x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Minggu, 20 Juni 2021 06:27 WIB

Apa, sih, Relawan Taman Bacaan?

Jadi relawan taman bacaan apa enaknya? Sungguh relawan hanya punya hati untuk membantu sesama. Bergerak demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi seperti relawan TBM Lentera Pustaka

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu dan mengabdi untuk orang lain. Itulah spirit hidup seorang relawan di mana pun. Tidak terkecuali relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Relawan TBM, mereka itu orang-orang langka yang mau mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu aktivitas di taman bacaan.

 

Sangat salah pandangan banyak orang. Bila berpikiran relawan taman bacaan dianggap orang yang punya banyak waktu. Apalagi menganggap orang-orang yang tidak punya kerjaan. Bila Anda tidak punya waktu, relawan pun tidak punya waktu. Tapi relawan taman bacaan masih mau menyediakan waktunya untuk berkiprah di taman bacaan. Karena itu, saya justru menganggap “relawan taman bacaan justru punya hati”. Hati untuk pengabdian sosial, untuk kemanusiaan. Dan orang-orang berjiwa relawan itu memang tidak banyak alias langka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Seperti di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya ada 10 relawan yang bergabung; 6 cewek dan 4 cowok. Mereka rata-rata berada di umur 16-28 tahun. Ada Ayi, Susi, Gina, Salwa, Dilla, Zia, Ilham, Misbach, Ridwan, dan Gandi. Semua relawan dalam komando saya untuk mejalankan program dan aktivitas di TBM Lentera Pustaka, seperti 1) melayani kegiatan baca Taman BAcaan (TABA) 170 anak-anak usia sekolah dari 3 desa, 2) mengajar 9 ibu-ibu warga belajar Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 3) mengajar calistung 14 anak-anak KElas PRAsekolah (KEPRA), 4) melayani koperasi simpan pinjam Lentera yang diikuti 16 ibu-ibu, dan 5) meng-administrasikan donasi buku, baik yang masuk maupun keluar. Semua yang dikerjakan relawan TBM Lentera Pustaka gratis dan tidak dibayar sepeser pun. Hebatnya lagi, 5 relawan TBM Lentera Pustaka bukanlah “warga lokal”. Tapi ada yang dari Depok, Tenjolaya, dan Kota Batu yang sengaja datang seminggu sekali mengabdi di taman bacaan.

 

Sungguh , relawan memang orang-orang langka.

Dialah yang melakukan pengabdian sosial secara sukarela. Tanpa ada paksaan apalagi berharap mendapat imbalan. Selain punya hatiu, relawan punya kepedulian dan punya harapan untuk membantu kaum yang memang layak dibantu, termasuk anak-anak yang sedang berjuang untuk membaca akibat selama ini tidak punya akses bacaan. Termasuk ibu-ibu warga belajar buta huruf yang ingin bisa baca-tulis agar lebih bermartabat di mata anak-anaknya. Atau mengajari anak-anak kelas prasekolah secara gratis lagi tidak mudah. Itulah relawan, mungkin motivasinya hanya kebaikan dan kebaikan.

 

Lalu, apa yang diperoleh saat menjadi relawan TBM Lentera Pustaka?

Tentu, tidak ada selain melatih hati yang ikhlas untuk membantu sesama. Para relawan di taman bacaan hanya ikhtiar baik dan berdoa yang baik. Selebihnya, Allah SWT yang akan bekerja untuk mereka. Karena itu, sebagai apresiasi kepada para relawannya, TBM Lentera Pustaka mengajak rapat koordinasi (Rakor) relawan sambil rekreasi ke Pantai Carita pada 18-19 Juni 2021. Sekadar untuk rileks dari aktivitas TBM Lentera Pustaka yang tergolong padat hari-harinya. Dari Selasa hingga Minggu, selalu ada kegiatan di TBM Lentera Pustaka. Rakor relawan TBM Lentera Pustaka kali ini pun sekaligus membahas persiapan gelaran akbar program “Kampung Literasi TBM Lentera Pustaka tahun 2021” yang disponsori Direktorat PMPK Kemdikbud Ri dan Forum TBM. Selain itu juga membahas pendirian PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Lentera Pustaka.

 

Relawan taman bacaan itu langka. Maka harus punya cara untuk merawat mereka. Agar tetap mau berkiprah dan berkontribusi sosial di taman bacaan. Karena relawan, bisa jadi, manusia yang dikodratkan untuk tetap memiliki welas asih, perhatian, kesabaran, dan mau membantu orang lain.

 

Dan jangan sangka, relawan selalu punya waktu. Mereka hanya “menyisihkan” waktu untuk kepedulian sosial. Dan itu semua karewna relawan lebih punya hati untuk mengabdi. Mereka tidak hanya fokus atas apa yang didapat dalam hidup. Tapi justru membuat hidupnya denga napa yang bisa mereka berikan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen #relawanTBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB