Lima mahasiswa dari program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok 92 PMM UMM gelombang 5 melalui program kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) mengajak ibu-ibu RW 05 Dusun Bunder memanfaatkan sampah makanan rumah tangga melalui kegiatan pembuatan produk pangan berbahan nasi sisa menjadi produk Bipang Aking. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dan mengolah food waste rumah tangga menjadi sebuah produk makanan yang siap dikonsumsi dan berniai ekonomis yang tinggi. Dengan kegiatan tersebut digharapkan pula dapat mengurangi pembuangan food waste rumah tangga seperti nasi sisa.
“Kegiatan pembuatan produk ini dilatar belakangi karena semakin meningkatnya sampah makanan di Indonesia setiap tahunnya, dimana sektor rumah tangga juga turut andil dalam kasus melonjaknya sampah makanan di Indonesia. Oleh karena itu setelah kami lakukan sosialisasi pada ibu-ibu, selanjutnya kami lakukan eksekusi dengan mengedukasi ibu-ibu RW 05 Dusun Bunder bagaimana sih caranya mengolah sampah makanan ini menjadi roduk pangan yang bernilai ekonomis tinggi, dan output dari kegiatan ini dihasilkanlah produk bipang aking ini” ucap Mei Linda selaku anggota kelompok 92 PMM UMM gelombang 5 dan pencetus ide program kerja
Mei Linda menambahkan Kelompok 92 Gelombang 5 PMM UMM tersebut memilih nasi aking untuk diolah kembali menjadi produk pangan karena nasi aking masih dapat dikonsumsi dan memiliki kandungan kalori 60 persen lebih sedikit dibandingkan dengan nasi yang baru matang.
Dalam pembuatan produk yang diberi nama "Bipang Aking" menargetkan Ibu-Ibu Warga Dusun Bunder RW 05 dikarenakan dalam hal tersebut tentunya Ibu-Ibu lebih cepat memahami cara penmbuatan Bipang Aking. Dengan alat dapur seadanya seperti wajan, kompor, loyang dan bahan yang sederhana seperti nasi aking, gula pasir, minyak goreng dan garam. Pengolahan bipang aking tersebut dilakukan dengan menghaluskan terlebih dahulu nasi aking sebelum di goreng. Setelah menggoreng nasi aking tersebut, tahap selanjutnya adalah mengkristalkan gula hingga mengalami karamelisasi dan mencampurkan nasi aking yang telah digoreng tersebut dengan gula karamel sampai rata. Lalu setelah rata dan tercampur cetak pada loyang hingga bipang terlihat mengeras kemudian cetak seperti berbentuk persegi maupun bulat seperti bentuk bipang pada umumnya. Tahap terakhir adalah pengemasan dan produk "Bipang Aking" siap dikonsumsi
Setelah dilakukan proses pembuatan Bipang Aking selanjutnya dilakukan pelabmhean produk. Label yang diberikan adalah hasil musyawarah dengan ibu-ibu RW 05 Dusun Bunder mengenai nama produk, pelabelan produk, serta desain kemasan produk. “Nama produknya kami sesuaikan dengan saran ibu-ibu RW 05 Dusun Bunder. Semoga kegitan ini bermanfaat bagi ibu-ibu RW 05 Dusun Bunder, dapat mengisi waktu luang ibu-ibu ditengah adanya pandemic COVID-19 ini sekaligus juga dapat dikomersialisasikan menjadi suatu usaha bersama yang dapat membantu perekonomian warga Dusun Bunder” ucap Fahmi selaku koordintor PMM Kelompok 92 Gelombang 5
Ikuti tulisan menarik Mei Linda Nikma Nur Ulumi lainnya di sini.