AMBROL
By. Em Fardhan
.
Rasanya seperti baru kemarin janji itu terdengar indah di telingaku. Rasanya baru kemarin juga kita saling memadu kasih dalam hasrat yang menggebu. Bibir ini masih terasa basah oleh lembutnya bibirmu, tubuh ini juga masih hangat oleh bekas dekapanmu, dan hembusan napasmu pun masih terasa jelas memburu di wajahku.
Kini, sosok yang setiap hari aku puja-puja tengah bediri berdampingan dengan seseorang lelaki di pelaminan. Aku tak mampu berkata apa-apa selain hanya mengelus dada yang dari tadi terasa sesak tak terkira.
Aku masih belum percaya --membayangan pun tidak-- bahwa ternyata ada seorang manusia yang begini kejamnya mempermainkan perasaan seseorang. Aku bilang demikian kejam sebab kau meninggalkanku tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Dan sekarang kau mengundangku datang ke pernikahanmu, berharap aku bisa tegartegar, bijaksana, atau malah ikut berpesta melihat kebahagiaanmu? Kau mulai gila atau benar-benar sudah gila? Ini bukan udangan, tapi pembuhunan!
Sebaiknya aku segera pergi saja sebelum jiwaku semakin hancur tak tersisa.
Hati yang Patah, 11 Oktober 2021
Ikuti tulisan menarik Em Fardhan lainnya di sini.