x

Investasi Saham

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 28 September 2021 05:54 WIB

Strategi Value Investing dalam Investasi Saham, Kisah Pemuda 26 Tahun Sukses Meraup Rp10 M

Value investing ini korelasinya dengan investasi jangka panjang. Untuk mendapatkan saham dengan valuasi yang murah, tentu perlu strategi khusus. Strategi ini, menurut investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong, baru-baru ini telah membuat seorang pemuda berusia 26 tahun, buruh pabrik, berhasil mendapatkan uang lebih dari Rp10 miliar di pasar saham. Pemuda itu berhasil dalam investasi saham karena rajin membaca laporan keuangan emiten yang diincar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lo Kheng Hong. Saham Milenial

Strategi value investing sedang naik daun sejak investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong baru-baru ini membuat kehebohan dengan menceritakan kisah seorang pemuda berusia 26 tahun yang berhasil mendapatkan uang lebih dari Rp10 miliar di usia muda dengan berinvestasi di saham.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanpa mau merinci identitas investor tersebut, Lo Kheng Hong, menyebut tamatan SMA itu buruh pabrik berhasil dalam investasi saham karena rajin membaca laporan keuangan emiten yang diincar.

Pemuda yang sudah meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja pabrik itu tidak hanya mengandalkan feeling dalam memilih saham-sahamnya, tapi betul-betul mau membaca laporan keuangan secara komprehensif dan detail.

Dari kisah ini pesan utamanya adalah kekuatan strategi value investing dalam investasi saham, yakni strategi investasi yang berkutat dengan analisis fundamental secara komprehensif.

Investasi saham yang saat ini sudah sangat mudah dinikmati secara online berbasis aplikasi, semisal dengan dengan applikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas, sudah sepatutnya tidak mengabaikan strategi value investing ini.

Tujuan strategi value investing ini adalah bisa menemukan dan membeli saham perusahaan dengan harga pasar jauh lebih murah daripada nilai intrinsik perusahaan.

Namun musti dicatat baik-baik di sini bahwa value investing itu tidak untuk trading, tetapi untuk investasi jangka panjang. Kalau untuk trading yang mengharapkan keuntungan dalam waktu dekat maka bisa-bisa justru mengeluh karena saham-saham yang katanya memiliki fundamental baik ternyata kenaikannya tidak signifikan.

So, perlu dicatat baik-baik bahwa strategi value investing ini korelasinya dengan investasi jangka panjang. Untuk mendapatkan saham dengan valuasi yang murah, tentu perlu strategi khusus.

Perlu dicatat di sini arti valuasi murah tidak sama dengan harga murah. Oleh sebab itu, investor perlu juga membandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya apakah relatif murah atau tidak dan membandingkannya juga dengan historikal harganya apakah relatif undervalue atau tidak.

Secara konkret ada beberapa pertimbangan analisis yang wajib dijalani mulai analisis performa finansial, penghasilan, cash flow, brand perusahaan, keunggulan produk, dan lain-lainnya yang dimaksudakan untuk mendapatkan data akurat terkait nilai intrinsik perusahaan.

Selanjutnya, beberapa rasio yang diperlukan untuk analisis valuasi yakni Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Rasio ini bisa menjadi parameter dalam mengukur valuasi harga suatu saham benar-benar sedang murah atau tidak.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler