Tim PUSPA Puskesmas Tanjungsari Laksanakan Pelatihan Swab Antigen, Bantu Nakes Perluas Lacak Kasus

Sabtu, 26 Juni 2021 07:33 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meningkatnya kasus konfirmasi Covid-19 beberapa bulan terakhir membuat Puskesmas Tanjungsari, Kabupaten Sumedang kewalahan. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas menyulitkan upaya testing dan lacak kasus yang perlu digencarkan. Kendati demikian, pelayanan kesehatan seperti puskesmas juga perlu melakukan test rapid antigen sebelum melaksanakan tindakan kepada pasien untuk menguatkan kapasitas pelacakan sekaligus mengantisipasi lonjakan kasus kian meninggi.

Tim PUSPA Puskesmas Tanjungsari mengadakan pelatihan rapid test antigen kepada tenaga medis di wilayah penempatan (4/6). (Sumber gambar: Dok. Tim PUSPA Tanjungsari)

Meningkatnya kasus konfirmasi Covid-19 beberapa bulan terakhir membuat Puskesmas Tanjungsari, Kabupaten Sumedang kewalahan. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas menyulitkan upaya testing dan lacak kasus yang perlu digencarkan. Kendati demikian, pelayanan kesehatan seperti puskesmas juga perlu melakukan test rapid antigen sebelum melaksanakan tindakan kepada pasien untuk menguatkan kapasitas pelacakan sekaligus mengantisipasi lonjakan kasus kian meninggi.

Deden Rukmana, S.Kep, Ners, anggota Tim PUSPA internal Puskesmas Tanjungsari berinisiatif mengadakan pelatihan pengambilan sampel swab antigen kepada tenaga medis puskesmas, terutama untuk bidan dan perawat.

Tim puskesmas menyelenggarakan kegiatan pelatihan pada Jumat (4/6) di Aula Puskesmas Tanjungsari dengan dihadiri 12 orang perawat dan bidan. Kegiatan dibuka koordinator perawat sekaligus anggota Tim PUSPA internal Puskesmas Tanjungpura. Paparan pertama membahas teori tata laksana pengambilan sampel darah oleh dr. Amelia dan dr. Indra dari Puskesmas Tanjungsari. Kegiatan inti membahas praktik swab yang dimentori analis Laboratorium Puskesmas Tanjungsari Iwan Priyatna, Amd. Ak.

Kepala Puskesmas Tanjungsari dr. Cepy Tricahyadi berharap pelatihan ini mampu membantu petugas laboratorium lebih cepat mendeteksi kasus positif. “Dengan memanfaatkan tenaga medis puskesmas, kita optimalkan keterampilan mereka melaksanakan swab,” ujarnya.

Rapid Test Antigen

Rapid test antigen berbeda dengan metode rapid biasa atau antibodi, terutama dalam cara kerjanya. Jika rapid test antigen memanfaatkan sekresi tenggorokan dan hidung, rapid test antibodi mendeteksi antibodi dalam darah untuk melihat riwayat paparan virus.

Metode antigen memiliki kelebihan dibanding metode tes lainnya. Biayanya tergolong murah karena hanya berkisar 150 ribu ribu untuk sekali tes. Hasil pemeriksanaannya juga cepat keluar dalam 15 menit.

Metode ini kian populer, khususnya setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan adanya surat keterangan rapid test antigen bagi masyarakat yang ingin keluar masuk wilayahnya pada akhir Desember 2020 lalu.

Per Februari 2021, rapid test antigen digunakan untuk melacak kontak terkonfirmasi Covid-19. Penetapan tersebut disampaikan langsung Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi. Walau begitu, penggunaan rapid test antigen dikhususkan hanya untuk memperkuat strategi tracing atau menemukan kasus terkonfirmasi Covid-19 lebih banyak.

Dari sisi industri, ada ketentuan ketat yang mengatur peredaran rapid antigen yang digunakan untuk melakukan pelacakan kontak di Indonesia, seperti rapid test antigen yang digunakan harus (1) sudah memiliki izin edar dari Kemenkes RI, (2) memenuhi salah satu emergency use listing (EUL) dari WHO, (3) mendapat izin dari BPOM dan Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, (4) serta mendapatkan izin dari FDA Eropa.

Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021. Dengan dasar meluaskan pelacakan kontak rapid test antigen bisa diakses gratis oleh masyarakat setempat, khususnya melalui puskesmas.

Namun penting diingat juga, rapid test antigen di puskesmas tidak bisa digunakan sebagai prasyarat perjalanan. Karenanya, keberadaan rapid test antigen sangat penting bagi tenaga kesehatan di puskesmas, seperti Puskesmas Tanjungsari yang sedang berjuang keras melawan penyebaran Covid-19. Pelatihan yang telah diselenggarakan, bisa menjadi bekal yang baik untuk melacak kasus lebih banyak di masa depan.

 

Tentang Program PUSPA

Program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang didukung oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam memperkuat respons penanganan Covid-19 di puskesmas. Program ini merekrut 500 tenaga kesehatan sebagai field officer yang akan ditugaskan di 100 puskesmas di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat. Program PUSPA bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi Covid-19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.

 

Tentang CISDI

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah think tank yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.

 

Penulis

Tami Nuriksa

Tim Puspa Puskesmas Tanjungsari

Kabupaten Sumedang

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler