x

Ilustrasi pembangunan industri. Sumber foto: Republika

Iklan

Sutri Sania

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Januari 2021

Kamis, 21 Oktober 2021 17:12 WIB

Perindustrian Indonesia Sedang Bertumbuh, Tapi Masih Saja Ada Masalah?

Sektor perindustrian Indonesia, terutama manufaktur, diketahui telah memiliki capaian-capaian prestasi di kancah internasional. Hal ini dikarenakan total nilai ekspor, total nilai investasi hingga kontribusi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) nasional. Tetapi acapkali pelaku industri memiliki problem yang justru berasal dari dalam negeri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu sektor penting yang berperan dalam meningkatkan perekonomian negara adalah perindustrian. Tidak hanya lewat PDB (Pendapatan Domestik Bruto) nasional, kontribusi perindustrian dapat terlihat pada capaian nilai investasi serta ekspor.

Seperti capaian salah satu sektor industri yaitu manufaktur atau industri pengolahan di 2020 lalu. Rp272,9 triliun adalah nilai investasi sektor industri manufaktur, nilai ini meningkat dibandingkan 2019 yang hanya sebesar Rp216 triliun. Dan, dalam rentang periode Januari-Juni 2021, nilai investasi di sektor manufaktur tercatat di angka Rp167,1 triliun atau naik 28,94% dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sedangkan untuk nilai ekspor sektor industri manufaktur sendiri telah mencapai US$131,13 miliar atau setara dengan Rp1,8 kuadriliun berkontribusi sebesar 80,30% dari total ekspor nasional. Fakta terungkap apabila berbicara tentang besaran nilai ekspor industri manufaktur. US$102,87 miliar atau Rp1,4 kuadriliun adalah total nilai ekspor selama Januari hingga Juni 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prestasi Industri Indonesia di Kancah Dunia

Tidak hanya menyoal nilai investasi dan nilai ekspor, kontribusi perindustrian pada 2018 membuat Indonesia tercatat memiliki rekor PDB tertinggi di ASEAN dalam sektor industri manufaktur. US$39.7 miliar atau sekitar Rp560 triliun menjadi besarnya nilai PDB Indonesia saat itu.

Lebih lanjut, Competitiveness Industrial Performance (CIP) Index 2020 juga melaporkan adanya perbaikan peringkat daya saing manufaktur Indonesia yang kini berada pada urutan 39 dunia.

Suksesnya Perindustrian Tidak Lepas dari Kawasan Industri

Melihat capaian-capaian yang diraih sektor perindustrian, terutama industri manufaktur Tanah Air, sulit rasanya bila mengabaikan keberadaan dan peran Kawasan Industri (KI). Di kawasan industri itulah semua pihak salaing bahu-membahu melakukan kegiatan pengolahan.

Maka dari itu, dibutuhkan kondisi industri yang clear and clean dari problem lahan dan tata ruang, penyediaan infrastruktur dan prasarana dasar untuk mendukung proses produksi, hingga menyediakan lingkungan usaha dan investasi yang aman serta nyaman bagi investor.

Problematika yang Kerap Dihadapi KI

Begitu besarnya kontribusi industri dan keuntungannya bagi negara, maka sudah seharusnya semua lapisan masyarakat di Indonesia turut menjaga iklim investasi industri. Namun yang terjadi di lapangan, fakta mengungkapkan bahwa tidak sedikit kasus penjegalan terhadap para pelaku industri. Baik oleh “oknum” penguasa yang beraksi sendiri demi keuntungan pribadi atau sistem birokrasi yang masih merumitkan.

Seperti kasus tidak menyenangkan di salah satu perusahaan yang berada di kawasan industri yang cukup tersohor di Indonesia. Kawasan industri ini padahal rutin memberikan pajak dan royalti kepada negara bahkan besarannya hingga bisa membantu negera mengatasi defisit transaksi berjalan. Perusahaan lainnya yang juga berada di KI tersebut mendapatkan penghargaan dari ESDM berkat PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

Sebaiknya Kelancaran Kegiatan Industri Tidak Dipersulit

Padahal, jika para pelaku industri tidak dipersulit dan justru didukung dalam pengembangannya, termasuk mendukungnya menghubungkan kepada calon investor hingga memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan industri dan investor, maka ujung-ujungnya negara lah yang untung.

Telah terbukti di tahun-tahun sebelumnya, bahkan ketika pandemi Covid-19 masih melanda dan meluluhlantakkan perekonomian global, industri-industri Indonesia masih bisa bertahan hingga bisa menolong negara dari krisis yang berkelanjutan.

Bahkan di masa pandemi Covid-19, sektor industri manufaktur masih berkontribusi US$81,06 miliar atau Rp1,1 kuadriliun. Dapat dipastikan, hal ini turut menambah pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu saja masih ada kontribusi sektor industri lainnya selain dari sektor industri manufaktur.

Selain itu, tidak hanya meningkatkan PDB, nilai ekspor, maupun nilai investasi saja. Perindustrian juga berperan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) terhadap pendapatan, output, serta tenaga kerja di Indonesia.

Dengan menghalangi sektor perindustrian untuk tumbuh, maka negara bisa mundur dari prestasi-prestasi bidang ekonomi yang telah dicapai. Baik itu birokrasi rumit yang menyusahkan pelaku indusri atau "oknum" penguasa yang ingin menang sendiri sebaiknya tidak lama-lama dipelihara di dalam negeri.

 

 

Ikuti tulisan menarik Sutri Sania lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu