x

cover buku Aji Chen Bromokusumo

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 25 Juni 2021 17:48 WIB

Aji Chen Bromokusumo Politisi Peranakan Tionghoa yang Menerobos Tradisi

Aji Chen Bromokusumo Politisi muda peranakan Tionghoa yang berjuang demi kebhinekaan Indonesia dan pemberantasan korupsi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Aji “Chen” Bromokusumo – Politisi Peranakan Tionghoa yang Menerobos Tradisi

Penulis: Amanda Setiorini, dkk

Editor: Threes Emir

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 2021

Penerbit: Penerbit Buku Kompas            

Tebal: x + 206

ISBN: 978-623-241-633-8

 

Tak terasa sudah setahun dikau meninggalkan kami.

Aku terkejut. Kami terkejut. Semua terkejut saat mendapat berita kepergianmu.

Beberapa hari sebelumnya kita masih sempat bercanda, saat kami menggodamu karena dikau masuk rumah sakit. Kami meledekmu karena badanmu yang besar dan tampilanmu yang sehat kok bisa masuk rumah sakit. Seperti biasanya, dikau tampak bahagia atas bulian kami. Kami tahu bahwa dikau kelelahan memperjuangkan kasus longsornya turap penimbunan sampah di tepi Cisadane. Dikau sempat kolap saat membahas kasus itu dengan para wartawan secara daring. Tiba-tiba tubuhmu limbung dan jatuh pingsan saat menjawab pertanyaan wartawan.

Sebagai penghargaan kami -kawan-kawanmu, yang sangat mencintaimu, kami mempersembahkan buku tentang dikau. Buku yang kami tulis berisi kesan-kesan kami tentang sosokmu. TentangAji yang rendah hati dan sangat menghargai kawan. Tentang Aji yang multi-talent. Tentang Aji yang100% tionghoa 100% Indonesia. Tentang Aji yang pintar memasak dan Aji yang selebriti.

Semua penyumbang tulisan di buku ini memberi kesaksian bahwa dikau adalah sahabat yang sangat menghargai kami. Kami mengenalmu melalui group penulis di Kompas, laman citizen journalism Baltyra yang dikau dirikan, perkawanan dari organisasi peranakan Tionghoa dan persahabatan sesama anggota Partai Sosialis Indonesia. Saya sendiri sudah berkawan denganmu sejak tahun 1997. Ketika itu saya dan kamu tergabung dalam citizen journalism KoKi - Kompas Kita yang digagas dan dikelola oleh Zevrina almarhumah. Sejak itu kita menjadi seperti saudara. Dikau sering membawa keluarga, terutama anak-anakmu untuk bertemu dengan kawan-kawanmu. Seakan engkau mengajak kami menjadi bagian dari keluargamu.

Aji “Chen” Bromokusumo adalah manusia multi-talent. Dikau mampu berbicara dalam berbagai bahasa. Inggris, Mandarin, sedikit Belanda, Bahasa Indonesia – tentu saja dan Bahasa Jawa dikau kuasai. Bidang pertanian dikau piawai memberikan analisis. Ekonomi makro dikau tulis. Budaya Tionghoa dan Jawa dikau geluti. Tulis-menulis apa lagi.

Threes Emir menjulukimu “terbuka seperti buku keras seperti batu.” Engkau terbuka untuk pandangan-pandangan baru. Tetapi engkau bisa begitu galak mempertahankan pendapatmu. Terutama tentang kebhinekaan Indonesia. Engkau akan menyerang tanpa ampun pihak-pihak yang membawa pikiran anti kebhinekaan. Bahkan mantan jenderal pun dikau libas dalam debat tentang keindonesiaan. Kegelisahanmu tentang kondisi Indonesia membuatmu memutuskan untuk terjun langsung ke dunia politik. Melalui Partai Sosialis Indonesia (PSI) dikau mengawali karirmu sebagai politisi muda. Pak Daniel Dakhidae menjulukimu politisi tanpa kompromi terhadap korupsi. Dan pendapat Pak Dan itu memang benar. Betapa gigihnya dikau mengadvokasi persoalan turap penimbunan sampah di tepi Sungai Cisadane yang jebol. Engkau diteror, engkau coba disuap. Tapi engkau tak mundur sejengkal pun. Bahkan karena kasus ini engkau membayarnya dengan nyawamu. Sayang, setelah dikau pergi, tak lagi ada lanjutan dari perkara ini.

Setiap menjelang Imlek atau hari raya Tionghoa lainnya kami selalu berdebar menanti kemunculanmu di TV. Sebab dikau adalah selebriti yang selalu berbagi arti tentang hari-hari penting itu. Dikau juga berbagi saji kuliner peranakan. Engkau sangat piawai (kata ini sering dikau pakai) menjelaskan tentang masakan-masakan peranakan, tentang asal-usulnya dan maknanya. Bahkan dikau menulis sebuah buku kuliner yang menunjukkan betapa akulturasi melalui lidah begitu dalam terjadi di nusantara. Sampai-sampai Mbak Danthe Diana Damayanti terkesan akan kelihaianmu dalam memasak. Dari Aglio Olio tuna sampai peking duck, itulah kesan Mbak Danthe akan dikau.

Meski dikau adalah seorang politisi dan kadang menjadi selebriti, tetapi dikau tetapkan seorang ayah yang mumpuni. Di rumah tak segan dikau mencuci piring dan memberesi dapur. Itulah kesaksian anakmu Leon. Leon begitu bangga memiliki ayah yang mencintai keluarga dan berupaya membuat anak-anaknya mandiri dan bertanggungjawab.

Sayang sekali kerinduanmu untuk menulis memoar belum kelar. Beberapa penggalan telah dikau kumpulkan. Namun belumlah menjadi sebuah kesatuan. Ada bagian-bagian yang masih menjadi pergumulan untuk dituangkan dalam tulisan. Maka, penggalan-penggalan yang kau titipkan kepadaku, ikut mewarnai buku yang kami tulis untukmu.

Kami menjuduli buku yang kami tulis untukmu dengan Aji “Chen” Bromokusumo Politisi Peranakan Tionghoa yang Menerobos Tradisi. Judul ini kami pilih untuk mengenang keteladananmu kepada kami. Beberapa dari kami memang lebih berumur dari dikau. Tapi kami merasa bahwa banyak hal yang kami belajar darimu. Saya menyebutmu sebagai calon pemimpin bangsa yang mati muda. Namun kami percaya karya dan keteladananmu akan menurun kepada banyak pemuda untuk terus berupaya membangun Indonesia yang berbhineka. 603

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler