x

Kebersamaan dengan Ustadz Rachmad Abdullah

Iklan

Tatang Hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 20 Juli 2021 11:03 WIB

Catatan Kebersamaan dengan Ustadz Rachmad Abdullah, M. Pd,. Penulis Buku Best Seller Trilogi Walisongo

Ustadz Rachmad Abdullah, M. Pd pada hari ini menghadap Rabb-Nya. Beliau wafat di tengah wabah dan di hari saat jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di padang Arafah 9 Dzulhijjah 1442 H. In sya Allah beliau Husnul khatimah. Berikut adalah catatan Kebersamaan dengan penulis produktif sejarah Islam dan buku best seller Trilogi Walisongo tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Tatang Hidayat (Pegiat Student Rihlah Indonesia)

Senin, 9 Dzulhijjah 1442 H / 19 Juli 2021 siang ini saya dapat informasi masuk ke whatsapp yang sangat mengagetkan. Dada terasa sesak. Bumi rasa menyempit. Langit yang cerah seketika mendung bahkan runtuh. Ustadz Rachmad Abdullah, M. Pd. yang merupakan sosok langka penulis produktif sejarah Islam yang saya temani perjalanannya saat ke Bandung pada 27-30 Mei 2021, pada hari ini menghadap Rabb-Nya sekitar pukul 10.28 WIB di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Beliau wafat di tengah wabah dan di hari saat jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di padang Arafah 9 Dzulhijjah 1442 H. Insya Allah beliau husnul khatimah.

Sedikit mengenang pertama kali saya mengenal beliau karena buku best-seller Trilogi Walisongo yang sangat menginspirasi. Kemudian saya mewakili teman-teman di Student Rihlah Indonesia mengundang beliau agar berkenan menjadi narasumber untuk membahas permasalahan Baitul Maqdis: Telaah Sejarah Hingga Hubungan Mesra Indonesia dan Palestina secara online.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun tanpa diduga, ternyata beliau ingin silaturahim ke Bandung sebelum pindah kerja dari Jakarta kembali Surakarta berhubung beberapa bulan sebelumnya istri beliau wafat. Beliau sampai di stasiun Bandung pada hari Kamis, 27 Mei 2021 malam, kemudian dijemput oleh kang Luthfi Anwari (Student Rihlah Indonesia), Muluk (Ngopi ID) dan Peeman (Robo-Indonesia) hingga dilanjut diskusi di depan Gedung Sate sampai pukul 00.20 WIB. Setelah itu beliau diantar tim ke penginapan.

Jum'at, 28 Mei 2021 pagi bertepatan dengan matahari terbit dari timur, saya menjemput beliau di penginapan untuk keliling kota Bandung. Menjadi kehormatan buat saya bisa mendapatkan kesempatan yang mulia dan berharga menemani beliau di Bandung. Setelah sarapan saya ajak beliau berkeliling di kawasan Braga dan Jalan Asia Afrika sembari berdiskusi bagaimana sejarah lahirnya kota Bandung ini.

Di tengah perjalanan, tidak lama kang Luthfi Anwari datang menemani, dan kami melanjutkan perjalanan ke situs penjara Banceuy, tempat dimana Soekarno saat itu di penjara. Setelah dari sana, berhubung waktu adzan Jum'at segera berkumandang, kami melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Al-Ukhuwah Bandung yang dilanjutkan dengan makan siang setelahnya.

Kemudian kami ajak beliau ke museum Kota Bandung dan Bandung Gallery Planning, sembari menikmati suasana siang kota Bandung di taman Balai Kota Bandung. Berhubung sudah ada janji lagi, selanjutkan kami temani beliau untuk bertemu ustadz Salman Iskandar (Editor Buku Api Sejarah) dan Andrian (Ahli Ilmu Fisika) di Hutan Kota Babakan Siliwangi serta bincang-bincang hangat hingga sore. Selanjutnya beliau kami ajak ke rumah Kang Rangga, cucu dari Prof. Ahmad Mansur Suryanegara. Banyak diskusi menarik tentang sejarah Islam.

mPasca shalat Maghrib di Masjid LIPI Bandung, kami lanjut diskusi tentang sejarah Islam sambil makan malam di salah satu tempat makan di kawasan Cisitu Lama Kota Bandung hingga isya'. Ba'da isya', lanjut diskusi hingga beliau mempersiapkan menjadi pemateri.

Jum'at, 29 Mei 2021 Pukul 20.00-22.00 WIB beliau mengisi webinar #76 Student RIhlah Indonesia, di lantai 2 Rumah kang Rangga, di mulai penjelasan materi tentang Pembebasan Palestina dari penjajahan kafir Yahudi. Lalu lanjut diskusi tema sejarah Islam dengan kang Rangga (alumni Ekonomi UNPAD) dan temannya, serta kang Rangga memberikan hadiah buku Mistery of Art Deco karya sang ayah, Djefry W. Dana) & saya temani diskusi beliau hingga sekitar 23.30 WIB.

Sabtu, 29 Mei 2021 setelah sarapan bersama di rumah kang Rangga, siang hari beliau dijemput Peeman, dan Muluk untuk menghadiri Walimatul 'Ursy Nicko Pandawa di Bandung. Dalam acara tersebut, beliau bertemu kembali dengan ust. Salman Iskandar dan Juga dipertemukan dengan dosen SPI UIN SGD Bandung Moeflich Hasbullah pemberi Kata Pengantar buku Jas Hitam & Jas Putih.

Beliau merasa senang bisa bertemu orang-orang hebat bidang sejarah Islam di Bandung. Tadinya beliau juga rindu bertemu Prof. Ahmad Mansur Suryanegara di Bandung, namun karena kesehatan Prof. Mansur yang masih pemulihan, dan atas pertimbangan lain, kami pun urungkan niat tersebut.

Buku Jas Hitam & Jas Putih, beliau hadiahkan kepada kang Nicko, semoga semakin lebih menginspirasi dengan karya-karya besar di masa depan, generasi pewaris otoritas sejarah kejayaan Islam. Juga buku Trilogi Revolusi Islam di Tanah Jawa beliau hadiahkan kepada pakar sejarah senior Moeflich Hasbullah yang telah banyak memotivasi dan membangkitkan semangat agar terus berkarya di bidang penulisan sejarah Islam.

Akhirnya, kami pun bertemu di waktu yang memang telah ditentukan di tanggal bersejarah, 29 Mei 2021, yang mana 568 tahun yang lalu telah terjadi peristiwa sejarah yang mahabesar, yang mengubah jalannya sejarah peradaban manusia di muka bumi yang pengaruhnya sangat terasa hingga di zaman ini: Pembebasan Konstantinopel, 29 Mei 1453 M.

Pasca dari Walimah, kami temani beliau berangkat ke Kadatuan Koffie di kawasan Buah Batu karena untuk pertama kali beliau diminta Bedah Buku Trilogi Revolusi Islam di Tanah Jawa (Sabtu, 29 Mei 2021| 16.00-17.30), oleh teman-teman Student Rihlah Indonesia & Sarekat Pemuda Muslim. Dalam acara tersebut, beliau bertemu Derajat Fitria (PIMPIN Bandung, kawannya di PKU XI Gontor), Oboy (Punk Hijrah), dan teman teman SRI serta Sarekat Pemuda Muslim di Kadatuan Koffie dan teman-teman dair komunitas lainnya. Setelah selesai, kami ajak beliau untuk istirahat di salah satu penginapan di Kota Bandung.

Ahad, 30 Mei 2021 saya kembali menjemput beliau di penginapan, kemudian saya temani beliau keliling di kawasan Gedung Sate sembari menikmati sate jando yang terkenal itu, beliau sangat rendah hati, padahal beliau adalah salah seorang tokoh nasional dan penulis produktif, namun tidak malu diajak makan di pinggir jalan. Siang hari, ada tim dari komunitas sejarah Islam Jawa Barat datang untuk mewawancara dan shooting salah satu film hubungan Tatar Sunda dengan pusat dunia Islam di Turki yang sedang dibuatnya, dengan tidak keberatan beliau pun menyanggupi setelah sebelumnya memang sudah memberitahukan.

Setelah seharian keliling dan mencari spot terbaik di kota Bandung, kami ajak beliau untuk makan siang terlebih dahulu. Setelah itu kami lanjutkan ke Hutan Babakan Siliwangi kota Bandung berhubung saat itu ada acara bedah buku karya Nicko Pandawa bersama Pak Moeflich Hasbullah, setelah Shalat Dzuhur, untuk terakhir kalinya sebelum mengejar kereta di Stasiun Bandung, saya pertemukan beliau dengan Pak Moeflich Hasbullah dan teman-teman mahasiswa dari berbagai komunitas.

Tidak lama dari sana saya antarkan beliau ke Stasiun Bandung, sambil menunggu kedatangan kereta, saya sempat bincang-bincang dengan beliau dan minta didoakan supaya produktif menulis seperti beliau, saking asyiknya tidak lama kereta segera berangkat, sebelum berpisah saya cium tangan beliau, kemudian beliau chek in dan senyum untuk terakhir kalinya sebelum masuk kereta, ternyata itulah pertemuan terakhir saya dengan beliau di dunia.

Beliau sosok yang sangat sederhana, ramah, rendah hati, bersahabat, dan tidak pilih-pilih orang bagi siapa saja yang mau belajar kepadanya. Padahal beliau adalah penulis yang sangat produktif dan tokoh nasional. Namun saat ke Bandung, dengan mata kepala saya sendiri saya menyaksikan bahwa beliau sosok yang sangat sederhana dan tawadhu, datang sendiri tanpa pengawalan.

Sangat kaget ketika mendapatkan informasi bahwa beliau kembali ke rahmatullah begitu cepatnya, padahal ada keinginan khusus dari saya kepada beliau untuk menuliskan sejarah dan perjuangan Kasunanan Surakarta Hadiningrat serta ada salah satu cita-cita beliau yang sangat dinantikan, yakni beliau sedang menulis buku Sirah Nabawiyyah 27 Jilid yang sering disampaikannya dan sekarang masih dalam bentuk naskah tentunya akan sangat bermanfaat bagi generasi muda Indonesia di masa depan. Namun takdir berkehendak lain, Allah SWT lebih sayang kepada beliau.

Ustadz lewat perkenalan kita meskipun belum lama dan diskusi yang kita lakukan, saya menyaksikan bagaimana perjuangan dan kisahmu, semangat dan istiqomahmu dalam belajar serta menulis, menelusuri naskah-naskah sejarah ke berbagai daerah dan tidak pelit ilmu kepada siapapun bahkan tanpa pamrih meskipun kadang penghargaan yang engkau terima belum sebagaimana mestinya, andai waktu bersahabat, kelak akan saya kisahkan orang-orang hebat sepertimu kepada anak cucuku, jasamu begitu besar untuk literasi sejarah Islam di negeri ini bahkan tanpa pamrih, bangsa ini berhutang budi kepadamu.

Terima kasih Ustadz atas ilmu, kesempatan yang mulia dan berharga serta inspirasinya, saya menjadi salah satu orang yang sangat beruntung bisa bertemu, menemani dan meneguk ilmu-ilmu langsung darimu.

Kabar Duka bagi dunia Sejarah Islam di Indonesia, salah seorang putra terbaik bangsa yang telah menuliskan banyak buku di bidang Sejarah Islam ini telah kembali ke rahmatullah pada hari Senin, 9 Dzulhijjah 1442 H/ 19 Juli 2021.

Terhadiahkan Fatihah dan doa untuk ruhnya, rahimahullaahu rahmatan wasi'ah

Yang Sangat Berduka

Tatang Hidayat

Bandung saat siang yang cerah seketika mendung bahkan hujan

14.30 WIB

Senin, 9 Dzulhijjah 1442 H / 19 Juli 2021

Ikuti tulisan menarik Tatang Hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler