x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 4 November 2021 18:50 WIB

2 Alasan Seseorang Terjebak Overtrading Saham

Trading dengan frekuensi tinggi yang berpotensi mendatangkan masalah manakala sudah terlalu jauh dari strateginya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Trading saham cukup diminati milenial yang baru atau telah mengenal transaksi saham. Trading adalah aksi jual-beli saham cepat untuk mendapatkan cuan dalam waktu singkat.

Aktivitas jual-beli dalam tempo singkat dengan memanfaatkan fluktuasi harga ini tentu saja bukan investasi. Berbeda dengan trading, investasi adalah upaya menanamkan modal atau dana dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan (cuan) dalam jangka panjang di masa mendatang. Dalam konteks saham maka investasi adalah aktivitas jual-beli saham dengan jangka waktu panjang.

Mau trading atau investasi itu pilihan. Toh, mau investasi atau trading kini sudah sangat mudah, semisal dengan aplikasi IPOT punya Indo Premier Sekuritas. Trading atau investasi di IPOT sudah sangat terjangkau dan mudah dalam praktiknya dengan dengan hape di genggaman tangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang utama justru bahwa  setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Selanjutnya kalau ada trader yang melakukan aksi jual-belinya dalam frekuensi yang sangat tinggi, tentu sah-sah saja asal benar-benar sesuai dengan strategi tradingnya. Seperti diketahui, setiap trader pasti punya strateginya masing-masing. Konsistensi dengan strategi inilah yang kadang sulit dipegang.

Trading dengan frekuensi tinggi yang berpotensi mendatangkan masalah manakala sudah terlalu jauh dari strateginya. Jika sudah demikian dia bukan lagi tipe scalper yang memang melakukan transaksi untuk mendapatkan profit kecil dengan cepat dengan frekuensi tinggi, melainkan trader yang sudah overtrading.

Jika sudah overtrading maka banyak yang menjadi tidak sadar bahwa biaya transaksinya juga makin banyak, emosi terkuras dan kualitas tradingnya juga nggak bagus sehingga ujung-ujungnya juga kerugian yang diderita.

Pertanyaannya kini apa yang menyebabkan seseorang terjebak dalam overtrading saham? Berikut ini 2 alasannya:

1. Gagal paham frekuensi trading

Banyak trader yang terjebak dalam overtrading karena berpandangan kalau melakukan trading dengan frekuensi yang banyak maka uang yang diperoleh akan semakin banyak.  Mereka ini beranggapan trading jadinya kayak lotere, semakin banyak yang diambil maka peluang menangnya semakin terbuka. Padahal, asumsi demikian tidak 100% benar. Yang membuat trading berhasil itu bukan kuantitas, melainkan kualitas. Kuantitas tanpa kualitas tentu saja hasilnya tidak maksimal.

2. Ngerasa sudah jadi jagoan

Trader yang beberapa kali berhasil mendatangkan cuan punya kecendrungan untuk menganggap atau merasa kalau dirinya sudah pintar. Ia lantas merasa sudah jago dan mahir. Makanya ketika suatu ketika menderita merugi, ia akan cenderung untuk melakukan transaksi demi transaksi hingga overtrading dalam upaya ngotot untuk menutup kerugian. Sayangnya, semakin frekuensinya tinggi, kualitasnya biasanya makin menurun. Yang terjadi bukannya balik modal, tetapi justru makin tenggelam.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB