x

ilustr: guesehat

Iklan

M. Nur Kholis Al Amin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Oktober 2019

Senin, 25 Oktober 2021 15:49 WIB

Jomblo is “Loss Dooll”

Dengan demikian, jomblo mempermudah untuk “dooll” nadzoman tertentu dan berprestasi di dalam pendidikan pesantren. Oleh karena itu, bagi para remaja yang masih jomblo jangan berkecil hati, jomblo itu anugerah yang indah saat berproses mencari ilmu di masa remaja, pergunakan kejombloan untuk fastabiq al-khairat, karena Jomblo is “Loss Dooll”.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Detik, menit, jam tetap berputar sesuai arah jarum jam. Begitupula hari, bulan, tahun, telah silih berganti hingga saat ini, tahun 2021 yang telah memasuki era 4.0, era di mana pertukaran informasi dan data melalui teknologi yang serba virtual. Namun, sebagian waktu yang telah berlalu pun masih jua meninggalkan kenangan yang tak terlupakan, di antaranya adalah masa-masa saat masih remaja dan baru mengenal arti kata cinta.

Jamak dari kita di masa remaja, merasakan fase pubertas yang biasanya ditandai dengan perubahan fisik, kematangan daya pikir, dan juga kematangan fungsi seksual. Oleh karena itu, pada masa remaja ini sebagian besar para remaja mengenal istilah-istilah model hubungan spesial antara laki-laki dengan perempuan, semisal istilah: relationship, dating, pacaran, honey, kekasih, cinta, dan juga jomblo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari beberapa istilah model hubungan tersebut, jomblo merupakan salah satu sebutan bagi remaja yang dapat dibilang payah bagi mayoritas remaja yang sedang mengalami tren masa pubertas. Namun, tidak bagi penulis yang saat itu berstatus jomblo, karena jomblo itu harus “Loss Dooll”, sehingga sebutan jomblo is loss doll harus menjadi penyemangat untuk menggapai pembelajaran yang maksimal.

Bagi penulis, yang saat masa remajanya sedang mencari dan mengorek-ngorek ilmu di pondok pesantren dan juga ilmu umumnya di sekolah negeri, mengharuskan penulis berinteraksi dengan beragam corak dan warna dalam pergaulan, yang kemudian tetap memegang prinsip bahwa jomblo adalah pilihan dan harus “loss doll”. Be the way, apa sih makna “loss dooll” bagi penulis pada saat remaja dulu? Mau tidak bagi para pembaca diberi informasi supaya tau makna “loos dooll”? Pastinya mau, dong…

Well, makna loss itu bagi seorang remaja di kala itu adalah suatu hal yang mampu menjadikan diri pribadi dalam hati dan sikapnya lega atau plong, alias tidak terbebani pikiran se-antrah berantah seperti emak-emak yang sedang pusing memikirkan manajemen berbelanja dan bersosial. Oleh karena itu, masa remaja dengan status jomblo mempunyai sisi positif yang tidak bisa disepelekan, karena dengan jomblo tersebut seorang mampu berkiprah secara loss, lepas dari berbagai beban yang dapat menghambat perjalanan untuk menggapai cita-cita, pastinya juga untuk calon cinta yang sejati, sehidup semati, kelak.

Dengan demikian, sejarah akan mencatat bahwa jomblo bagi remaja di masa pencarian ilmu mempunyai nilai positif untuk membuat fresh pikiran tanpa ada beban untuk berkencan atau sekedar memuaskan model hubungan dalam berpacaran. Jadi, bagi remaja yang saat ini jomblo, janganlah berkecil hati, namun nikmati saja kejombolan itu, karena jomblo akan mengantarkan pada sikap loss tanpa beban, sehingga mampu untuk fokus dalam belajar dan menggapai cita-cita untuk masa depan yang masih penuh misteri.

Guys, scope uraian terkait makna loss bagi remaja yang menikmati kejombloannya pastinya seru banget ya, kala remaja saat itu, karena mempunyai waktu yang begitu luang untuk belajar, berkumpul dengan teman-teman, baik itu laki-laki ataupun perempuan tanpa adanya pembatasan dari seorang do’i, bahkan pada saat itu bisa mempunyai waktu yang sangat luang untuk bermain play station sampai berjam-jam. Itu beberapa kisah jomblo dengan kacamata loss-nya.

Sedangkan dari kacamata "dooll”nya, juga tidak kalah seru dibandingkan dengan kacamata “loss”, dari kacamata “dooll” juga mampu mengantarkan penulis saat masih remaja dan hidup dilingkungan pesantren untuk berlomba-lomba menge“dooll”kan hafalan nadzoman pada jenjang kelas madrasah diniyyah yang sedang ditempuh, baik itu harus dooll nadzom tuhfah al-athfal, al-jurumiyyah, al-‘imrithi, al-fiyyah ibn al-Malik, dan jawahir al-maknun.

Makna “dooll” di lingkungan pesantren saat itu adalah mampu menyelesaikan hafalan nadzoman bi al-ghoib dan menyetorkan pada guru/ ustadz pembimbing kelasnya masing-masing, bagi yang mampu menyelesaikan setoran hafalannya dengan bi al-ghaib, maka kemudian akan diberikan “syahadah” atau sertifikat bukti telah menyelesaikan hafalan nadzoman secara sempurna, yang kemudian disebut dengan istilah “dooll”.

Hal yang mendukung untuk menggapai “dooll” nadzoman bagi para santri salah satunya adalah adanya peraturan pesantren yang sangat ketat, salah satu di antaranya adalah jomblo itu merupakan keharusan. Bagi yang melanggar aturan kejombloan, maka sanksinya adalah hukuman “plontos” kemudian berendam pada air comberan pondok putri. Sehingga, ketidak jombloan pada saat itu, bisa dikatakan merupakan aib bagi santri yang sedang berproses mencari ilmu di pesantren. Singkat cerita, jomblo dalam kacamata “dooll” merupakan jalan untuk berlomba-lomba (fastabiq al-khairat) menyelesaikan hafalan bi al-ghaib nadzoman yang telah ditentukan berdasarkan jenjang kelas santri.

Dengan demikian, jomblo mempermudah untuk “dooll” nadzoman tertentu dan berprestasi di dalam pendidikan pesantren. Oleh karena itu, bagi para remaja yang masih jomblo jangan berkecil hati, jomblo itu anugerah yang indah saat berproses mencari ilmu di masa remaja, pergunakan kejombloan untuk fastabiq al-khairat, karena Jomblo is “Loss Dooll”.

Ikuti tulisan menarik M. Nur Kholis Al Amin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB