x

Kegiatan ekonomi di Morowali salah satunya adalah mendirikan UMKM kerajinan tangan. Sumber foto: kabarselebes.id

Iklan

Chika Lestari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Selasa, 16 November 2021 06:25 WIB

Melihat Bukti Nyata Dampak Industri ke Perekonomian Morowali

Perkembangan industri yang ada di daerah Morowali memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Terlebih, kini PDRB yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi warga lokal Morowali menjadi yang paling tinggi se-Sulawesi Tengah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika mendengar kata Morowali, apa yang ada di bayanganmu? Tinggalkan persepsi bahwa daerah Morowali di Sulawesi Tengah adalah sunyi, sepi, dan tertinggal. Kini, Kabupaten Morowali benar-benar telah berubah.

Perubahan yang siginifikan terlihat dari keberlangsungan kegiatan ekonomi di daerah Morowali yang disebut sedang alami pertumbuhan seiring dengan perkembangan industri di sana. Di daerah Bungku, misalnya, kini terlihat di sisi jalan raya terdapat banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), penginapan, hingga indekos. Adanya usaha-usaha ini merupakan cara warga daerah Morowali mengambil peluang dari banyaknya pekerja industri yang berada di Morowali.

Disebutkan oleh Bupati Morowali, Taslim, pada 11 September 2020 silam bahwa ada sekitar 5.000 warganya yang bekerja di PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park). PT IMIP itu sendiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlebih pekerja industri IMIP dari luar daerah juga ada hingga 30 ribu orang. Para warga tersebut memanfaatkan peluang dari kesempatan yang ada untuk membuka UMKM dari warung/kios, restoran, maupun indekos yang menargetkan pekerja industri. 

Maraknya Lembaga Usaha di Kab. Morowali

Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), lembaga usaha di Kabupaten Morowali telah berkembang dan terdiri dari 129 usaha/perusahaan. Selain itu pedagang-pedagang kecil juga tersebar di seluruh kecamatan. Hingga 2020, terdapat 2.261 sarana perdagangan di Kab. Morowali yang terdiri dari 25 pasar, 300 toko dan 2.296 warung/kios.

Sedangkan di sektor industri, tiga lapangan usaha di Morowali yang berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto yaitu industri pengolahan sebanyak 69,98 persen, sektor pertambangan 18,33%, serta konstruksi 5%.

PDRB itu sendiri adalah  jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Dan dengan berkembangnya industri dan para warga lokal yang bergerak cepat memanfaatkan peluang tersebut, maka tak heran jika laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Morowali di tahun 2020 menjadi yang tertinggi di Sulawesi Tengah yaitu sebesar 28,93% mengalami peningkatan 2,11 persen dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga dapat terlihat dari tingkat kesejahteraannya, termasuk di Morowali. Realitas pun berbicara. Tingkat persentase penduduk miskin di Morowali terus menurun setiap tahunnya, jika mengacu data Badan Pusat Statistik setempat. Dari 14,34% di tahun 2018 menjadi 13,43% pada 2020.

Terpampang nyata dampak positif dari adanya perindustrian, namun segelintir orang, yang bahkan tidak tinggal di sekitar industri, masih saja memiliki sentimen terhadap industri. Padahal jika tidak ada industri dan para pekerjanya, warga sekitar tak bisa ambil peluang berbinis dan taraf ekonomi tak meningkat. Sedangkan yang nyinyir dengan industri tidak membantu apapun ke kehidupan.

Ikuti tulisan menarik Chika Lestari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB