ia belajar pada guru-guru ternama. Pertama kali beliau mengikuti bimbingan dari Syeikh Ahmad Khatib Sambas (Penyatu Thariqat Qodiriyah-Naqsyabandiyah di Indonesia) dan Syekh Abdul Gani Bima, ulama asal Indonesia yang bermukim di sana.

Snouck Hurgronje menyebutkan bahwa Syekh Nawawi Banten pernah belajar kitab Iḥyā’ Ulūm ad-Dīn karya al-Ghazali kepada as-Sambasi. Setelah itu belajar pada Sayid Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan di Mekah. Sedang di Madinah, ia belajar pada Muhammad Khatib al-Hanbali. Kemudian melanjutkan pelajarannya pada ulama-ulama besar di Mesir dan Syam (Syiria).

Menurut penuturan Abdul Jabbar, seperti dikutip Zamakhsyari Dhofier, sebagian guru utamanya pun berasal dari Mesir, yaitu Syekh Yusuf Sumbulawini dan Syekh Ahmad Nahrawi. Sri Mulyati menyebut kedua orang guru berkebangsaan Mesir inilah guru sebenarnya dari Syekh Nawawi Banten, selain Abdul Hamid Daghastani.

Sebelum ke Timur Tengah ia berguru ke beberapa pesantren di Jawa Barat sampai kurang lebih 9 tahun lamanya. Jadi, ia menghabiskan waktu sekitar 39 tahun untuk menuntut ilmu. Masa studi yang begitu panjang menjadikannya seorang ‘alim terkemuka. Ia menguasai sebagian besar cabang ilmu keislaman. Sejak masih di Indonesia ia telah menunjukkan bakat akademik yang sangat cemerlang, sehingga menarik perhatian orang banyak.2

Syeikh Nawawi memiliki semangat yang luar biasa dalam belajar ilmu pengetahuan, terutama di bidang keagamaan. Beliau banyak menulis kitab-kitab di bidang aqidah, fikih, hadist, tasawuf, Bahasa dan sastra, sedikitnya beliau telah menulis 40 kitab semasa hidupnya. Karya-karyanya dapat kita rasakan dan gali bersama, dia sudah tiada, tapi Namanya tetap ada dan selalu terkenag oleh para pecinta ilmu agama.

 

1.in-suska.ac.id

2.Suwarjin, S. (2017). Biografi Intelektual Syekh Nawawi Al-Bantani. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam2(2), 189-202.

3. Syekh Nawawi Banten mengenyam pendidikan di Timur Tengah dalam waktu sangat lama antara tahun 1830-1860. 3

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik muhamad tarmidi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler