x

Kunjungan 3 Menteri ke IMIP Sulawesi Tengah Untuk Membahas Proyek Mobil Listrik Indonesia. Sumber Foto: Palu Poso

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Kamis, 22 Juli 2021 14:34 WIB

Melihat Kesiapan Indonesia Menuju Industri Mobil Listrik


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belum lama ini, Indonesia berhasil membuat sebuah kapal model tank pertama di dunia yaitu Antasena. Membuktikan bahwa negara industrialis ini mampu menguasai teknologi serta mengembangkannya. Dari mulai memproduksi mandiri hingga bekerja sama bersama pihak lainnya seperti pihak asing.

Kini bangsa Indonesia bergegas mempersiapkan diri menjadi pemain besar industri mobil listrik di negaranya sendiri. Tentunya masalah bahan baku seharusnya tidak begitu menjadi masalah karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah.

Indonesia termasuk negara yang mampu memproduksi baterai lithium, sumber energi mobil listrik. Tidak hanya negara kita yang menginginkan baterai lithium, namun juga negara asing menginkan bahan baku dari SDA ini untuk memenuhi permintaan kendaraan listrik di dunia yang diperkirakan akan mencapai 55 juta unit pada tahun 2040.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diketahui, saat ini sudah ada sembilan perusahan yang mendukung industri baterai lithium dan lima diantaranya menjadi penyedia bahan baku seperti nikel murni, kobalt, murni, nickel ferro dan endapan hidroksida campuran.

Kesiapan industri baterai salah satunya juga dibangun di Kawaan Industri Morowali atau PT IMIP lewat salah satu pabrik di PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC) yang nantinya akan memproduksi baterai lithium.

Pada hari Rabu (23/6), dalam kunjungan kerja Menteri RI, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil melakukan meeting virtual dengan PT IMIP dan juga investor Tiongkok, Chairman Tsingshan Holding Group Mr Xiang Guangda, dan Chairman Delong Holdings Ltd, Ding Liguo

Peran investor asing juga dapat mendorong perkembangan industri. Menko Luhut mewakili pemerintah Indonesia dalam sambutannya di acara meeting virtual kemudian mengucapkan terima kasih kepada Tsingshan dan Delong Holdings Ltd karena telah mempercayakan investasi ke industri khususnya yang ada di kawasan industri Morowali. Terlihat progres pabrik PT HYNC kini telah berjalan dengan baik.

Lebih lanjut, pemerintah Indonesia dalam kesiapannya menjadi industri mobil listrik disebut akan melakukan beberapa hal untuk mendorong pembelian kendaran-kendaraan berbahan lithium seperti mengurus segala perizinan yang dibutuhkan investor di industri Indonesia hingga mendorong APBN Indonesia tahun depan.

Industri lithium di Indonesia menarik perhatian beberapa investor asing lainnya karena fakta bahwa Indonesia mampu menciptakan mata rantai industri lithium dengan waktu 5 tahun, sedangkan negara lain misalnya seperti Tiongkok membutuhkan waktu 20 tahun.

Kecepatan mata rantai industri inilah yang membuat pihak asing mulai membutuhkan demand dari lithium baterai di Indonesia.

Selain itu meski memproduksi baterai lithium untuk memenuhi permintaan kendaraan listrik, penembangan industri baterai juga perlu dipikirkan pendaur-ulangannya sehingga bisa menghasilkan beberapa jenis produk lain yang bernilai tinggi.

Saat ini industri Indonesia menargetkan mengembangkan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemperin), Taufiek Bawazier di Jakarta, Kamis (24/6) yang mana hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV dan Perhitungan Kandungan Lokal.

Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler