x

Bunga Senja

Iklan

Tri Sunarsih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 November 2021

Rabu, 17 November 2021 16:00 WIB

Semoga Aamiinku Menjadi Aamiin-Mu (Tuhan)

Raina, gadis berdarah Jawa Tulen yang kini terjebak pada cinta dalam diam. Terjebak pada cinta rahasianya, ya Robi. Sosok yang mampu merubah cara pandangnya terhadap dunia. Sosok yang mampu menyelamatkannya dari trauma paling dalam setelah hubungannya berakhir dengan Yudi, sosok pria yang telah ia dampingi bertahun-tahun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perkenalkan, namaku Raina.
Gadis yg terlahir dari keluarga sederhana berdarah Jawa tulen, Surakarta Hadiningrat.

Saat ini aku sedang melanjutkan pendidikan Ekonomi di Ibukota, bersama pasanganku, Yudi.
Pria berdarah Sulawesi, yang kutemui dimasa SMA.
Hubungan kami yang sudah berjalan 7tahun tidaklah mudah, bersekolah digedung yang sama, bekerja diperusahaan yang sama, dan berkuliah diuniversitas yang sama.


"Ah, tak apa bersusah payah dahulu, kan kudampingi ia dalam kondisi apapun." Pinsipku saat itu.

Selang waktu berjalan, kutemui ia telah berubah.
Sosok yang kukenal diawal tak kutemui lagi.

"Ah, nanti juga berubah." Kataku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi faktanya, semakin waktu berjalan, akupun semakin tak mengenalnya.
Sosok lembut yang kini menjadi kasar, sosok pelindung yang kini menjadi pemaki, ada dikehidupanku saat ini.
Rasanya aku tak kuat, melewati hari-hari seperti ini.


"Kan sudah lama kami bersama, sudah kuperjuangkan bertahun-tahun, apa aku bisa tanpanya,apa kata mereka kalau kami berakhir." Pikirku saat itu.

Tak terasa 3tahun sudah kujalani hari-hari penuh kekasaran.
3tahun sudah kujalani hari penuh ketakutan, penuh makian, tertawa dibalik tangisan, dan tetap kusimpan baik-baik seluruh perlakuannya, tak ada satupun orang yang tahu perlakuannya kini terhadapku, termasuk Orang Tuaku.

Hubungan kami kini hanyalah sekedar formalitas.
Tak ada lagi hal-hal yang mampu kusebut kami pasangan.

"Apa aku bisa keluar dari semua ini, apa aku bisa tanpanya, apa aku tak akan dimaki olehnya." Kataku.


Ah lelah sudah mataku yang setiap hari terlihat bengkak, menahan tangis.

Kupikir aku akan mati rasa, karna lelahnya menahan semua beban hubunganku bersama Yudi.
Sampai terlintas dalam pikiran, bahwa semua lelaki sama.
Ya, berubah setelah mampu berdiri sendiri.

Tapi ternyata aku salah.
Bahkan aku merasakan rasanya didengar ketika aku berbicara, merasakan rasanya dipedulikan ketika aku butuh. Aku merasakan rasanya diperlakukan dengan baik, tak ada kekasaran, tak ada makian, semua hal yang kutemui dihubungan bersama pasanganku.

Ya, kudapatkan semua dari Robi.
Sosok yang kukenal ditahun 2017, pria berambut gondrong berdarah Sumatera.


Ia adalah kawan dekatku diperkuliahan, sosoknya pendiam dan cuek.
Semakin hari aku merasa semakin dekat dengannya, karna kami memang sering disatukan dalam satu kelompok semasa perkuliahan.
Bahkan kini, sosoknya yang mampu membuatku memberanikan diri tuk mengakhiri hubunganku yang sudah tak baik bersama Yudi.


Ya, hubungan kami selesai.
Kurelakan ia ditengah perjalanan kami.
Kulepaskan ia tuk mengejar hal-hal yang tak dapat kupahami kini.

Entah mengapa, aku dapat merasakan rasanya mengikhlaskan paling dalam, bahkan setelah 7 tahun kutemani, kudampingi ia dalam segala kondisi.
Mungkin, karna segala cara telah kucoba namun kenyataan berkata lain.

Cinta dalam diam, ya kini aku terjebak.
Terjebak pada sosok yang mampu merubah caraku memandang dunia.
Terjebak pada hati yang mampu menyelamatkanku dari trauma paling dalam.
Tejebak pada pribadi yang sangat mulia memanusiakan manusia.

Tak terasa sudah, 3tahun berjalan kusematkan namanya selalu dalam do'a sepertiga malamku.
3tahun sudah aku berlindung dibalik kata pertemanan bersamanya.
3tahun sudah aku mendambakan sosoknya.


"Apa lebih baik ku ikhlaskan saja? Tapi rasanya tak rela jika kelak harus melihatnya bersama yang lain."
"Apa kukatakan saja? Tapi rasanya tak sampai hati tuk mengatakan."

"Ah, hal tergila yang pernah kulakukan." Kataku.

Haruskah aku menjadi Fatimah yang mencintai Ali dalam diam.
Ataukah aku harus menjadi Khadijah yang datang untuk menyatakan rasa terhadap Nabi Muhammad.


"Ah, tak masuk akal." Kataku.

Tapi aku teringat kembali pada sosok Zulaikha.
Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, makin jauh Yusuf darinya.
Tapi ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf untuknya.

Betapa mudah bagi Allah, jika Allah telah berkehendak.

Cara Allah bekerja untuk menjodohkan hambanya takkan bisa dimengerti oleh kita hambanya yang tak yakin oleh rencananya.

Kuputuskan tuk tetap menyematkan namanya dalam do'aku.
Kuputuskan tuk tetap mencintainya dalam diam, semoga kelak apapun rencana Allah adalah jalan terbaik untukku, dan terlebih untuknya.

Teruntuk kamu, cinta rahasiaku.
Berbahagialah selalu,tetaplah membumi, peliharalah selalu sifat sabarmu, peliharalah selalu sifat tulusmu.
Semoga Allah mudahkan segala yang sedang kau usahakan.

Jikalau kelak, Allah pertemukan lagi dan mempersatukan, aku sangat bersyukur.
Tapi jikalau kelak Allah tak pertemukan dan tak menyatukan, tak apa.

Setidaknya aku harus memastikan, kamu telah menemukan cinta sejatimu, cinta yang akan selalu membersamaimu, cinta yang pastinya akan selalu kau jaga, sebagaimana kamu menjaga dirimu.

Betapa sulitnya kini aku membayangkan setiap  kata “aamiinku”, akan berbalas dengan kata “aamiin” darimu.

Namun,aku percaya tak ada yang sulit bagi Allah, untuk tidak membalas setiap kata “aamiin” yang kupanjatkan, jika kelak memang akan menjadi takdirku.

Sampai bertemu dititik terbaik menurut takdir, cinta rahasiaku.


Dari aku,
yang akan selalu mendo'akanmu.

 

Ikuti tulisan menarik Tri Sunarsih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler