nukil bulan menjelma setangkai sabit
tak seorang pun menantinya
selain hilir mudik angin
mendera-dera, membias sanggah langit
tertelungkup, jatuh di pelupuk mata
perempuan bermata kelabu
menyaru sayu, wajahnya pucat memutih sinar
mungkin akan retak dipenggal selintas cahaya
sementara puisi kita, berjalan tanpa mata
senyap tanpa aroma
engkau perempuan, tatapanmu serupa larik puisi
jatuh dalam pelukan telaga sunyi
Malang, 2021
Ikuti tulisan menarik Vitto Prasetyo lainnya di sini.