وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْد (إبراهيم : 7)

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan sifat kufur atau ingkar manusia terhadap nikmat Allah. Sifat ini muncul akibat dari hawa nafsu manusia yang merupakan suatu penghalang manusia untuk senantiasa taat dan tuduk terhadap segala perintah-Nya dan sebagai pendorong manusia untuk selalu berbuat kemunkaran dan kenistaan.

Sifat ini sangat bertentangan dengan sifat mulia yang diserukan oleh-Nya, yaitu qonaah. Qonaah adalah merasa puas terhadap apa yang ia miliki, dan menerima apapun yang diberikan Tuhannya baik banyak maupun sedikit. Qonaah mengajarkan kepada manusia untuk mencari yang ada, bukan mencari yang tidak ada. Qonaah memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan rukun iman yang ke-enam, yaitu iman kepada qada’ dan qadar.

Perlu kita ketahui, manusia itu terbagi menjadi dua macam, ada yang mengendalikan hawa nafsu dan ia hidup dalam kemuliaan, ada pula yang dikendalikan hawa nafsu dan ia hidup dalam kesengsaraan. Beruntunglah bagi orang yang mempunyai sifat qonaah sebagai pengendali hawa nafsunya.

Maka pantaslah, Allah menambahkan kenikmatan kepada orang yang mau bersyukur, begitupun juga memberikan balasan yang keras terhadap yang kufur.

Kamu mau jadi yang mana? Orang yang bersyukur atau yang kufur?

Referensi : https://jurnal.asy-syukriyyah.ac.id/index.php/Asy-Syukriyyah/article/view/95/74

Ikuti tulisan menarik Nikmat Allah lainnya di sini.