x

Menlu Retno Marsudi bersama Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi

Iklan

Erick Mubarok

Ghost writer | Penyuka sejarah | Penonton dagelan | Gooner dan Bobotoh
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 1 Juli 2021 18:57 WIB

Mengenal Bridge Builder, Peran Indonesia di Kancah Dunia yang Sering Disebut Menlu

Dalam beberapa kesempatan pidatonya, istilah bridge builder kerap dilontarkan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Acapkali intonasi yang dikemukakan pun memberikan nilai penting, agar publik memahami dan memaknai pesan yang sedang dibangun bu Menlu. Bisa juga, entitasnya bukan sekedar pada apa yang dilakukan Menlu saja, tapi lebih luas. itu jadi tujuan besar di Kementerian Luar Negeri yang dipimpinnya. Lalu apa bridge builder itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam beberapa kesempatan pidatonya, kata bridge builder menjadi tidak asing lantaran Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi cukup sering menuliskan 2 padanan kata tersebut. Acapkali, intonasi yang dikemukakan pun memberikan nilai penting agar publik memahami dan memaknai pesan yang sedang dibangun bu Menlu. Bisa juga, entitasnya bukan sekedar pada apa yang dilakukan Menlu saja, lebih luas, tujuan besar di Kementerian Luar Negeri yang dipimpinnya.

Misalnya di pertemuan ASEAN-UE sekitar November 2019 di Bangkok. Menlu Retno menggaungkan pelibatan perempuan dalam operasi penjaga dan perdamaian dunia melalui peran sebagai bridge builder (sumber: Okezone.com). Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Tahun 2021 awal Januari lalu pun, bu Menlu dalam teks pidatonya menyampaikan,

“Indonesia terus memperkokoh karakter dan kepemimpinannya dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan untuk menghindari korban sipil di wilayah konflik; mengedepankan peran sebagai bridge builder; dan memegang teguh prinsip inklusifitas dan transparansi.” (sumber: Kemlu RI)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah yang terbaru, Indonesia akan memegang posisi presidensi kelompok G20 sebagai bridge builder. Tujuannya untuk memastikan kepentingan negara-negara berkembang tercermin dalam semua keputusan G20.

Lalu apa bridge builder?

Mengutip dari laman Beyond Intractability,bridge builders are people who create relationships that cut across the lines of conflict. Anyone, no matter what their occupation, can help to forge ties across borders, cultures, religions, etc. Bridge builders help establish relationships, improve communication, and build trust between conflicting people and groups. For an introduction to who bridge builders are, and what they do, read the introductory essay on bridge builders.”

Ketika dua pihak terjebak dalam konflik, pihak ketiga berusaha menunjukkan kepada mereka bagaimana bekerja sama untuk memecahkan masalah. Membantu menyatukan kelompok dari komunitas yang berbeda, mendorong untuk mengambil jalan tengah membuka jalur komunikasi di antara pihak-pihak yang berkonflik, meskipun reskio besar dihadapai. Itulah bridge builder.

Saya ingat betul, ketika konflik Myanmar buntut dari kudeta Junta Militer terhadap Perdana Menteri terpilih Aung San Su Kyi, Indonesia melalui Bu Retno begitu getol mengajak negara-negara di dunia terutama ASEAN dapat menjadi lokomotif perdamaian di Myanmar. Kepentingan rakyat Myanmar yang diprioritaskan. Menlu Retno bahkan menjadi pejabat pertama di ASEAN yang menemui Menlu Myanmar versi Junta. pertemuan ini bukan mendapatkan apresiasi. Aktivis pro demokrasi hingga rakyat Myanmar secara brutal menyerang Menlu Retno bahwa pertemuan tersebut tidak lebih sebagai bentuk legitimasi terhadap Junta Militer.

Apa yang disampaikan bu Retno?

“Diperlukan sebuah kondisi yang kondusif, berupa antara lain dialog, rekonsiliasi, trust building (membangun kepercayaan). Dan, Indonesia akan bersama rakyat Myanmar. Indonesia berkomunikasi dengan semua pihak, termasuk militer Myanmar dan CHRP.”

"Dengan demikian komunikasi yang dilakukan harus diletakkan dalam kerangka memberikan kontribusi untuk mencari penyelesaian demi kepentingan rakyat Myanmar. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar merupakan hal utama yang harus dilindungi. Keinginan rakyat Myanmar harus didengarkan.” (sumber: BBC)*

Ikuti tulisan menarik Erick Mubarok lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu