Ironis, Ternyata Cinta Membutakan Segalanya
Jumat, 12 November 2021 06:11 WIBHidup adalah pilihan,dan semua pilihan memiliki resiko nya sendiri,tetapi kenapa aku terjebak di Antara pilihan yang salah? Apakah itu sebuah takdir? Atau aku tidak pandai memilih?
Pagi ini aku berjalan,tanpa arah dan tanpa tujuan ,rasanya ini seperti Langkah kaki terberat yang pernah aku rasaaan seumur hidupku,rambut kusam dan berkeringat,muka lusu dan mata sembab, aku bahkan tidak tahan menatap wajahku sendiri dari pantulan kaca, rasanya aku ingin tumbang aku sudah tidak kuat, tetapi sesuatu di tangan ku menguatkan ku,sesuatu yang sangat berharga, anugrah terindah yang tuhan berikan untukku,ia adalah satu satunya harta yang aku punya saat ini,aku tidak peduli seberapa Lelah aku,seberapa hancurnya aku saat ini,selagi ia masih berada di pelukanku,selagi aku masih bisa merasakan hembusan nafasnya,aku akan bertahan dalam keadaan apapun dan seberat apapun Langkah kakiku,agar ia tetap merasa aman berada di pelukanku.
Ya,dia adalah anaku,yang baru keluar dari kandungnku sekitar 3 bulan lalu,aku merasa bersalah,karna baru saja dilahirkan,ia sudah merasakan betapa pahitnya kehidupan,tidak tega aku melihatnya,matanya berbinar binar dan jika aku menatapnya rasanya seperti rumah,rasanya seperti mempunyai kehidupan baru yang penuh dengan semangat baru.
Ternyata sudah sangat jauh aku berjalan,perjalanan tanpa tujuan ternyata terasa lebih cepat,aku tidak tau aku sedang berada dimana,tetapi aku mendengar azan subuh berkumandang,suaranya menenangkan hati dan menyejukan fikiranku,aku mengikuti suara azan yang sedang berkumandang itu,suaranya semakin dekat dan sudah terlihat masjid yang sangat ramai,banyak warga setempat yang datang untuk melaksanakan shalat subuh berjamaaah disana,aku hanya melihatnya dari sebrang jalan,sambil melamun dan membayangkan sesuatu yang pernah terjadi di hidupku sebelum ini semua terjadi,masa masa dimana aku bisa hidup dengan tenang dan damai Bersama keluarga kecilku,ayah,ibu,dan kakak,namun sekarang,sepertinya sekedar mendengar namaku saja mereka sudah tidak mau,aku sudah menerimanya,aku tau ini semua kesalahanku,semua ini berawal Ketika ia datang di kehidupanku membawa sesuatu yang sangat buruk bagi hidupku yang aku alami hingga saat ini.
Saat itu usiaku masih sangat muda,aku masih menginjak 22 tahun,dan tepat di ulangtahunku yang ke 22,aku berkenalan dangan seorang lelaki,ia Bernama garni aku mengenalnya saat aku sedang mendatangi sebuah seminar,kebetulan ia duduk tepat di sebelahku,penampilannya menarik,tinggi,rapih dan wangi,kulitnya putih,dan sepertinya ia orang yang baik,terlihat dari nada baicaranya yang lembut dan tutur katanya yang sopan,aku bahkan sudah jatuh cinta dengan nya semenjak pertemuan pertama,sepertinya ia juga tertarik padaku,terlihat dari sorot matanya yang selalu memandang ke arahku,ini bukan kali pertama aku merasakan jatuh cinta,namun kali ini rasanya berbeda,sejak pertama aku bertemu aku sudah yakin dia adalah seseorang yang tepat untukku.
Beberapa minggu setelah seminar itu,ada nomor tidak dikenal memberiku sebuah pesan “hai,kamu masih ingat aku?” seperti itu isi pasannya,sebelumnya aku tidak tau siapa yang mengirim pasan itu,tetapi setelah aku melihat foto profil nya aku langsung teringat,wajah yang sampai sekarang masih tergambar jelas di fikiranku,”y aini garni yang waktu itu berkenalan denganku di seminar minggu lalu” batin ku.
Sejak saat itu aku dan garni semakin akrab,kita sering bertukar foto,menanyakan kabar,dan bertukar cerita setiap hari lewat telfon,dan semenjak itu hubungan ku dan garni bisa di bilang lebih dari sekedar teman biasa,walaupun garni tidak pernah menyatakan persaaanya kepadaku,begitupun aku tidak pernah sekalipun menyatakan persaanku kepda garni,tetapi kita berdua sudah menngganggap kita adalah sepasang kekasih,karna aku tau garni sangat mencintaiku dan begitu juga aku.
Setelah sekitar setahun aku dan garani hanya menjalin hubungan lewat ponsel,ahirnya aku mengajak garni untuk bertemu,ahirnya kami memutuskan untuk bertemu di hari minggu,rumah kami memang cukup jatuh,jadi aku memutuskan untuk naik kereta agar garni tidak terlalu jauh menghampiriku,kita memutuskan untuk bertemu di salah satu restaurant,karna kebetulan sudah jam makan siang,jadi kami sekalian makan siang berdua,entah mengapa,hatiku berdegup sangat kencang Ketika garni duduk tepat dihadapanku,garni sangat dewasa dan berwibawa,mataku tidak bisa berpaling dari wajahnya,jujur kali ini aku sangat jatuh terlalu dalam,aku sudah sangat mencintainya dan begiupun dia sudah sangat mencintaiku,kami menghabiskan banyak waktu berdua hari itu dan tanpa sadar hari sudah sangat larut,garni mengantarku pulang naik mobil,lalu di tengah jalan yang lumayan sepi,garni berhenti
“ada apa,kok berhenti?’ ujarku
Garni tidak membalas pertanyaanku,tetapi ia mengambil sesuatu dari sakunya
“will you merry me?” ucapnya dengan nada bicara yang sangat lembut yang benar benar meluluhkan hatiku,rasanya aku ingin teriak,aku benar benar tidak menyangka ia akan melamarku,dan menurtku aku sudah mengenalnya cukup lama,dan tidak ada satupun keraguan yang ada pada diriku tentang garni,tanpa berpikir Panjang aku menjawab nya ‘ya,ya,tentu saja aku sangat ingin” jawabku dengan lantang,tatapi karna sudah terlalu larut kamipun, melanjutkan pembicaraan sembari melanjutkan perjalanan karna telfon ku juga terrus berdering, sepertinya ibu sangat menghawatirkan ku Karna tak kunjung pulang saat sudah larut.
Sesampainya di rumah,ibuku menegurku perihal cicin yang melekat di jari manisku,tentu semua orang yang ada di rumah sangat kaget mendengarnya,sebenarnya ibu dan ayahku menyetujui lamaran ini,karna melihatku yang sudah cukup dewasa dan sudah memiliki pekerjaan,Cuma di antara aku dan garni memang ada tembok penghalang yang sangat kuat dan kokoh,aku dan garni memiliki keyakinan yang berbeda,maka dari itu ibu dan bapak ku benar benar tidak habis fikir dengan apa yang sudah ku perbuat.
Tetapi rasanya rasa cinta ini tidak mampu di kalahkan dengan apapun,garni sudah tidak tahan menunggu kepastian yang aku berikan,lalu hari ini aku membuat keputusan terburuk dalam hidupku,karna rasa cintaku kepada garni sudah terlalu besar,akupun membuat keputusanku sendiri,aku pergi ke tempat garni tanpa sepengetahuan orang tuaku,aku mebmawa cukup banyak pakaian dan uang,aku rasa semuanya sudah cukup dan aku tidak perlu lagi sosok orang tua dalam hidupku,walaupun telfonku terus berdering tetapi aku mengabaikannya karna aku tau itu pasti panggilan dari keluargaku.
Aku memutuskan untuk menikah secara diam diam dengan garni,karna seperti yang aku bilang,aku akan melakukan apapun untuk mempertahankan cinta kita,cinta ini benar benar sangat kuat,aku tidak bisa berhenti ataupun memudarkan cintaku kepada garni,namun kita berdua belum terikat pernikahan yang sah dan di setujui anggota keluarga dari masing masing pihak,namun kami tidak memperdulikannya,kami tetap menjalani pernikahan ini,walaupun aku harus kehilangan semuanya dari mulai keluarga dan pekerjaanku,tetapi aku memiliki garni yang sangat mencintaiku dan sejauh ini semuanya baik baik saja,sampai sekitar 5 bulan pernikahan kami,akupun mengandung pernikahan kami benar benar menjadi sangat harmonis kami melakukan semua hal bersama sama,senang sedih kami selalu ada untuk saling menguatkan.
Sampai suatu pagi,pagi terburuk yang pernah aku alami di hidupku bertepatan dengan bulan bulan terahir kandunganku,saat aku membuka mata,aku tidak melihat garni di sampingku,aku fikir dia sudah berangkat kerja,namun ini masih terlalu pagi,aku panik,ku langsung menghubungi garni,namun nomornya sudah tidak aktif,lalu aku menoleh ke sudut kamar banyak baju yang berserakan dan pintu lemari yang terbuka,aku melihat ke dalam lemari tidak ada satupun baju garni yang terlihat disana,aku benar benar merasa hancur fikiranku kosong rasanya aku tiak bisa berfikir lagi saat ini,aku berharap aku terbangun dari tidurku dan aku ingin semua yang terjadi hanyalah mimpi,hari ke hari keadaaanku sudah semakin buruk di dalam rumah,aku tidak mempunyai penghasilan sedikitpun,ahirnya aku melahirkan anakku di puskesmas geratis yang ada di sini,di daerah yang benar benar asing,aku belum tau banyak hal di desa ini,karna selama ini aku memang hanya berdiam diri di rumah,aku memutuskan untuk keluar dari sini untuk mencari kehidupan yang lebih baik agar aku dan anakku masih bisa bertahan hidup,yang aku bisa lakukan saat ini hanyalah berjalan tanpa arah dan tujuan,berharap tuhan masih mau menolongku yang gila ini.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Putri Alice dan 1 Hari yang Menyeramkan
Jumat, 10 Juni 2022 18:30 WIBKisah Rohimah di Suatu Desa
Selasa, 24 Mei 2022 06:31 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler