Keputusan berinvestasi pada dasarnya merupakan keputusan untuk mengambil risiko karena pada dasarnya investasi itu tidak ada yang bebas risiko. Risiko investasi yang dimaksud adalah kerugian.
Pun dalam investasi saham. Keputusan investasi saham merupakan keputusan yang pada dasarnya siap sedia dengan risiko yang ada di balik cuan menggiurkan. Seperti diketahui, investasi saham yang booming di masa pandemi Covid-19 saat ini tidak bebas risiko.
Tak mengherankan, dalam investasi saham juga berlaku prinsip high risk high return. Di balik cuan menggiurkan investasi saham tentu ada potensi rugi yang besarnya sama.
Kendati potensi rugi juga di depan mata, semua itu tentu bisa dikelola dengan baik. Kunci mendapatkan cuan dalam investasi saham adalah mengelola risiko itu sendiri.
Robert T. Kiyosaki dalam bukunya "Rich Dad's Cashflow Quadrant" menegaskan bahwa siapa pun bisa melakukan investasi untuk hasil besar dengan risiko kecil asal bisa mengelola yang namanya risiko. Yang perlu dilakukan hanyalah mempelajari cara melakukannya.
Dalam konteks investasi saham yang saat ini sudah sangat mudah dan terjangkau, semisal dengan aplikasi IPOT besutan sekuritas karya anak bangsa dengan slogan #SemuaBisaInvestasi yakni PT Indo Premier Sekuritas, cara mengelola risiko kerugian yakni dengan terus melakukan analisis fundamental dan teknikal dengan cermat.
Kedua analisis saham ini menjadi senjata yang ampuh asal dipelajari dengan tekun. Tak mengherankan, Robert T. Kiyosaki pun menegaskan kalau yang namanya mempelajari cara melakukannya itu tidak sulit.
Ia pun menganalogikan dengan awal mula belajar naik sepeda. Pada tahap awal mungkin akan jatuh, tapi jika tekun belajar maka akan mahir. Ia pun menegaskan kalau yang namanya berinvestasi itu akan menjadi kebiasaan yang mendatangkan kenikmatan (cuan), persis seperti mengendarai sepeda bagi kebanyakan dari kita.
Masalahnya, seberapa tekun kita mempelajari cara melakukannya dengan analisis fundamental dan teknikal yang cermat?
Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.