x

Iklan

Adjat R. Sudradjat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 29 Oktober 2021 15:55 WIB

Ini Dia Sosok Capres yang Menjadi Pilihan Megawati

Tidak seperti partai Gerindra dan Golkar misalnya yang telah mengumumkan bakal calon presiden yang diusungnya dalam Pilpres 2024 mendatang, PDI Perjuangan hingga saat ini masih belum jelas menentukan siapa gerangan sosok yang akan dijadikan jagoannya untuk bertarung dalam perebutan kursi nomor satu di republik ini. Sehingga teka-teki di tengah khalayak pun riuh-rendah berkembang liar karenanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bisa jadi, bagi kader akar rumput PDIP pendukung Puan Maharani, maupun relawan yang mengusung Ganjar Pranowo, sampai saat ini masih menunggu dengan harap-harap cemas keputusan Sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, dalam menentukan siapa kandidat yang tepat untuk diusung dalam Pilpres 2024 kelak. 

Apakah, Gubernur Jawa Tengah atau ketua DPR RI, atau mungkin saja dua-duanya didaulat sebagai capres dan cawapres, atau juga malahan yang dipilih Mega justru sosok di luar dua nama tersebut? Sampai saat ini masih menjadi teka-teki yang bikin rontok rambut saja memang. Lantaran hingga saat ini, Queen maker yang satu ini belum juga menentukannya.

Bahkan sepintas, sepertinya tokoh sentral partai berlogo kepala banteng dengan moncong putih ini, dengan sikap diamnya seakan-akan sedang melakukan survei dengan caranya sendiri. Beliau diam-diam tengah memantau perkembangan suara di tengah khalayak, ke arah mana terdengar gegap-gempitanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adalah penjelasan Sekjen Hasto Kristiyanto juga yang merupakan orang terdekat, dan sekaligus kepercayaan Mega, beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan ihwal membisunya mantan Presiden kelima tersebut.

Sebagaimana dikutip dari Tempo.co (18 September 2021), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu mengatakan, bahwasanya Megawati Soekarnoputri akan berkontemplasi sebelum memilih calon presiden dan calon wakil presiden 2024 yang akan diusung partainya. Ia mengatakan akan tiba waktunya bagi Megawati untuk memilih siapa calon yang bakal diusung.

"Untuk menjadi presiden, wakil presiden, atau menteri sekalipun, keyakinan spiritual PDIP selalu ada campur tangan Yang di Atas," kata Hasto dalam keterangan tertulis kepada media.

Hasto mengatakan seluruh kader PDI Perjuangan telah menyerahkan masalah penetapan capres-cawapres 2024 kepada Megawati. Dia juga meyakini Megawati akan memiliki pemimpin nasional dengan melakukan kontemplasi, mendengarkan suara rakyat, dan mempertimbangkan banyak aspek strategi.

Nah, jelas bukan dengan penjelasan Hasto di atas? 

Artinya selama ini Megawati sedang mengamati dengan cermat sekali, seraya bersujud memohon petunjuk Tuhan yang mahakuasa, siapa gerangan kandidat yang harus diberikan mandatnya untuk bertarung dalam palagan Pilpres 2024 mendatang.

Sehingga dengan demikian, boleh jadi - sebagaimana tadi disebutkan Hasto, suara rakyat banyak juga yang akhirnya akan menentukan.

Oleh karena itu, siapa pun yang didukungnya, baik Puan maupun Ganjar, sudah selayaknya berjibaku mencari dukungan sebanyak-banyaknya untuk memuluskan jalan kandidat yang didukungnya.

Bahkan kalau toh sekarang ini suara rakyat sudah mulai mengerucut, sebagaimana hasil survei Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas Ganjar bersama Prabowo berada di posisi pertama dengan Raihan 13,9 persen, dan kemudian hasil survei Poltracking Indonesia, yang menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu mengantongi 18,2 persen, sementara pesaing terdekatnya, menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan 17,1 persen, untuk sementara boleh jadi Megawati pun sudah mulai memiliki gambaran untuk langkah selanjutnya.

Hanya saja mungkin yang paling penting adalah sikap para pendukung Ganjar, sebaiknya jangan dulu menepuk dada. Apa lagi merasa jumawa. Hasil survei Poltracking Indonesia belum dapat dijadikan sebagai puncak keberhasilan. Melainkan hanya sekedar pendorong untuk lebih bersemangat lagi dalam berjuang meningkatkan elektabilitas kandidat yang didukungnya itu agar mendapatkan elektabilitas yang lebih signifikan lagi.

Sehingga apabila suara khalayak pendukungnya telah jelas tampak begitu banyak, syukur-syukur mampu melebihi ekspektasi, maka restu Megawati pun tak akan sulit didapat lagi. 

Terlepas dari mendapatkan dukungan, atau tidak dari Mega, sebenarnya sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya, tepatnya saat Pilpres 2014 dan 2019 yang dimenangkan Joko Widodo, atau Jokowi, faktor parpol pengusung tidak berpengaruh banyak terhadap konstituen. 

Bagaimanapun preferensi pemilih kebanyakan tergantung magnet elektoral figur, kekuatan personal branding, dan isu-isu yang diangkatnya, sebagaimana Jokowi dengan gaya blusukannya yang dianggap merakyat. Padahal banyak di antara pendukungnya tidak memberikan suaranya kepada PDIP kala itu. 

Bahkan banyak yang berterus terang mengakui bukan karena pertai pengusungnya, melainkan terpesona oleh sosok Jokowi sendiri.***

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler