x

Iklan

sangpemikir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Oktober 2021

Kamis, 21 Oktober 2021 17:10 WIB

Setelah Jadi Maskot, Saatnya untuk Menjaga Kelestarian Kang Pho dan Drawa

PAPUA kaya akan flora dan fauna yang sudah terkenal hingga ke seluruh dunia. Diantara banyaknya kekayaan alam ini, Kanguru Pohon Mantel Emas dan burung Cendrawasih telah ditetapkan menjadi maskot PON XX Papua 2021 yang dilaksanakan pada 2 - 15 Oktober 2021. Dua satwa ini adalah asli Papua yang menjadi kebanggaan seluruh bangsa Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Maskot Kanguru Pohon Mantel Emas diberi nama Kangpho, sedangkan Cendrawasih dikasih nama  Drawa. Dalam poster PON XX Papua 2021, dapat dilihat bahwa Kangpho digambarkan sedang membawa obor.

Kangpho menggunakan ikat kepala berwarna kuning keemasan dengan mahkota berbentuk puncak salju, rumbai di kepala dan pinggang. Sedangkan ikat pinggang dan ikat lengan berupa ukiran khas Papua.

Maskot Kangpho yang membawa obor menyala melambangkan semangat kuat meraih prestasi dengan mengutamakan sportivitas. Ikat kepala warna kuning keemasan melambangkan kejayaan hasil kekayaan tambang bumi Papua. Sementara itu, mahkota puncak salju melambangkan puncak gunung Jayawijaya yang diselimuti salju abadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumbai di kepala dan pinggang merupakan busana kebanggaan masyarakat Papua. Simbol ini melambangkan sambutan hangat dan penuh keakraban oleh  masyarakat Papua. Ukiran yang terletak pada ikat pinggang dan ikat lengan tersebut berkaitan dengan spiritualitas dan penghormatan kepada nenek moyang yang selalu hidup dalam pikiran dan juga hati masyarakat Papua.

Kanguru Pohon Mantel Emas banyak diburu karena memiliki bulu keemasan yang sangat indah. Kanguru pohon memiliki  bulu berwarna coklat dan termasuk hewan marsupial atau memiliki kantong perut seperti kanguru pada umumnya. Panjang tubuhnya hanya berkisar 41-77 centimeter dengan berat 7 – 15 kilogram.

Bentuk tubuhnya lebih kecil dibandingkan kanguru Australia. Kanguru ini memiliki panjang ekor sekitar 40-80 cm dan terdapat motif lingkaran seperti cincin.

Pada tubuhnya terdapat warna putih kusam pada perut bagian bawah. Tapi yang membuat hewan ini sangat menarik adalah adanya warna keemasan pada bagian pipi, kaki, leher. Selain itu ada dua garis berwarna emas di bagian punggung yang menjadikan kanguru pohon ini dinamakan Kanguru Pohon Mantel Emas.

Seperti namanya,  kanguru ini lebih banyak melakukan aktivitas di atas pohon. Hewan ini memakan biji-bijian dan dedaunan muda dari pohon besar. Sesekali ia turun untuk mencari sumber air minum.

 

Burung Cendrawasih

Sedangkan burung cendrawasih terlihat begitu cantik. Orang asing menyebutnya sebagai birds of Paradise, burung surga.

Burung ini umumnya memiliki panjang sekitar 34 cm dan termasuk ke dalam jenis burung berkicau. Dari 30 jenis cendrawasih di dunia, 28 diantaranya berada di wilayah Papua.

Sebagai maskot PON XX Papua 2021, Drawa digambarkan sebagai burung jantan dewasa yang memiliki warna kuning di bagian kepala dan ekor. Pada bagian ekor terdapat dua  buah tali panjang berwarna hitam.

Drawa terlihat sedang memegang obor serta menggunakan medali berbentuk kalung dengan tali berwarna merah putih. Terdapat tiga lingkaran pada ujung kalung tersebut serta  menggunakan rumbai khas Papua pada bagian kepala dan pinggang.

Kepala dan ekor yang berwarna kuning, serta rumbai pada bagian kepala dan ekor melambangkan semangat kehangatan dan kegembiraan. Berbagai warna ini juga melambangkan tanah Papua yang kaya raya serta sambutan hangat dari masyarakat.

Cendrawasih memegang obor dengan api menyala yang melambangkan semangat kuat dan menyala-nyala untuk bertanding dan merebut prestasi dengan menjunjung tinggi sportivitas. Penggunaan kalung dengan tali medali berwarna merah putih melambangkan kebersamaan untuk memperebutkan medali dalam negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementara tiga lingkaran pada ujung kalung melambangkan klasifikasi antara medali emas, perak dan perunggu.

 

Langkah Pelestarian

Kanguru Pohon Mantel Emas

merupakan kanguru pohon yang memiliki nama latin Dendrolagus Pulcherrimus. Dikutip dari Lipi.go.id,  hasil dari ekspedisi November-Desember 2005 di hutan Mamberamo, Papua menemukan kanguru pohon mantel emas.

Penemuan Kanguru Pohon Mantel Emas disebut sebagai hasil survei yang paling spektakuler dan membanggakan saat itu. Pasalnya mamalia ini yang berstatus hampir punah tercatat sebagai penemuan pertama (first record) di wilayah Indonesia.

Keberadaan spesies itu dilaporkan oleh Dr Jared Diamond di Papua Nugini, pada tahun 1981 dan menjadi pembicaraan para ahli mamalia selama 25 tahun.

Para ahli mamalia menyebutkan bahwa kanguru pohon di Papua merupakan spesies yang berbeda dibandingkan sesamanya di Pegunungan Torricelli (Papua Nugini). Kedua lokasi tersebut terpisah jauh dan terisolasi.

Para peneliti juga mencatat bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan dan keperluan lainnya cukup mengganggu kanguru Papua sehingga jumlahnya semakin menurun. Mereka mencatat populasi terus menurun.

Pada tahun 2015, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan bahwa Kanguru Pohon Mantel Emas masuk di level critically endangered (CR) atau sedang dalam level kritis dan hampir punah.

Populasi di alam terus menurun yang disebabkan oleh perburuan dan hilangnya habitat mereka karena kerusakan hutan. IUCN mencatat untuk seluruh spesies kanguru papua, jumlahnya tak lebih dari 50 ekor.

Kanguru Pohon Mantel Emas sudah  masuk satwa yang dilindungi Indonesia. Hal ini tertuang pada lampiran Peraturan Pemerintah Tahun 1999 Tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Untuk melindungi Burung Cendrawasih Gubernur Papua, Lukas Enembe menerbitkan Surat Edaran pada 5 Juni 2017 yang berisikan larangan perburuan burung cendrawasih untuk pembuatan aksesoris maupun cinderamata. Namun pemanfaatan burung cendrawasih untuk ritual adat masih diperbolehkan.

Untuk menjaga keberadaan dari Kanguru Pohon Mantel Emas dan Cendrawasih diperlukan kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Dengan adanya tanggung jawab bersama dari seluruh komponen masyarakat, maka kedua satwa yang sangat berharga ini akan tetap eksis di alam Indonesia.****

Ikuti tulisan menarik sangpemikir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu