x

Suporter

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 1 September 2021 06:25 WIB

Agar K-BRIL1 Lancar, Antisipasi Oknum Suporter Bandel

Kendati pemerintah telah mengizinkan K-BRIL1 boleh dilanjutkan dan bergulir untuk musim 2021/2022, serta lulusnya 3 laga ujian yang dijadikan tolok ukur, namun dalam berita di media massa yang dilansir pada Senin dan Selasa, (30 dan 31/8/2021) ada hal yang tetap mengkawatirkan dari sikap dan ulah suporter.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kendati pemerintah telah mengizinkan K-BRIL1 boleh dilanjutkan dan bergulir untuk musim 2021/2022, serta lulusnya 3 laga ujian yang dijadikan tolok ukur, namun dalam berita di media massa yang dilansir pada Senin dan Selasa, (30 dan 31/8/2021) ada hal yang tetap mengkawatirkan dari sikap dan ulah suporter.

Izin tersebut terbit setelah PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menemui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membahas lanjutan Liga 1 2021. Dari hasil laporan, ujian 3 laga Kompetisi BRI Liga 1 (K-BRIL1) dianggap lulus dan sukses.

Buntutnya, pemerintah pun mengizinkan lanjutan Liga 1. Dalam salinan Inmendagri No. 38 yang diterbitkan disebutkan kompetisi Liga 1 bisa dilanjutkan sampai semusim ke depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Catatan 3 laga sukses

Karena 3 laga awal lulus, yaitu Laga ke-1, alias pembuka K-BRIL1 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang menampilkan Bali United versus Persik Kediri, pada Jumat malam, (27/8/2021), lancar dan kondusif.  Begitu pun laga ke-2    di Stadion Pakan Sari dan Laga ke-3 di Stadion Indomilk Arena Tangerang. Semua sukses digelar.

Malah, bila di laga pembuka jalannya pertandingan masih tak menarik cenderung kaku, laga ke-2 antara Persipura melawan Persita dan laga ke-3 antara Bhayangkara FC meladeni Persiraja Banda Aceh, sudah berjalan sesuai kelas atau level Liga 1.

Dari 3 laga yang disimpulkan lulus dan sukses sesuai persyaratan yang ditentukan, akhirnya secara resmi pemerintah mengizinkan liga berjalan, ungkap Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita yang dirilis berbagai media massa nasional. Sementara, menyoal Inmendagri No 38.

Ada empat poin yang menjadi instruksi dari pemerintah untuk diterapkan di Liga 1. Intinya, protokol kesehatan harus tetap diterapkan secara konsisten. 4 instruksi pemerintah untuk lanjutan Liga 1 2021, Kompetisi Sepak Bola Liga 1 (satu) dapat dilaksanakan maksimal 9 (sembilan) pertandingan setiap minggunya dan diselenggarakan di wilayah Kabupaten/Kota dengan kriteria level 3 (tiga) dan level 2 (dua), dengan ketentuan:

Pertama, seluruh pemain, ofisial, kru media, dan staf pendukung wajib menggunakan aplikasi peduli lindungi untuk melakukan skrining terhadap orang yang keluar masuk pada tempat pelaksanaan kompetisi dan Latihan.

Kedua, pelaksanaan kompetisi tidak diperbolehkan menerima penonton langsung di stadion. Kegiatan menonton bersama oleh suporter juga tidak diperbolehkan.

Ketiga, seluruh pemain, ofisial, kru media, dan staf pendukung yang hadir dalam kompetisi wajib sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua, hasil negatif PCR H-1 dan hasil negatif Antigen pada hari pertandingan.

Keempat, pelaksanaan kompetisi Liga 1 wajib mengikuti aturan protokol kesehatan yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Antisipasi ulah oknum suporter!

Kendati pemerintah telah mengizinkan K-BRIL1 boleh dilanjutkan dan bergulir untuk musim 2021/2022, serta lulusnya 3 laga ujian yang dijadikan tolok ukur, namun dalam berita di media massa yang dilansir pada Senin dan Selasa, (30 dan 31/8/2021) ada hal yang tetap mengkawatirkan dari sikap dan ulah suporter.

Ternyata ada belasan supporter tim sepakbola Persebaya Surabaya, Bondho Nekat alias Bonek, dibubarkan petugas kepolisian lantaran bertandang ke Stadion Wibawa Mukti, Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Minggu (29/8/2021).

Mirisnya,  kedatangan mereka ke stadion tersebut karena mendapat kabar hoaks bahwa Persebaya Surabaya akan menghadapi Borneo FC di pekan pertama Liga 1 2021/2022. Padahal belasan bonek itu sengaja datang dari Surabaya langsung menuju ke stadion Wibawa Mukti.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana bisa ada suporter yang tidak tahu bahwa suporter dilarang datang ke stadion dan menjadi bagian syarat utama agar K-BRIL1 dapat terus digulirkan. Tetapi, ini malah dari Surabaya bisa lolos ke Cikarang. Padahal termakan isu hoaks. Bila isunya tidak hoaks, apa tidak lebih berbahaya? Sebab, dari hasil hoaks saja ada belasan suporter yang nekad ke Cikarang.

Oleh karena itu, khususnya pemimpin suporter Persebaya, pemimpin Klub Persebaya, wajib mengedukasi lagi para suporternya. Pasalnya, sampai hadirnya para suporter ke Cikarang yang jelas dilarang sesuai peraturan, sama saja ada pihak yang kecolongan. Hal ini, sama saja mengulang kejadian kecolongan oknum suporter Persija.yang melakukan kerumunan usai Macan Kemayoran meraih juara Piala Menpora.

Lanjutan K-BRIL1 yang sudah mendapat izin pemerintah, benar-benar wajib diantisipasi lagi agar tak terjadi kecolongan seperti ulah oknum suporter Persija dan Persebaya, yang pasti di luar kendali dan koordinasi pemimpin suporter resmi. Antispasi dengan cermat dan tegas, jangan sampai izin K-BRIL1 dicabut dan berefek pula pada Liga 2, Liga 3, dan turunnnya.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler